Ini loh, 5 Hal Penting yang Berhbungan dengan Literasi Keuangan di Bulan Ramadhan
Kebutuhan rumah tangga
sehari-hari di bulan Ramadhan
(Sumber: dokumen pribadi)
Bulan Ramadhan
adalah bulan yang agung. Bulan yang di dalamnya penuh dengan amalan dan pahala
yang berlimpah. Serta, bulan yang didambakan setiap umat Islam karena di
dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar yang
lebih baik dari malam 1000 bulan. Itulah sebabnya, umat Islam menyambut bulan
Ramadhan dengan suka cita.
Apalagi, perintah
puasa datangnya dari Allah SWT maka Allah SWT lah yang akan memberikan langsung
pahala amalan anda selama berpuasa di bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, banyak
hal yang dipersiapkan menghadapi bulan Ramadhan, terpenting adalah keimanan
yang tinggi. Dari sisi duniawi, maka kita juga melakukan rutinitas berbuka dan
sahur untuk menjaga puasa anda.
Hal
yang paling menarik saat bulan Ramadhan adalah pengeluaran keuangan. Boros atau tidaknya pengeluaran keuangan anda
tergantung bagaimana anda memahami benar tentang Literasi keuangan di bulan
Ramadhan. Literasi keuangan merupakan pengelolaan keuangan secara baik dan
bijak, kadangkala menjadi hal sepele tetapi perlu dilakukan siapapun untuk
mengelola keuangan di bulan Ramadhan. Ketika pemahaman literasi keuangan rendah
maka anda akan mengalami kebobolan keuangan di bulan Ramadhan.
Perlunya mengatur keuangan di
bulan Ramadhan
(Sumber: dokumen pribadi)
Secara tidak sadar,
banyak hal yang merangsang anda untuk menjadi konsumerisme. Jika anda tidak kuat dalam hal ini, maka dipastikan
pengeluaran anda akan membengkak dibandingkan bulan-bulan lainnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
bulan Ramadhan sehubungan dengan keuangan anda, yaitu:
1.
Jika penting, maka anda perlu
mencatat pengeluaran harian atau bulanan di bulan Ramadhan. Pengeluaran ini
mencakup seperti: pengeluaran buka puasa, sahur dan keperluan mendesak lainnya.
2.
Pengeluaran anda yang berhubungan
dengan kewajiban dalam berpuasa seperti: bayar zakat fitrah.
3.
Pengeluaran yang diperlukan untuk
menghadapi Hari Raya Idul Fitri biasanya seperti: berbelanja pakaian baru,
pernak-pernik Idul Fitri (desain rumah,
meja tamu dan lain-lain), biaya mudik (pulang kampung), salam tempel buat
saudara dan lain-lain.
Masyarakat bisa
berhemat untuk kebutuhan dapur atau rumah tangga saat bulan puasa tetapi banyak
yang tidak mampu mengendalikan pengeluaran yang membabi-buta untuk keperluan
Hari Raya Idul Fitri. Karena, keperluan hari raya perlu direncanakan sebaik
mungkin saat bulan Ramadhan. Tetapi, banyak juga masyarakat yang “terkapar”
duluan atau tidak mampu mengendalikan pengeluaran saat bulan Ramadhan sebelum
“bertempur” menghadapi pengeluaran untuk hari raya.
Perlu uang ekstra untuk berbelanja
takjil buat berbuka puasa
di bulan Ramadhan (Sumber: dokumen pribadi)
Ada 5 hal penting
yang sangat penting dalam mengelola keuangan di bulan Ramadhan:
Perlunya
Kesederahanaan Saat Buka Puasa atau Sahur.
Buka puasa atau
sahur hendaknya memegang prinsip kesederhaaan. Banyak orang yang ingin serba
mewah saat berbuka puasa atau makan sahur. Berbagai menu disajikan di meja
makan agar banyak pilihan. Padahal, Islam mengajarkan pada umatnya untuk hidup
sederhana atau tidak berlebih-lebihan. Saat anda tidak bisa mengontrol
pengeluaran atau pemahaman literasi
keuangan anda rendah, maka tahap awal anda sudah mengalami kebobolan keuangan.
Apalagi, jika anda
belanja di luar untuk kebutuhan buka puasa dan sahur, maka semakin membengkak
pengeluaran anda. Saya lebih menyenangi untuk berbuka puasa dan sahur di rumah dengan
menu yang dimasak sendiri. Bukan hanya menjalin komunikasi dengan sesama
anggota keluarga tetapi buka puasa di rumah memang lebih menyenangkan. Dan,
menu yang saya masak dipastikan tidak
bersisa. Karena, jika menu anda mempunyai sisa yang banyak maka peluang
besar akan dibuang. Sayang bukan? Mubadzir
adalah pekerjaan setan. Kecuali, jika ada anggota keluarga anda yang tidak
berpuasa.
Menu buka puasa dan sahur yang
sederhana akan mengerem
pengeluaran di bulan Ramadhan (Sumber: dokumen pribadi)
Menghindari
Makan di Luar Saat Buka Puasa atau Sahur
Ketika anda
menginginkan untuk menekan pengeluaran di bulan Ramadhan, maka hal yang wajib
diperhatikan adalah sebisa mungkin menghindari makan di luar. Mengapa? Semakin
sering anda makan di luar maka pengeluaran anda bisa meningkat hingga tiga kali
lipat. Apalagi, saat perasaan gengsi menerpa diri anda karena ajakan teman,
kolega, partner bisnis dan lain-lain
maka makan di tempat mewah menjadi sebuah keharusan. Anda mungkin
beruntung jika anda ditraktir oleh teman. Tetapi, tidak seterusnya bukan?
Kebiasaan makan di luar saat buka
puasa atau sahur
akan meningkatkan penegluaran di bulan
Ramadhan (Sumber:
dokumen pribadi)
Disinilah
perlunya memahami literasi keuangan. Khususnya, kebutuhan buka puasa bukan
berdasar pada keinginan tetapi berdasarkan pada kebutuhan anda. Saat anda
bernafsu ingin buka puasa di suatu tempat yang bonafide maka secara otomatis anda perlu mengeluarkan anggaran
lebih. Saya tidak melarang anda untuk makan di luar. Sekali-kali boleh untuk
mengalami buka puasa atau sahur yang lain dari biasanya. Tetapi, jika anda
mengalami ketagihan karena malas masak atau masak sendiri terlalu ribet, maka
membengkaknya pengeluaran tidak bisa terhindarkan.
Saya juga pernah
makan di luar, tetapi dengan mengikuti acara buka puasa bersama (bukber) yang
tidak mengeluarkan dana sama sekali. Jika, ada keinginan untuk mencicipi menu sebuah
resto maka saya menggunakan dana cadangan dan
tidak makan di tempat tetapi dibawa pulang (take away). Jika anda makan
di tempat maka anda akan pesan minum dan lainnya. Semakin membengkak
pengeluaran anda.
Buka puasa berssama (bukber) di
masjid bisa menekan
pengeluaran bulan Ramadhan (Sumber: dokumen pribadi)
Belanja
Kebutuhan Hari Raya Lebih Awal
Sudah lumrah jika
merayakan Hari Raya Idul Fitri (Hari Lebaran) sealu dikaitkan dengan yang serba
baru. Dan, biasanya kebutuhan hari raya ini adalah kebutuhan paling besar pada
bulan Ramadhan. Kita sering mendengar lagu hits saat hari raya yang berbunyi, “baju baru Alhamdulillah, tuk dipakai di hari
raya. Gak adapun nggak apa-apa, masih ada baju yang lama”. Sepertinya berat untuk mengamalkan lagu tersebut
yaitu: tetap memakai baju yang lama untuk merayakan hari raya. Karena, hari
raya identik dengan baju baru.
Saran saya, biaya
untuk segala keperluan hari raya Idul Fitri lebih baik dicicil atau berbelanja
lebih awal. Bahkan, saya melakukan belanja keperluan pribadi baik membeli baju,
sepatu dan lain-lain saat belum memasuki bulan Ramadhan. Saya berburu promo dan
diskon yang benar-benar harganya lebih murah dari harga di pasaran.
Kembali, pemahaman
literasi keuangan yang berhubungan dengan kebutuhan hari raya harus menerapkan
kebutuhan wajib bukan karena keinginan lain seperti ingin tampil mewah di
hadapan orang lain. Saat anda berbelanja keperluan hari raya seperti pakaian
yang harganya mahal atau branded
(bermerek) karena gengsi maka anda sebenarnya sedang meningkatkan pengeluaran
anda. Padahal, ada pakaian yang sejenis yang harganya lebih murah dan tidak
menggerogoti pengeluaran anda.
Berbelanja
demi kebutuhan hari raya (Sumber: www.halomoney.co.id)
Mempunyai
Dana Cukup untuk Mudik
Mayoritas, anda
hidup berpisah dengan orang tua karena pekerjaan. Dan, hari raya Idul Fitri adalah saat yang
tepat untuk berkumpul semua sanak saudara. Oleh sebab itu, pos pengeluaran
bulan Ramadhan akan digerogoti oleh kebutuhan tersebut jika anda tidak mempunyai
dana cadangan untuk mudik.
Pengeluaran untuk
pembelian tiket pesawat atau bus pergi-pulang (PP), pengeluaran BBM (Bahan
Bakar Minyak) untuk kendaraan pribadi, biaya rental kendaraan bagi yang tidak
mempunyai kendaran pribadi, biaya makan selama perjalan mudik, biaya liburan
saat hari raya dan lain-lain merupakan deretan kebutuhan yang akan mencekik
saat anda merayakan hari raya. Dan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga
keuangan anda sejak bulan Ramadhan atau jauh-jauh hari.
Yang menarik adalah
harga tiket pesawat atau bus yang melonjak tajam (tuslah) saat menjelang Hari
Raya sering membuat kelabakan banyak orang. Siasat saya untuk menekan
pengeluaran pada pos ini adalah anak saya mudik dengan bus. Saya dan istri
mudik dengan menggunakan sepeda motor.
Berat memang
melakukan perjalanan mudik dengan sepeda motor yang melintasi jalan raya
sepanjang kurang lebih 1.500 km PP. Bukan hanya kondisi atau stamina tubuh yang
dipertaruhkan, tetap keamanan selama perjalanan juga harus dipegang kuat. Tetapi,
dengan niat dan berdoa pada Allah SWT maka perjalanan mudik menjadi
menyenangkan. Terpenting, biaya perjalanan mudik bisa menghemat 80% dari biasanya.
Bagi anda yang
mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) maka hendaknya digunakan secara baik dan
bijak. THR bukan untuk foya-foya tetapi THR akan membantu anda saat akan
melakukan perjalanan mudik. Anda perlu mengerem berbagai kebutuhan yang tidak
semestinya dengan uang THR tersebut. Karena, kebutuhan untuk mudik membutuhkan
dana yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, THR perlu diatur sebaik mungkin.
Menggunakan
THR (Tunjangan Hari Raya Sebaik Mungkin)
(Sumber: www.halomoney.co.id)
Perlu
Dana Cadangan Untuk Keperluan Lainnya (Insidentil)
Setiap manusia
mempunyai kebutuhan yang datang tiba-tiba baik untuk kepentingan sendiri maupun
kepentingan orang lain yang berhubungan dengan anda. Kadangkala, banyak orang
akan mengalami kebingungan saat datang kebutuhan mendesak dan persedian dana
tak mencukupi atau tidak sama sekali. Inilah hal yang perlu diperhatikan, dana
cadangan sangatlah penting. Bisa berupa dana segar yang anda kumpulkan
sedikit-demi sedikit atau barang lain yang bisa diuangkan seperti emas.
Sama halnya dengan
bulan Ramadhan, maka memahami literasi keuangan adalah perlunya dana cadangan
atau investasi yang menjaga anda pada kebutuhan mendesak kapan pun dan di
manapun. Apalagi, bagi anda yang mempunyai anak sekolah maka kebutuhan mendesak
bisa datang tiba-tiba. Ramadhan kali ini, saya sendiri mendapatkan kebutuhan
mendesak yang tidak saya harapkan sebelumnya yaitu: kebutuhan dana untuk acara
SPK (Studi Pengenalan Kampus) anak yang memakan dana lumayan besar. Untung,
saya mempunyai dana asuransi, jadi kebingungan saya bisa terobati.
Saya juga rajin
menabung secara pribadi yang dikumpulkan dalam celengan untuk keperluan
mendesak lainnya. Dan, apa yang saya lakukan
beberapa kali menyelamatkan kebutuhan mendesak.
Perlunya dana cadangan
atau investasi di bulan Ramadhan
(Sumber: www.republika.co.id)
Jadi, boros dan tidaknya
kebutuhan di bulan Ramadhan tergantung seberapa jauh pemahaman anda tentang
literasi keuangan. Selamat berbelanja.
Referensi:
Artikel ini juga tayang di Kompasiana
Post a Comment for "Ini loh, 5 Hal Penting yang Berhbungan dengan Literasi Keuangan di Bulan Ramadhan"