ASEAN BLOGGER COMMUNITY (ABC) MEWUJUDKAN PEMAHAMAN, KEPEDULIAN DAN PARTISIPASI PUBLIK DAN PEMUDA INDONESIA MENUJU KOMUNITAS ASEAN 2015
ASEAN
BLOGGER COMMUNITY (ABC) MEWUJUDKAN PEMAHAMAN, KEPEDULIAN DAN PARTISIPASI PUBLIK
DAN PEMUDA
INDONESIA
MENUJU KOMUNITAS
ASEAN 2015
Oleh
Casmudi
Email:
casmudi.vb@gmail.com
Sejak ASEAN dibentuk 46 tahun lalu
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Thailand), ASEAN menjadi organisasi regional
Asia Tenggara yang
mempunyai peranan penting. Negara-negara anggota ASEAN adalah Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos,
Myanmar dan Vietnam. ASEAN bukan hanya memelihara stabilitas dan pembangunan
kawasan, tetapi juga mempercepat kerja sama antar kawasan dan global. Sepak
terjang ASEAN memang tidak sehebat organisasi Uni Eropa. Hal itu disebabkan
karena pemahaman, kepedulian dan partisipasi publik dan pemuda Indonesia tidak
maksimal terhadap keberadaan ASEAN.
Gambar 1.
Negara-negara anggota ASEAN
Sumber: http://www.edupai.web.id/2013/04/asean-blogger-community-bersama.html
Masalah
lain adalah karena adanya masalah politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya Indonesia
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Mengatasi masalah tersebut, menurut Edupai (2013)
mengatakan bahwa masalah tersebut menimbulkan
adanya gagasan negara-negara ASEAN dengan segera untuk membentuk sebuah
komunitas agar rakyat juga turut aktif dalam kepentingan nasional, dan saling
bertukar pikiran demi mensejahterakan rakyat yang sifatnya datang dari bawah
dan bukan dari atas. ASEAN diharapkan sudah tidak tergantung lagi pada usaha Pemerintah,
namun juga tergantung pada usaha kita sebagai rakyat untuk mau menerima ASEAN
dengan pikiran positif dan terbuka.
ASEAN
Community 2015 Untuk ASEAN yang Lebih Baik
Gambar 2. Menyambut ASEAN Community 2015
Sumber: ASIA News
Komunitas ASEAN atau ASEAN Community diyakinkan mampu
memperkuat dan memberikan kejelasan gerak dan langkah masyarakat ASEAN. Kata
“komunitas” dalam bahasa Inggris berarti “community”. Menurut kamus Oxford, “community” berarti a group of
people living in the same place or having a particular characteristic in
common. Secara geografis, ASEAN berada di kawasan Asia Tenggara dan umumnya
berikilim tropis. Negara-negara ASEAN memiliki karakteristik yang tidak berbeda
jauh dalam hal ras dan budaya. Umumnya negara-negara ASEAN adalah orang Melayu
dengan karakteristik pertanian yang kuat di masyarakatnya (Pradana
Nusantara, 2011). Komunitas ASEAN
merupakan salah satu konsep kerjasama yang dirancang oleh negara-negara ASEAN
yang melibatkan setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, meliputi politik-keamanan,
ekonomi dan sosial-budaya(Sae, 2011).Menurut Makarame (2011), mengatakan bahwa
betapa pentingnya mewujudkan ASEAN dalam sebuah komunitas. Akhirnya, Komunitas
ASEAN 2015 resmi disepakati dengan ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN
Community by 2015” oleh para Pemimpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu,
Filipina, 13 Januari 2007.
Terwujudnya
Komunitas ASEAN sangat penting karena sebelumnya ASEAN telah membentuk sebuah
integrasi regional yang ditandai adanya persetujuan kawasan perdagangan bebas ASEAN Free Trade Area (AFTA), implementasi piagam ASEAN
pada tahun 2008. ASEAN juga berhasil menjaga perdamaian, dan menghargai
koeksistensi masing-masing
negaraanggota ASEAN (DPR RI, 2012). Komunitas
ASEAN 2015 semakin memperoleh
momentum dengan diratifikasinya Piagam ASEAN
(ASEAN Charter) yang bertujuan
untuk mentransformasikan ASEAN dari sebuah asosiasi politik yang longgar
menjadi organisasi internasional yang memiliki Legal Personality, berdasarkan aturan yang professional (rule-based organization). Piagam
ASEAN diadopsi pada
KTT ASEAN ke-13
di Singapura, November 2007 dan berlaku sejak 15 Desember 2008 (Eddy Cahyono, 2013). ASEAN Charter menjadikan ASEAN sebagai “legal personality”, ASEAN “rule-based
organization”, yang menegaskan kembali tujuan dan
prinsip-prinsip ASEAN, mekanisme
penyelesaian sengketa (dispute-settlement
mechanism), dan memiliki kerangka hukum yang lebih kuat (Roike Sinaga,
2007).
Gambar 3. Sekretaris Jenderal
ASEAN, Le Luong Minh
Sumber:
http://www.investor.co.id/home/indonesia-berperan-
mewujudkan-komunitas-asean/58362
Sekretaris Jenderal ASEAN, Le Luong
Minh memandang peran Indonesia dalam mendorong perwujudkan komunitas ASEAN 2015
sangat penting sehingga akan terus meningkatkan komunikasi dan kerja sama
dengan pemerintah RI (Investor.co.id, 2013). Pertemuan rutin tahunan Menteri
Luar Negeri ASEAN, yang diadakan pada anggal 16-17 Januari 2011 di Bali,
Indonesia pasca-penetapan Indonesia sebagai Ketua (Chairman) ASEAN tahun 2011. Pertemuan
tersebut menghasilkan poin-poin penting, antara lain: Pertama, terkait percepatan tahap pembentukan Komunitas ASEAN tahun
2015, yang disangga oleh ketiga pilarnya, yaitu pilar politik-keamanan, pilar
ekonomi, dan pilar sosial-budaya ASEAN, Kedua,
peran ASEAN dalam menciptakan kondisi keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium), terutama kawasan Asia
Timur, dan Ketiga, peran ASEAN di
tingkat masyarakat global (ASEAN
Community in a global community of nations), terutama ketika diproyeksikannya
Komunitas ASEAN 2015 yang terintegrasi, baik dalam konteks politik-keamanan,
perekonomian, maupun sosial-budaya(Kompas,2011).
Sae
(2011) juga menegaskan bahwa dalam memajukan dan mengembangkan kawasan ASEAN,
maka negara-negara ASEAN berusaha mempercepat target terbentuknya Komunitas
ASEAN di tahun 2015, yaitu: 1. Komunitas ASEAN bidang Politik-Keamanan (ASEAN Political-Security Community) atau
ASPC, 2. Komunitas ASEAN bidang Ekonomi (ASEAN
Economic Community) atau AEC, dan 3. KomunitasASEAN bidang Sosial-Budaya (ASEAN Socio-Cultural Community) atau
disingkat ASCC. Melalui 3 konsep komunitas ASEAN 2015 tersebut, diharapkan
dapat terciptanya perdamaian dan kemakmuran di seluruh wilayah ASEANyang
disetujui dari Bali Concord II. Untuk mewujudkan pencapaian-pencapaian
tersebut, tindakan yang paling baik adalah memberikan pemahaman, kepedulian dan
partisipasi publik dalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015 melalui berbagai media
baik cetak maupun elektronik/internet. Penyambung informasi melalui media
elektronik/internet yang dilakukan sekarang adalah dengan dibentuknya ASEAN
Blogger Community (ABC) (Makarim Wibisono, 2006).
Terbentuknya
ASEAN Blogger Community (ABC)
Kita
patut bangga Indonesia dipercaya sebagai Ketua ASEAN. Tetapi kebanggaan
tersebut tereduksi berpijak pada pemahaman, kepedulian dan partisipasi publik
dan pemuda Indonesia terhadap keberadaan ASEAN. Masyarakat Indonesia sampai
saat ini masih minim tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ASEAN. Yang
paling menakutkan adalah kesiapan menghadapi Komunitas ASEAN 2015 yang
membutuhkan dayasaing masyarakat Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Sekarang
ini, jangankan untuk mempersiapkan segala sesuatunya, memahami tentang
Komunitas ASEAN 2015 saja masih minim. Pepatah umum mengatakan “tak kenal maka
tak sayang, dan tak sayang maka tak cinta”. Oleh sebab itu, kesuksesan
menghadapi Komunitas ASEAN 2015, Indonesia membutuhkan peran publik dan pemuda
yang signifikan. Saat kurangnya pemahaman, kepedulian dan partisipasi publik
dan pemuda Indonesia, kehadiran
ASEAN
Blogger Community memberikan angin segar. Langkah-langkah yang dilakukan ASEAN
Blogger Community menyadarkan masyarakat Indonesia, khususnya pemuda untuk
memahami, peduli dan berpartisipasi untuk menghadapi Komunitas ASEAN 2015.
Gambar 4. ASEAN Blogger Community
(ABC)
Sumber:
http://pradananusantara.wordpress.com/2011/
09/08/menuju-komunitas-asean-2015/
Wijaya
Kusumah (2012) mengatakan bahwa salah satu butir penting dalam pembahasan KTT
ASEAN di Jakarta tanggal 7-8 Mei 2011 adalah pembentukan komunitas ASEAN 2015
yang selanjutnya menjadi momentum lahirnya ASEAN Blogger Community
(ABC) Chapter
Indonesia yang diresmikan oleh Dirjen Kerjasama ASEAN Kemenlu Djauhari
Oratmangun, dan bersama wakil-wakil komunitas blogger yang dideklarasikan
tanggal 10 Mei 2011. Tidak main-main, ASEAN Blogger Community telah mengadakan
konferensi pertamanya di Bali, 16 November 2011 yang menekankan pada pentingnya
peran media sosial untuk mengampanyekan ASEAN Community 2015. Para Blogger se-Asia
Tenggara berperan menyediakan informasi dan berbagi apapun yang bertujuan untuk
membangun Komunitas ASEAN.
ASEAN
Blogger Community juga sebagai media yang telah ada, dapat memberikan peran
yang sangat besar demi terwujudnya Komunitas ASEAN 2015.
Makarame
(2011) mengatakan bahwa Deklarasi Pembentukan Komunitas Blogger ASEAN-Indonesia
(ASEAN Blogger Community Chapter
Indonesia) mengemban tugas: Pertama,
membantu upaya-upaya memperkuat integrasi ASEAN yang bersifat kerakyatan (people centred) dan mendorong interaksi
ASEAN dengan masyarakatnya yang lebih mendekatkan satu sama lain, Kedua, memberikan masukan berbagai
kebijakan dan kerjasama pilar-pilar ASEAN bagi peningkatan kepentingan nasional
dan kesejahteraan rakyat, Ketiga,
menjembatani komunikasi di antara blogger dan partisipasi publik di antara
rakyat di negara-negara ASEAN melalui blog dan sosial media serta kegiatan
offline, Keempat, menyelenggarakan
berbagai kegiatan untuk mendorong pelibatan blogger dan masyarakat agar
memiliki rasa kepemilikan dan keinginan yang kuat untuk berpartisipasi dalam
kerangka kerjasama ASEAN, dan Kelima,
membentuk sebuah wadah bagi para blogger untuk menampung dan menyampaikan
aspirasi serta melaksanakan berbagai kegiatan terkait ASEAN, alamat blog
http://aseanblogger.com. Serta keanggotaannya bersifat inklusif, mewakili komunitas
ataupun pribadi.Edupai (2013) mengutarakan bahwa tanggal 10-12 Mei 2013, ASEAN
Blogger Community menggelar pertemuan yang bertajuk ASEAN Blogger Festival
#ABF2013. Kegiatan ini dipusatkan di kota Solo. Salah satu alasan pemilihan kota
Solo, karena memiliki perhatian penting terhadap warisan budaya.
ASEAN
Blogger Community (ABC) untuk ASEAN
Community2015
Keresahan
akan kurangnya pemahaman, kepedulian dan partisipasi publik dan pemuda untuk
menghadapi Komunitas
ASEAN 2015 menjadi tanggung jawab semua negara ASEAN. Perlunya informasi yang
berkesinambungan kepada masyarakat ASEAN, khususnya Indonesia bisa diantisipasi
oleh ASEAN Blogger Community yang memberikan gagasan untuk mengatasi masalah
tersebut.Keberadaan ASEAN Blogger Community berfungsi: Pertama, sebagai penyambung lidah penyampaian program-program ASEAN
kepada masyarakat dengan menyebarluaskan seluruh program-program ASEAN kepada
warga negaranya dengan bahasa yang dimengerti, Kedua, sebagai penyambung lidah masukan-masukan, keluhan-keluhan,
serta aspirasi masyarakat kepada pengurus ASEAN. Perlu diketahui bersama bahwa
tidak semua warga negara di seluruh ASEAN sudah melek huruf, dan Ketiga,
sebagai pengawas dalam pembangunan Komunitas ASEAN 2015, agar terwujud sesuai
dengan harapan. ASEAN
Blogger Community juga digunakan sebagai
tolok ukur seberapa besar Prinsip Bebas-Aktif yang diterapkan melalui
berita-berita yang ditulis.
Dalam
hal politik-keamanan, Ferry Ferdiansyah (2013) mengungkapkan bahwa masalah
ASEAN yang sedang memanas adalah sengketa Laut Cina Selatan yang melibatkan
anggota ASEAN, China, dan Taiwan. Empatanggota ASEAN, yaitu: Malaysia, Brunei
Darussalam, Vietnam, Filipina plus Taiwan, terlibat konflik teritorial dengan
China. Keenam negara tersebut sama-sama mengklaim sebagai pemilik wilayah yang
disengketakan. Oleh karena itu, tanggal 22-26 April 2013 diadakanlah Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-22 di Brunei Darussalama mengusung tema “Our People, Our Future Together" yang
memastikan komitmen bersama untuk mencapai Komunitas ASEAN 2015 dan menyikapi
masalah Sengketa Laut China Selatan (Sae, 2011). Beberapa negara anggota
ASEAN membutuhkan penyelesaian masalah perbatasan wilayah yang terjadi antara
anggota ASEAN antara lain masalah Sabah antara Filiphina dan
Malaysia, Kasus Ambalat
antara Indonesia dan
Malaysia, masalah Perbatasan Malaysia dan Thailand, masalah
perbatasan Kamboja dan Thailand (Yasmin Sungkar, 2008).
Keamanan
di kawasan ASEAN merupakan harga mati terwujudnya Komunitas ASEAN 2015. Komunitas
keamanan sebagai kelompok negara yang telah
terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan
damai antar negara didalamnya telah
tercipta dengan mapan dan dalam waktu yang
cukup lama sehingga dalam menyelesaikan masalah keamanan yang
terjadi, cara kekerasan merupakan
cara yang tidak dikehendaki (Karl W. Deutschs, 2007 dalam Bambang Cipto,
2007). Setelah terbentuknya Komunitas ASEAN yang aman, indikator
kerjasama keamanan ASEAN merupakan kerjasama yang bersifat komprehensif, yaitu:
1. Kerjasama keamanan yang lebih bersifat terbuka, 2. Tidak untuk membentuk
suatu pakta pertahanan/aliansi militer, 3. Bukan merupakan kebijakan luar
negeri bersama, dan 4. Mengacu pada berbagai
instrument kerjasama keamanan
yang sudah ada, yaitu: ZOPFAN, TAC, SEANWFZ, Piagam PBB
dan Prinsip-prinsip hukum internasional (Deplu ASEAN, 2007). Tindakan ASEAN Blogger Community adalah memberikan
gagasan melalui media sosial demi terwujudnya penyelesaian konflik
politik-keamanan secara damai. Pesan-pesan yang disampaikan ke Pemerintah
negara ASEAN melalui media sosial memberikan
masukan, seperti mediasi kepada negara yang berkonflik agar penyelesaian
konflik politik-kemanan diselesaikan seceatnya dan tidak menyebar luas. ASEAN Blogger Community memberikan informasi
bahwa sengketa politik-keamanan tidak akan mewujudkan Komunitas ASEAN 2015.
ASEAN
Blogger Community berperan sebagai media penyalur informasi melalui web,
penerbitan tabloid atau buletin mengenai kebijakan politik yang disepakati negara
anggota ASEAN. Menghadapi
Komunitas
ASEAN 2015 bidang ekonomi, ASEAN Blogger Community berperan memperkenalkan
produk-produk khas bernilai ekonomi yang menjadi unggulan dari setiap negara
ASEAN. Melalui media web yang telah tersedia, dimungkinkan untuk ditambahkannya
forum katalog online mengenai produk-produk yang berasal dari negara-negara
ASEAN. Indonesia perlu meningkatkan UMKM yang menghasilkan produk-produk
berdaya saing dan mampu menekan biaya ekonomi tinggi.
Sedangkan
menghadapi ASEAN Community 2015 bidang Sosial-Budaya, ASEAN Blogger Community memfasilitasi
program konferensi antara pemuda di kawasan ASEAN yang bisa digunakan sebagai
ajang pengenalan budaya, sekaligus juga sebagai forum diskusi untuk membahas
isu-isu sosial kemasyarakatan yang muncul di kawasan Asia Tenggara (Sae,
2011). Kerjasama di bidang sosial-budaya
menjadi salah satu titik tolak utama untuk meningkatkan integrasi ASEAN melalui
terciptanya “a caring and sharing
community”, yaitu sebuah masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi
(Wikipedia, 2013). Perlu
disadari bahwa era globalisasi ekonomi membuat pola dan dimensi baru yang
diidentikkan dengan mulai memudarnya batas-batas negara, menyempitnya ruang dan
waktu, serta menjadikan dunia tanpa batas (borderless).
Pasar tunggal dan pusat produksi akan membawa konsekuensi terjadinya aliran
bebas barang (free flow of goods),
aliran bebas jasa (free flow of services),
aliran bebas investasi (free flow of
investment), aliran bebas tenaga kerja terdidik (free flow of skilled labor) dan aliran bebas modal (free flow of capital) (Eddy Cahyono,
2013). Kuncinya
Indonesia harus meningkatkan daya saing.
Dengan semakin canggih
dan masifnya penggunaan internet dan perangkat media sosial seperti cable
television, blog, email, twitter, dan facebook membuat komunikasi antar
personal semakin mudah. Seolah-olah batas negara kini tiada lagi, internet
menyatukan kita manusia di seluruh dunia. Para blogger dapat dengan mudah
saling terhubung, dan berkomunikasi dengan teman-teman blogger dari negara
ASEAN lainnya. Tentu saja kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu syarat
penting agar informasi yang disampaikan dapat dipahami dalam bahasa
internasional (Wijaya Kusumah, 2012). Tetapi, di lain sisi terdapat tantangan
yang dihadapai ASEAN Blogger Community mendatang, yaitu keragaman bahasa dari
10 negara ASEAN. Jumlah keragaman bahasa akan bertambah jika kita menilik
berbagai bahasa yang dipakai aneka suku bangsa di negara-negara tersebut. Untuk
mengatasi masalah tersebut, bahasa Inggris dapat menjadi solusi yang dapat dengan
cepat diadaptasi karena pengajarannya yang sudah semakin luas dan metode
pengajarannya yang terstandarisasi di berbagai negara dengan tidak menghilangkan
keanekaan bahasa yang dimiliki masing-masing negara ASEAN (Pradana Nusantara,
2011).
Usulan-usulan,
Strategi dan Rekomendasi untuk Komunitas ASEAN 2015
Menghadapi
ASEAN Community 2015, perlu adanya tindakan-tindakan yang brilian. Masyarakat
Indonesia, khususnya pemuda untuk bersikap kreatif dalam meningkatkan daya
saing. Dalam hal politik-keamanan, seperti mengusulkan adanya perjanjian
ekstradisi seluruh negara ASEAN menghadapi kejahatan transnasional. Konsep keamanan berubah dan
ASEAN secara otomatis
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, apalagi banyak
tantangan-tantangan regional baru yang dihadapi ASEAN tidak hanya fokus pada
masalah keamanan tradisional saja tetapi
mulai menghadapi masalah keamanan
non-tradisional yang berupa
kejahatan dan perdagangan
terorganisir, pembajakan,
perdagangan obat-obatan, penyelundupan
dan perdagangan manusia, terorisme serta keamanan lingkungan,
yang mana kejahatan-kejahatan tersebut lebih dikenal dengan kejahatan
transnasional (transnational crime)
(Bambang Cipto, 2007). Dalam bidang ekonomi, ASEAN Blogger Community
mengusulkan terwujudnya ASEANetrepeneur, yaitu komunitas entrepreneur berbasis
internet dalam memasarkan produknya dalam melakukan transaksi jual-beli,
promosi produk, mencari barang yang dibutuhkan dan lain-lain. Hal ini akan berdampak positif seperti peningkatan
kesejahteraan masyarakat, meningkatnya jumlah UKM, promosi pariwisata, dan
lain-lain di kawasasan ASEAN (Pradana Nusantara, 2011). Sedangkan dalam bidang
sosial-budaya, ASEAN Blogger Community mengusulkan agar para blogger seluruh ASEAN
bisa mengeksplor keahlian masing-masing, seperti travel blogger, food blogger
dan tentunya juga banyak blogger lain yang menuliskan berbagai macam hal secara
umum atau mungkin bisa disebut general/universal
blogger. Dengan keahliannya masing-masing ASEAN Blogger Community mampu
mengembangkan serta mengeksplorasi sosial budaya masing-masing negara ASEAN
(Ivan Prakasa, 2013).
Strategi
yang dilakukan ASEAN Blogger Community untuk membantu Pemerintah agar
meningkatkan pemahaman, kepedulian, partisipasi publik dan pemuda menghadapi
Komunitas ASEAN 2015, yaitu: 1.
Sosialisasi besar-besaran semua kalangan, 2. Peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mampu bersaing dan kuat menghadapi tantangan, contoh:
pelatihan bahasa Inggris, pengembangan dengan pelatihan, workshop, pertemuan
rutin antar pelaku ekonomi, dan pembangunan networking, 3. Pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), 4. Penyediaan Modal yang mudah diakses oleh
pelaku usaha dari berbagai skala, 5. Perbaikan Infrastruktur seperti logistik,
listrik, telekomunikasi, revitalisasi transportasi, jalan raya, rel kereta api,
pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Kita mengetahui bahwa kesemua faktor ini
sangat mempengaruhi proses produksi dan distribusi, 6. Reformasi kelembagaan
& Pemerintah yang taat hukum & tidak memihak sangat diharapkan, dan 7.
Reformasi Iklim Investasi (Makarame, 2013).
Rekomendasi
terbaik untuk Pemerintah mengahadapi Komunitas ASEAN 2015 adalah meningkatkan Paradiplomasi
yang merujuk pada hubungan internasional yang
dilakukan institusi sub nasional, regional, lokal, (bukan pemerintah pusat),
untuk kepentingannya. Dalam era
globalisasi fenomena ini
begitu kuat seiring dengan terbukanya akses dan meningkatnya peran dan
pengaruh aktor non negara dalam arena hubungan internasional. Daerah memiliki
kesempatan mempromosikan perdagangan, investasi, dan berbagai potensi
kerjasama dengan pihak-pihak
yang berada di luar
batas yurisdiksi negara (Christy
Damayanti, (2012). Tugas ASEAN Blogger Community adalah mensosialisasikan bahwa
diplomasi pada umumnya merujuk pada seni, teknik dancara bagaimana kita
mengadakan pendekatan atau perundingan (negosiasi) untuk memperjuangkan
kepentingan nasional suatu negara
dan langkah-langkah yang diambil
untuk mengamankan kepentingan
tersebut, disamping membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan Negara-negara lain
(Boer Mauna, 2002).
Daftar Pustaka
Cahyono, Eddy. (2013). Komite Nasional Mendorong Peningkatan Daya
Saing. Diambil dari http://www.setkab.go.id/artikel-8698-html
Cipto, Bambang. (2007). Hubungan
Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 5 dan
224.
Damayanti, Christy. (2012). Potensi Paradiplomasi dalam Mendukung
Kinerja Diplomasi Indonesia Menuju Komunitas ASEAN. Transformasi Vol XIV
No. 22 Tahun 2012.
Deplu ASEAN. (2007). ASEAN
Selayang Pandang. Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar
Negeri Republik Indonesia, hal. 29.
Deutschs, Karl W., dkk. (1961). International Politics and Foreign Policy. New York: Free
Press, hal. 98.
DPR RI. (2012). Laporan Delegasi DPR RI ke AIPA & ASEAN Secretariat Retreat.
Bali, 4-7 September 2012.
Edupai. (2013). ASEAN Blogger Community: Bersama Mewujudkan Komunitas ASEAN 2015.
Diambil dari http://www.edupai.web.id/2013/04/asean-blogger-community-bersama.html
Ferdiansyah, Ferry. (2013). Indonesia dan Mimpi Komunitas ASEAN 2015.
Diambil dari http://suar.okezone.com/read/2013/05/22/58/810664/indonesia-dan-mimpi-komunitas-asean-2015
Investor.co.id. (2013).
Indonesia Berperan Mewujudkan
Komunitas ASEAN. Diambil dari http://www.investor.co.id/home/indonesia-berperan-mewujudkan-komunitas-asean/58
362
Ivan Prakasa. (2013). Komunitas ASEAN Will Be In Your Hand.
Diambil dari http://ivan
prakasa.com/2013/08/17/komunitas-asean-will-be-in-your-hand/
Kompas. (2011). Mewujudkan Komunitas ASEAN 2015. Diambil dari http://nasional.kompas.
com/read/2011/01/22/04053223
Kusumah, Wijaya. (2012). Peran Blogger untuk Komunitas ASEAN 2015:
Sebuah Pemikiran dari Seorang Blogger. Diambil dari
http://wijayalabs.com/tag/peran-blogger-dalam-mewujudkan-komunitas-asean-2015/
Makarame. (2011). Komunitas ASEAN 2015 yang Bebas-Aktif. Diambil dari http://www.ma
karame.com/2011/09/komunitas-asean-2015-yang-bebas-aktif.html
Mauna, Boer. (2002). Diplomasi
dan Hukum Diplomatik.
Nusantara, Pradana. (2011). Menuju Komunitas ASEAN 2015. Diambil
dari http://pradana
nusantara.wordpress.com/2011/09/08/menuju-komunitas-asean-2015/
Sae. (2011). Untuk Komunitas ASEAN 2015. Diambil dari http://saezablog.wordpress.com/
2011/09/08/untuk-komunitas-asean-2015/
Sinaga, Roike. (2007). Menunggu Implementasi Piagam ASEAN.
Diambil dari http://berita
sore.com/2007/11/13/menunggu-implementasi-piagam-asean/32k.
Sungkar, Yasmin. (2008). Isu-isu Keamanan Strategis Dalam Kawasan
ASEAN. Jakarta: LIPI Press.
Wibisono, Makarim. (2006). Tantangan Diplomasi Multilateral.
Jakarta: LP3ES, hal. 202.
Wikipedia. Wawasan 2020 ASEAN. Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/
Wawasan_ 2020_ASEAN
2 comments for "ASEAN BLOGGER COMMUNITY (ABC) MEWUJUDKAN PEMAHAMAN, KEPEDULIAN DAN PARTISIPASI PUBLIK DAN PEMUDA INDONESIA MENUJU KOMUNITAS ASEAN 2015"
Thanks you , Mr. Casmudi...