Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

7 (Tujuh) Hal Positif dengan Adanya Pandemi Korona (COVID-19)

    Virus Korona yang berasal dari Wuhan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) telah menjadi pandemi (Sumber : www.suara.com)






    Organisaasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)) menyatakan bahwa virus Korona telah menjadi Pandemi. Karena, telah menyebar di berbagai negara secara bersamaan. Tentu, hal ini membutuhkan penanganan secara serius dari negara-negara di dunia. Virus yang penyebarannya luar biasa ini sungguh menghantui masyarakat tanpa pandang bulu. Virus yang berawal dari Wuhan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) ini benar-benar membuat  banyak hal negatif. Khususnya, di Indonesia yang semula "dianggap kebal" dengan adanya virus tersebut, kini telah menunjukan masyarakat Indonesia yang terpapar Virus Korona lebih dari 400 orang.
       Tentu, dengan adanya penyebaran Virus Korona banyak menimbulkan kerugian dan keburukan. Setiap pihak di belahan dunia akan menganggap bahwa Virus Korona membawa banyak hal negatif. Yang paling kentara adalah meningkatnya kematian di dunia. Namun, di sisi lain, tahukah anda bahwa penyebaran virus Korona di dunia juga memberikan banyak hal positif. Setidaknya, ada 7 (tujuh) hal positif yang timbul akibat penyebaran Virus Korona, yaitu:


1. Timbulnya Persatuan atau Kepedulian Negara-Negara di Dunia.

    Pandemi COVID-19 menciptakan rasa persatuan di belahan dunia. Beberapa negara menjalin persatuan untuk memberantas virus tersebut. RRT juga bersiap mengirim tim medis ke negara lain yang mempunyai dampak parah dengan adanya pandemi Korona. Baru-baru ini, Pemerintah Indonesia mengirim pesawat militer ke RRT untuk membawa peralatan canggih dalam mengatasai pandemi virus Korona.
       Negara-negara lain dunia juga menjalin persatuan untuk mengakhiri pandemi virus Korona. Bahkan, kepedulian bangsa Indonesia atas pandemi virus Korona tersebut, Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sedang mengembangkan vaksin anti Korona. Tentu, ini menjadi berita baik. Bukan hanya bagi bangsa Indonesia sendiri. Namun, bagi bangsa-bangsa di dunia untuk mengakhiri pandemi virus Korona.

2. Berkurangnya Tingkat Polusi di Dunia.

    Meluasnya pandemi virus Korona membuat beberapa negara mengeluarkan kebijakan LockDown. Dengan tujuan untuk menghentikan semua mobilisasi atau pergerakan warganya untuk ke luar negeri atau yang masuk ke negaranya. Masyarakat dunia, khususnya Indonesia juga mengeluarkan kebijakan Work From Home (WFH) atau Bekerja dari rumah. Dengan tujuan untuk mengurangi atau menghentikan penyebaran virus Korona. 
        Dengan adanya kebijakan WFH maka kemacetan lalu lintas berkurang drastis. Saya sendiri yang tinggal di Bali sangat merasakannya. Tahukah anda bahwa dengan pengurangan tingkat lalu lintas yang berkurang drastis maka pencemaran atau polusi udara juga berkurang secara signifikan. Berkurangnya tingkat polusi udara akan berdampak positif bagi kesehatan manusia, bukan? 

   
3. Mempererat Hubungan Keluarga.

    Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk menciptakan Social Distancing (jaga jarak) dengan orang lain. Dan, kebijakan untuk Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. kebijakan ini digencarkan setelah salah satu menteri era Jokowi II yaitu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi positif terpapar virus Korona. Dengan adanya WFH maka masyarakat dunia, khususnya di Indonesia dianjurkan atau diwajibkan untuk bekerja di rumah saja. Semua aktifitas pemerintah dan akademik dilakukan dari rumah atau secara online. Bahkan, Presiden Jokowi juga melakukan rapat penting dengan para menterinya secara online. 
     Hal yang sangat positif dengan adanya WFH ini yaitu menciptakan hubungan atau silaturahmi antar anggota keluarga menjadi lebih baik. Apalagi, bagi Kepala Keluarga yang sibuk bekerja di kantor, di mana pergi pagi dan pulang malam. WFH memberikan kesempatan besar menciptakan komunikasi orang tua dan anaknya menjadi lebih intens. Bahkan, orang tua akan lebih memahami masalah yang dihadapi oleh anak dan istrinya. Seperti orang tua terlibat dalam proses belajar anaknya yang dilakukan secara online. 
  
4. Menciptakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    Pandemi COVID-19 telah menciptakan masyarakat dunia, khususnya Indonesia untuk memahami tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Saya pribadi tidak melupakan untuk mencuci tangan ketika akan memasuki rumah. Masyarakat dunia menyadari perlunya PHBS agar kebal atau mempunyai antibodi dalam menghadapi pandemi COVID-19. 
     Hal yang paling kentara dari pandemi virus Korona adalah pemandangan masyarakat dunia untuk memakai masker. Juga, perlu menyediakan Hand Sanitizer (alat pembersih tangan) dalam berbagai kegiatan. Sungguh, sebuah keajaiban yang saya lihat dan rasakan. Saya berusaha untuk membawa Hand Sanitizer ke manapun. Bahkan, sehabis dari luar rumah, MENCUCI TANGAN adalah hal yang HARUS SAYA LAKUKAN. 


5. Melirik Produk Ekonomi Lain.

    Pandemi virus Korona juga membuka pemahaman masyarakat Indonesia akan hasil sumber daya alam, yang mampu menangkal virus Korona. Tanaman empon-empon seperti jahe, temulawak, sereh, bawang dan lain-lain menjadi produk alam yang mulai dilirik oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, kebutuhan akan jahe yang tinggi menjadi harga produk tersebut menjadi meningkat. Tentu, berdampak positif yaitu meningkatkan pendapatan pedagang atau petani yang menanam jahe.
     Minuman Jamu yang dulu jarang dilirik (menjadi kebiasaan) masyarakat karena rasa pahit, mulai dilirik masyarakat. Mereka rela meminum jamu dengan tujuan untuk menangkal virus Korona. Pandemi virus Korona memberikan dampak negatif bagi dunia, namun penghasilan pedagang empon-empon menjadi meningkat. Tentu, kondisi pandemi virus Korona ini mampu menciptakan kesadaran masyarakat Indonesia tentang betapa kayanya sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Dan, ternyata mampu menangkal virus Korona.

6. Menciptakan Rasa Empati.

    Empati adalah sebuah kebaikan yang akan terus dikenang dalam kasus pandemi virus Korona ini. Banyak masyarakat dunia yang mencipatkan rasa empati untuk membantu saudaranya di belahan dunia yang terpapar virus Korona. Salah satu yang menjadi perhatian adalah pesepakbola dunia Christiano Ronaldo. Dalam berbagai berita online memberikan kesempatan atau sumbangan yaitu hotel yang dimilikinya untuk menjadi tempat penyembuhan para pasien yang terpapar virus Korona. 
     Beberapa bintang Korea menyumbang miliaran rupiah untuk membantu saudaranya yang terpapar virus Korona. Tak lupa, beberapa artis di negeri kita seperti Maya Estianti menggalang dana untuk proses penyembuhan para pasien yang terpapar virus Korona. Dan, masih banyak lain yang tak bisa saya sebutkan dalam tulisan ini. Ini menjadi bukti bahwa empati adalah penting.
      Yang menarik adalah rasa empati atau berbuat baik dari salah satu pengamat media sosial yaitu Dr. Rulli Nasrullah atau yang biasa disebut Kang Arul. Beliau menciptakan empati yang tak disangka-sangka. Atas kepedulian terhadap orang yang tetap bekerja di luar rumah seperti Driver Ojol. Kang Arul melakukannya dengan MEMESAN makanan melalui aplikasi. PESANAN tersebut TIDAK PERLU DIANTAR ke pemesannya. Namun, PESANAN tersebut untuk Driver Ojol saja. Tentu, ini menjadi bukti empati atau kepedulian Kang Arul terhadap Driver Ojol, sebagai pihak yang sangat rentan tertular virus Korona. Berbuat kebaikan tidak perlu membawa alasan apapun.  


7. Lini Media Sosial Dipenuhi dengan Informasi atau Berita Kebaikan. 

    Yang paling menarik dari kasus pandemi virus Korona adalah lini media sosial yang dipenuhi dengan aura kebaikan. Dengan adanya LockDown di Italia, mereka menciptakan hiburan bagi tetangga lainnya karena tidak bisa ke luar rumah. Para artis di negeri Paman Sam juga ada yang menciptakan hiburan dengan menyanyi bagi para followernya agar bekerja di rumah tidak membosankan. Tidak ketinggalan, beberapa artis di Indonesia menciptakan kebaikan dengan membagikan video saat mencuci tanganya sambil bernyanyi. 
      Masyarakat biasa juga banyak yang berbagi kebaikan di ranah media sosial. Seperti yang sedang viral yaitu video yang menunjukan bahwa dengan menyantap telor ceplok yang dibumbui kecap mampu menangkal virus Korona. Hal tersebut juga mampu mencegah aksi Panic Buying (berbelanja gila-gilaan) yang bisa merugikan orang lain. Seperti langkanya stok dan naiknya harga.  
      Baru-baru ini, lini media sosial dipenuhi dengan postingan tentang Dokter Handoko yang menjadi Tim Medis untuk pasien virus Korona. Meskipun beliau berumur hampir 80 tahun dan sempat dilarang oleh keluarganya. Namun, jiwa kemanusiaan Dokter Handoko patut diacungi jempol. Beliau rela dan ikhlas siang malam untuk menjadi tim medis COVID-19. Di mana, setiap detik nyawa beliau terancam oleh paparan COVID-19. 
     Postingan Dokter Handoko yang terbaring lemah di ICU membuat banyak kalangan terhenyak. Menaruh empati besar atas perjuangan GARDA TERDEPAN tim medis ini. Bahkan, orang nomor satu di Jawa Tengah Gubernur Ganjar Pranowo menyempatakn diri untuk menelepon Dokter Handoko dan berkomuniikasi langsung. Sebuah empati yang tidak bisa ternilai harganya dari kalangan pejabat tinggi.    

     Dari pembahasan di atas menunjukan bahwa pandemi virus Korona mampu merugikan sendi-sendi perekonomian di belahan dunia. Namun, kata pepatah menyatakan bahwa di balik kesempitan pasti ada kesempatan yang luaar biasa. Semua pihak di dunia menyatakan bahwa pandemi virus Korona adalah hal yang sangat MERUGIKAN banyak sektor. Tetapi, kesempatan terbaik selalu ada dari musibah tersebut. 
     Allah SWT tidak akan menguji manusia DI LUAR BATAS KEMAMPUANNYA. Percayalah, Allah SWT Maha Penyayang dalam kasus pandemi virus Korona ini. Dan, bagi orang-orang yang bersyukur, maka mereka akan selalu melihat sisi positif dari sebuah wabah yang sedang mendera dunia ini. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya berdoa SEMOGA PANDEMI VIRUS KORONA INI AKAN SEGERA BERAKHIR. 



Denpasar Bali (Work From Home/WFH), 22 Maret 2020



     

1 comment for "7 (Tujuh) Hal Positif dengan Adanya Pandemi Korona (COVID-19)"

DWI RATNAWATI March 29, 2020 at 5:26 AM Delete Comment
Ternyata ada hal positif di balik pandemi virus Korona ya.