Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Burung Kokokan, Teman Petani yang Hanya Ada di Bali


Sekumpulan Burung Kokokan saat menemani petani Bali membajak sawah (Sumber : dokumen pribadi)




Saya anak petani, berteman lumpur sawah sudah menjadi makanan sehari-hari. Ritual membajak sawah menjadi hal yang menyenangkan. Apalagi, jika membajak sawah dengan mesin traktor dan berteman Burung Kokokan. Tentu, rasa lelah anda selama membajak sawah akan hilang seketika. Ya, membajak sawah dengan berteman Burung Kokokan (Jawa : Burung Blekok atau Kuntul) menjadi pemandangan yang biasa bagi petani Bali.. 

Teman Sejati 

Membajak sawah menjadi ritual tahunan para petani. Bahkan, bisa menjadi ritual 4 bulanan (kuartal) jika kebutuhan air pengairan tidaklah menjadi masalah. Membajak sawah bisa menggunakan sistem tradisional. Dengan menggunakan hewan peliharaan (kerbau atau sapi). Bahkan, bisa menggunakan tenaga manusia. Namun, untuk mempercepat proses pengolahan sawah, maka membajak sawah dengan menggunakan alat modern seperti mesin traktor menjadi sebuah keniscayaan. 

Anda tentu terpesona ketika berjalan-jalan di pedesaan Bali. Berhentilah sementara, ketika ada petani yang sedang membajak sawah. Pemandangan yang jarang, mungkin tidak pernah terlihat di pulau Jawa. Apa yang menarik? Jujur, saya kagum saat petani Bali sedang membajak sawah. Puluhan atau ratusan Burung Kokokan akan menjadi teman sejati selama bekerja. Mereka benar-benar jinak dan tidak takut keberadaan manusia. Justru, mereka akan mengikuti kemana sang petani bergerak membajak sewah.

Yang menarik, petani Bali tidak akan pernah mengusik keberadaan ratusan Burung Kokokan tersebut. Sepertinya, hubungan manusia dengan burung putih berleher panjang benar-benar terjalin baik. Saya juga tidak pernah melihat tangan usil yang berusaha menangkap burung Kokokan tersebut. Di Bali, keberlangsungan hidup Burung Kokokan benar-benar terjamin dengan baik. 

Anda ingin bukti? Sekali-kali datanglah ke kawasan wisata Burung Kokokan di Desa Petulu Ubud Gianyar Bali. Sungguh, anda akan kagum melihat pohon-pohon yang tumbuih di sepanjang jalan dipenuhi dengan ratusan burung Kokokan. Bahkan, tidak perlu kaget jika anda terkena kotorannya ketika sedang melintas. Burung Kokokan dibiarkan hidup baik berteman dengan manusia.

Konon, Ibu Negara Ani Yudoyono (Alm,) era Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) sangat kesengsem dengan pesona burung Kokokan ini. Seringkali, beliau menyambangi tempat ini saat melakukan kunjungan kenegaraan di Bali. Beliau senang sekali untuk mengambil momen indah lewat bidikan kamera miliknya. Anda pasti tahu bukan, bahwa Ibu Ani SBY mempunyai hobi fotografi.

Saya sendiri sudah tidak terhitung jumlahnya datang ke kawasan Petulu Ubud, di mana pemandangan Burung Kokokan bebas berlarian di pinggir jalan raya. Ubud yang dikenal dengan kawasan persawahan yang indah. Serta, pepohonan tinggi nan rindang menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan Burung Kokokan. Bahkan, beberapa warga mempunyai tempat pandang untuk melihat komunitas Burung Kokokan.  

Tri Hita Karana

Burung Kokokan menjadi bukti bahwa masyarakat Bali benar-benar memegang teguh konsep Tri Hita Karana. Yaitu, menjalin hubungan yang baik antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di Bali, burung Kokokan menjadi teman sejati petani. Mungkin, bisa menjadi hiburan selama bekerja. Burung Kokokan di Bali sangat dekat dengan petani. Mereka mempunyai naluri bahwa petani tidak akan mengganggunya. Makanya, mereka seperti menjadi pengawal para petani saat membajak sawah.

Saya telah membuktikan dengan mengamati kedekatan burung Kokokan bersama para petani di beberapa tempat di Bali . Dari bagian barat Bali hingga bagian timur Bali. Keberadaan Burung Kokokan masih ada. Dan, mereka sangat dekat dengan para petani ketika lahan sawah mulai dibuka. Kedatangan Burung Kokokan tidak perlu diundang. Ketika petani mulai menjalankan mesin traktornya, maka seketika juga Burung Kokokan mengerumuni tanah sawah yang telah dibajak. Mereka mulai mematuk-matuk tanah untuk mencari makanan yang ada. Inilah pemandangan unik dari pertanian di Bali.      

Sedangkan, untuk melihat pemandangan keakraban Burung Kokokan dengan petani saat membajak sawah sangatlah sulit di luar Bali. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Seperti, keakraban manusia dan alam khususnya burung Kokokan yang tidak terjalin dengan baik. Juga, banyak oknum tangan jahil yang mencoba menangkap burung Kokokan, baik untuk dipelihara, dijual atau dikonsumsi. Itulah yang menjadi kedekatan burung Kokokan dengan manusia belum berjalan  dengan baik. Akibatnya, jumlah burung Kokokan semakin berkurang. Oleh sebab itu, pemandangan ratusan burung Kokokan yang mengawal petani saat membajak sawah bisa dihitung dengan jari.

Nah, jika anda jalan-jalan ke Bali. Jangan hanya menyambangi keindahan pantai atau sejuknya udara pegunungan. Anda juga perlu ngebolang ke persawahan. Siapa tahu anda beruntung melihat petani yang sedang membajak sawah. Amatilah kondisi sekelilingnya. Anda akan melihat ratussan Burung Kokokan yang akrab dengan petani. Karena, mereka telah menjadi teman sejati untuk menghibur selama petani membajak sawak. Selamat berlibur ya! Tentu, menunggu wabah Virus Corona mereda. 

Post a Comment for "Burung Kokokan, Teman Petani yang Hanya Ada di Bali"