Air Mata untuk Membangun Dewata Konten Kreator (DKK)
Suasana Kopdar Dewata Konten Kreator (DKK), MC Geg Erni,
saya dan wakil dari Diskominfos Propinsi Bali, Bapak IBKA Ludra (Kepala Bagian
Komunikasi dan Informasi Publik) (Sumber: Dwi Ratnawati)
“Jangan merasa ngaku
Blogger Hits jika belum pernah merasakan perjalanan blogging di pulau Bali”. Kalimat yang “mungkin” ditujukan bagi anda
yang menggeluti dunia blogger. Tapi, tidak tinggal di pulau Bali. Mengapa? Sebagai contoh, menjadi blogger hits, perlu air
mata untuk membangun Dewata Konten Kreator (DKK) agar
terbentuk. Tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. Karena, menjadi Blogger di pulau Bali "tidak serenyah" di Pulau Jawa. Apalagi, butuh “nyali tinggi” untuk mengeksekusi
dan mengembangkan sebuah komunitas. Bisa-bisa anda menciptakan "sport jantung" buat diri sendiri.
Kopdar
di Diskominfos Bali
Untuk mewujudkan
komunitas di Bali bagi para kreator era digital, saya harus melewati jalan panjang. Apalagi,
bisa mengadakan Kopdar (Kopi Darat) di tempat prestigius yaitu Ruang Rapat Dinas
Kominfos Propinsi Bali tanggal 14 September 2019 lalu. Serta, mendapatkan
dukungan dari berbagai sponsor, meskipun skalanya masih tergolong “kecil”
karena komunitas masih terbilang “anak bau kencur”. Sebuah kegembiraan yang tidak
bisa dinilai dengan uang, karena Dewata
Konten Kreator (DKK) mampu mewujudkankannya, meski sebelumnya terjadi “pro
dan kontra” di kalangan internal. Ibarat “Anjing Menggonggong, Kafilah Tetap
Berlalu”. Lanjut terus!
Kopdar Dewata Konten Kreator (DKK) di Ruang Rapat Dinas Kominfos Propinsi
Bali (Sumber: dokumen pribadi)
Sejujurnya, saya sendiri
sudah “patah arang” untuk membangun komunitas para blogger dan lain-lain di pulau
Bali. Hal tersebut berdasarkan berbagai pengalaman. Komunitas yang tidak eksis
karena susahnya mengumpulkan para anggotanya. Juga, tidak terciptanya satu visi
dan misi untuk bersama-sama mengembangkan komunitas.
Tapi, alasan kuat
yang menyatakan, “jika sendiri bisa menghasilkan prestasi terbaik maka dengan
bersama-sama akan menghasilkan prestasi yang berkali-kali lipat terbaik” selalu
menjadi lecutan saya. Apapun terjadi, komunitas yang menghimpun para blogger dan
kreator lainnya harus diwujudkan. Apalagi, kesadaran generasi millennial untuk
menulis di laman digital (baca: blog) harus dikembangkan secara masif.
Perlunya regenerasi agar setiap
Dekaker’s bisa tampil ke depan menjadi pemimpin (Sumber: dokumen pribadi)
Saya
merasa “bagai menemukan jarum dalam jerami” untuk menghimpun para blogger yang siap
mengatakan “ayo kembangkan jiwa ngeblog di Bali bersama-sama”. Namun, kondisi
tersebut justru memacu saya untuk mewujudkannya. Meskipun, dalam harti kecil
berkata, “berdasarkan berbagai pengalaman, apakah mungkin bisa jalan bareng
melalui komunitas?”.
Perlu diketahui
bahwa saya sudah gagal berkali-kali dan mengubur dalam-dalam untuk mewujudkan sebuah
komunitas. Makanya, sering terbersit ungkapan, “buat apa jalan bareng komunitas
jika saya sendiri pun mampu”. Sayangnya, saya bukanlah tipe “superman” yang
mesti jadi “hero” sendirian. Saya adalah tipe yang suka bekerja dalam tim agar
pekerjaan lebih mudah dan cepat dikerjakan dan diselesaikan.
Oleh sebab itu, TEAM yang berarti Together Everybody Achieve More meski diaplikasikan dalam bentuk
komunitas. Mungkin, ilmu yang selalu saya pegang saat saya bekerja di “level
Managerial” perusahaan swasta. Karena, kerjasama tim adalah amunisi besar untuk
menciptakan karya besar. Serta, akan mendorong orang lain bisa tampil menjadi
pemimpin. Pantas saja jika pepatah tokoh pendidikan Suwardi Suryaningrat yang
berbunyi “Tut Wuri handayani” adalah cocok bagi jiwa pemimpin. Pemimpin perlu
mendorong orang lain yang dipimpinnya untuk tampil ke depan agar tercipta
proses regenerasi.
Bisa
Bertahan?
Pertanyaan yang
selalu mengusik hati saya, “Akankah Dewata
Konten Kreator (DKK) bisa bertahan? Saya tidak bisa menjawabnya. Hanya Allah
SWT dan personal yang ada di dalamnya yang mampu menjawabnya. Namun, sebagai
pemimpin, jika setiap anggota (baca: kreator) mampu menerapkan visi dan misi
komunitas maka Dewata Konten Kreator (DKK)
bisa bertahan bertahun-tahun. Bahkan, akan mengalami regenerasi yang bisa
menciptakan kemajuan lebih baik di masa depan.
Konsep dasar untuk
mengembangkan dan mempertahankan eksisitas Dewata Konten Kreator (DKK) adalah
menumbuhkan “jiwa yang merasa memiliki komunitas”. Karena, hanya dengan jiwa
tersebut maka anggota akan merasa tersentuh dan sigap saat melihat kondisi
komunitas melenceng visi dan misi yang seharusnya.
Ibarat peribahasa
para pelaut “saat anda mendayung dengan keras, tetapi orang lain melubangi perahu”
maka “pelan tapi pasti” perahu tersebut akan tenggelam. Ketika ada anggota yang
tidak memegang visi dan misi maka “pelan tapi pasti” Dewata
Konten Kreator (DKK) akan meninggalkan kenangan, MATI. Oleh sebab itu, saat anda mendayung perahu begitu dahsyat
maka orang lain perlu sigap mengambil dayung dan membantunya. Agar perahu cepat
sampai ke tujuan.
Kopdar
Dewata Konten Kreator (DKK) di Kantor
Dinas Kominfo Propinsi Bali menjadi langkah awal untuk merancang dan mendesain “seperti
apa” gagasan baik komunitas dieksekusi secepatnya. Ingat, anda tidak perlu menunggu saat yang tepat.
Karena, saat yang tepat “tidak pernah ada”. Yang ada adalah “lakukan segera dan
evaluasi”. Kalian pasti tahu bahwa resep sukses dalam apapun adalah cepat mencobanya
alias Just Do It (lakukan saja). Jika gagal, evaluasi dan coba lagi. Karena,
Lampu pijar yang diciptakan oleh Thomas Alva Edison telah melewati
ratusan hingga ribuan kali percobaan.
Sebagai pemimpin
yang baik sebaiknya “jangan pernah mematahkan gagasan baik”. Karena, saat
gagasan muncul dan anda melemahkannya, maka tidak berbeda dengan “anda
memberikan kesempatan orang untuk diam”. Padahal, setiap orang diciptakan
mempunyai gagasan yang baik untuk dieksekusi dalam sebuah kebersamaan.
Mereka perlu ruang agar bisa memberikan
gagasan baik yang bisa dikembangkan untuk komunitas (Sumber: dokumen pribadi)
Bahkan, orang lain akan
menutupi dan takut memulai gagasan baik karena takut anda dengan entengnya
mengatakan “tidak perlu menggapai bulan karena anda tidak bisa terbang”. Tahukah
anda bahwa Bung Karno mengajarkan kita untuk mempunyai mimpi setinggi langit,
meskipun itu “jelas tidak bisa diraih”. Namun, Bung Karno telah menunjukan pada
diri kita bahwa sosok pemimpin memang harus mempunyai target yang “serasa”
tidak mudah dijangkau.
Dengan kata lain,
jangan jadi pemimpin yang mempunyai target “mudah diraih” hanya dengan satu
langkah kaki. Pemimpin perlu menunjukan target
yang mesti dicapai dengan cucuran keringat dan lelehan air mata. Bahkan,
perusahan UNICORN di negeri ini
harus melewati proses “Bakar Uang”. Apakah mereka berpikir bahwa gagasannya
akan berhenti di tengah jalan? Sama sekali tidak! Mereka lanjut terus hingga VALUASI BISNIS mereka menyentuh angka 1
miliar dollar US. Gila abis!
Karena, saat sebuah
kesuksesan “begitu lelah dan capai” untuk diraih maka sukses itu akan menjadi
kenangan yang tidak akan anda lupakan dalam hidup. Dewata Konten Kreator (DKK) diwujudkan setelah melewati jalan
panjang. Gagasan itu terwujud saat saya “hendak keluar dari ring dan melepaskan
sarung tinju”. Namun, ketika orang-orang disekelilingnya memberikan asupan dan
dukungan yang berharga maka “itu harus diwujudkan”.
Selanjutnya,
eksisitas komunitas, saya serahkan pada waktu dan rumput yang bergoyang. Terpenting,
hanya dengan modal “berusaha untuk selalu jujur dan be humble” serta peduli orang lain agar mereka tumbuh menjadi konten
kreator. Kita semua berharap agar Dewata Konten Kreator (DKK) bukan sekedar
ajang yang ramai WAG. Tetapi, perlu ada kreasi yang diciptakan sesuai dengan
motto komunitas “Kreatif dan Profesional”. Komunitas menjadi sasana untuk menciptakan
para blogger, Youtuber, atau social media
specialist yang mampu menginformasikan kebaikan ke publik di era Revolusi Industri
4.0.
Rasa
Memiliki
Akhirnya, saya
mengucapkan terima kasih banyak kepada para Dekaker’s (sebutan untuk anggota komunitas) yang setia bersama-sama
membangun eksisitas Dewata Konten
Kreator (DKK). Selalu ingat bahwa anda bukanlah “superman” yang segalanya
bisa dilakukan sendiri. Karena, anda adalah makhluk sosial yang “sekarang,
besok, atau akan datang” membutuhkan bantuan orang lain.
Jadilah sosok yang
selalu “memiliki” denyut nadi Dewata Konten Kreator (DKK). Karena, dengan rasa memiliki, saya
tidak pernah khawatir jika Dewata Konten
Kreator (DKK) akan “mati besok”. Namun, saya pun akan pasrah jika “malaikat
pencabut nyawa” mendatangi Dewata Konten
Kreator (DKK) dan menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Rasa memiliki akan menjadi
modal besar agar Dewata Konten Kreator (DKK)
bisa bertahan dan menciptakan regenerasi yang mampu mengembangkan komunitas
lebih baik di masa depan (Sumber: WAG DKK)
Ketika, Allah SWT
menitipkan amanat indah untuk mengembangkan Dewata Konten Kreator (DKK) maka amanat itu meski dijalankan sebaik
mungkin. Jika, Allah SWT mengambilnya kembali “monggo silahkan”. Wong,
tukang parkir saja dititipi ratusan mobil dan motor akan selalu “memberikan
senyum indah” saat mobil dan motor itu diambil satu persatu oleh pemiliknya. Oleh
karena itu, apapun yang terjadi pada Dewata
Konten Kreator (DKK), hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Kita sebagai
manusia hanya bertawakal, berusaha sebaik mungkin dan mengabdi demi komunitas.
Salam Dekaker’s
1 comment for "Air Mata untuk Membangun Dewata Konten Kreator (DKK)"