Cara Ibu Terapkan Gizi Seimbang untuk Tumbuh kembang Si Buah Hati Saat Pandemi
Nutrisi Gizi seimbang anak saat Pandemi di rumah saja (Sumber: shutterstock)
“You have to love your children unselfishly. That is hard. But it is the only way.” (Kamu harus mencintai anakmu tanpa pamrih. Itu memang sulit. Tapi itu adalah satu-satunya cara) - Barbara Bush.
Anak adalah masa depan bangsa dan
masa depan setiap orang tuanya. Tanpa pamrih dari sang anak, orang tua denga
tulus dan ikhlas membesarkannya hingga dewasa. Namun, pada prosesnya,
membesarkan anak membutuhkan kesabaran dan kecerdasan tinggi. Hal ini dilakukan
agar tumbuh kembang anak bisa maksimal. Seperti apa yang selalu dikampanyekan
oleh Danone Indonesia Specialized Nutrition. Agar, tumbuh kembang anak
bangsa bisa berjalan baik.
Tantangan Pandemi
Saat pandemi, orang tua
khususnya ibu harus melewati ujian kehidupan dalam membesarkan si buah hati.
Pandemi Covid-19 yang telah berjalan kurang lebih 9 bulan menjadi tantangan
terberat. Kenapa? Sebuah kondisi yang tidak pernah diharapkan manusia
sebelumnya. Sangat berdampak bukan hanya bagi orang dewasa, tetapi menjadi
kondisi yang riskan bagi anak-anak.
Tantangan terberat saat Pandemi (Sumber : Putu Andani, 2020/diolah)
Pada gambar di atas menunjukan
berbagai tantangan terberat selama Pandemi khususnya buat anak-anak. Jika, ibu
tidak bisa mengantisipasinya maka bisa menjadi pemicu kondisi stress yang
berkepanjangan. Bahkan, jika ibu tidak bisa mengolah kondisi anak karena
pandemik, maka akan terjadi hal-hal yang berbahaya bagi tumbuh kembang anak.
Salah satu dampak dari Pandemi
adalah timbulnya rasa bosan dan mudah marah pada anak-anak. Tentu, kondisi
tersebut bisa berdampak pada asupan nutrisi. Oleh sebab itu, meskipun di rumah
saja, ibu harus melakukan kerja ekstra. Ibu wajib memperhatikan status gizi
yang dikonsumsi anak. Karena, status gizi anak dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas makanan yang dikonsumsi.
Nutrisi Gizi Seimbang
Perlu diketahui bahwa kebutuhan
nutrisi anak relatif lebih besar dibandingkan orang dewasa karena ada aspek
tumbuh kembang. Ketika anak berada di rumah saja, maka kecenderungan rasa bosan
akan terjadi. Maka, ibu dituntut kreatif untuk mengolah berbagai variasi makanan.
Ibu bisa membuat berbagai macam olahan rumah yang berpedoman selalu pada gaya
hidup sehat.
Menurut Badan Kesehatan Dunia
atau WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa makanan yang
diolah di rumah lebih sehat dan bernutrisi untuk pertumbuhan anak-anak,
dibandingkan dengan makanan olahan dari luar rumah. Hal ini dikarenakan ibu
memahami dan mempraktekan langsung cara mengolah makanan. Agar, nutrisi gizi
seimbang bagi anak bisa terpenuhi.
Oleh sebab itu, ibu perlu tahu tentang Pedoman Gizi Seimbang. Dilansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2014 menyatakan bahwa ada 4 hal prinsip gizi seimbang. Agar, susunan pangan mengandung Zat Gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh yaitu:
1. Keanekaragaman
pangan.
2. Aktifitas
fisik.
3. Mencapai Berat Badan (BB) ideal untuk mencegah masalah gizi.
4. Perilaku hidup bersih.
1.
4 Hal prinsip gizi seimbang (Sumber: shutterstock/diolah)
Setelah ibu memahami prinsip
gizi seimbang, perlu memahami kandungan gizi yang berasal dari berbagai
sumber makanan. Terbagi atas 5 golongan zat gizi sumber makanan yaitu : Vitamin
& Mineral, Karbohidrat, Protein, Lemak dan serat.
Nutrisi Gizi seimbang dari berbagai jenis makanan (Sumber: hellosehat.com/diolah)
Meskipun Pandemi menjadi
tantangan terberat, tetapi momen di rumah saja merupakan saat yang tepat untuk
memperkenalkan anak mengenai gaya hidup sehat. Salah satu hal menarik
yang perlu diperkenalkan kepada anak adalah cara mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang yang sesuai dengan panduan “Isi Piringku”. Di mana, sebanyak 12 hingga
15 persen dari porsi makanan harian merupakan sumber protein. Protein sangat berguna
untuk membantu pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan tubuh anak.
Perlu diketahui bahwa kandungan
protein bisa diperoleh dari lauk-pauk. Dan, lauk-pauk menjadi sumber protein
nabati dan hewani. Mengapa? Karena lauk-pauk mengandung 1) asam amino lebih
lengkap; 2) kandungan Protein, vitamin dan mineral mudah diserap oleh tubuh; 3)
mengandung lemak baik; 4) mengandung Isoflavon (antioksidan dan antikolesterol);
5) Serat; dan 6) alternatif pengganti protein pada intoleransi laktosa.
Bahkan, manfaat protein
nabati sangat dibutuhkan bagi anak. Dikarenakan, manfaat bahan makanan
sumber protein nabati adalah 1) melengkapi kebutuhan protein tubuh; 2) membantu
mencukupi kebutuhan serat; 3) mengandung mikronutrien: folat, niasin, tiamin,
kalium, magnesium, besi, zinc.
Pengalaman pemberian protein
nabati kepada anak telah dilakukan oleh artis dan penyuka gaya hidup sehat, Soraya
Larasati. Saat khawatir si buah hati akan bosan dengan menu makanan sehat di
rumah. Maka, Soraya Larasati kreatif dalam menyajikan makanan maupun menyiapkan
berbagai kegiatan agar anak tidak bosan di rumah saja. Bahkan, mengajak anak
terlibat dalam proses menyiapkan makanan.
Dan, mengenalkan anak dengan
sumber nutrisi yang belum pernah ia coba. Membuat menu makanan nabati yang
sangat bervariasi dari jenis kacang-kacangan dan sayuran. Dilengkapi dengan
nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Yaitu, nutrisi untuk anak
berbasis soya yang terfortifikasi dengan serat, vitamin, dan mineral
lainnya.
Hal yang tidak kalah penting
agar tumbuh kembang anak maksimal adalah ibu wajib membuat jadwal makan anak
secara teratur. Seperti apa yang dinyatakan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr. Juwalita
Surapsari, M.Gizi, Sp.GK.
“Selain
porsi, variasi dan jadwal makan juga perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan
manfaat nutrisi yang dikonsumsi sesuai kebutuhan anak. Sebagai contoh, olahan
protein nabati dari kacang-kacangan seperti olahan soya bisa dijadikan
alternatif variasi dalam menu gizi seimbang. Terutama nutrisi untuk anak
berbasis soya yang difortifikasi, dapat menjadi pilihan ibu karena dapat
dikonsumsi oleh siapa saja, tidak hanya terbatas pada anak dengan kondisi medis
tertentu”.
Jadwal makan secara teratur untuk anak (Sumber : Juwalita Surapsari, 2020/diolah)
Selanjutnya, seperti dalam
pedoman ISI PIRINGKU, maka porsi sekali makan yang terdiri dari makanan pokok,
lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan harus diperhatikan. Berikut, contoh gambar
tentang pedoman gizi seimbang untuk anak usia 1-3 tahun:
Pedoman gizi seimbang untuk anak usia 1-3 tahun (Sumber : Kemenkes, 2014/diolah)
Adapun, khusus porsi makanan pokok, ibu bisa memilih 1 porsi makanan pokok, seperti:
1. Nasi ¾
gelas (100 gram).
2. Kentang
2 buah (210 gram).
3. Jadung
segar 3 buah (125 gram).
4. Havermut
5 1/2 sdm (45 gram).
5. Roti putih 3 potong (70 gram).
6. Biskuit 4 buah (40 gram)
Dipertegas oleh pendapat dari dr.
Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, bahwa gizi seimbang dapat dicapai apabila
makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, berkualitas baik dan beragam
jenisnya untuk memenuhi berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.
“Agar
anak mendapatkan gizi seimbang, kebutuhan akan nutrisi makro (karbohidrat,
protein, lemak) dan mikro (vitamin dan mineral) harus dipenuhi. Namun, membuat
anak mau mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya juga bukan
perkara mudah. Saat di rumah saja, anak cenderung cepat bosan dan memilih
makanan yang mereka sukai saja. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya asupan
nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal.”
Berdasarkan kebutuhan Gizi Anak
sesuai dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi) Indonesia tahun 2013. Maka, kebutuhan
gizi anak terbagi dalam berbagai gologan usia. Untuk lebih jelasnya, anda bisa
melihat gambar berikut. Yang meliputi zat gizi makro dan zat gizi mikro yang
dibutuhkan bagi 8 kelompok usia anak.
1.
Usia 0-6 bulan.
2.
Usia 7-11 bulan.
3.
Usia 1-3 tahun.
4.
Usia 4-6 tahun.
5.
Usia 7-9 tahun.
6.
Usia 10-12
tahun.
7. Usia 13-15 tahun.
8. Usia 16-18 tahun.
1.
Kebutuhan gizi anak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia tahun 2013 (Sumber: hellosehat.com/diolah)
Interaksi Lebih Dekat
Seperti telah dibahas
sebelumnya, bahwa salah satu dampak dari Pandemi adalah timbulnya rasa bosan
pada anak. Itulah sebabnya, ibu harus kreatif dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
seimbang untuk anak. Apalagi, menurut penelitian yang menyebutkan bahwa 95%
hormon serotonin diproduksi di usus. Oleh sebab itu, makanan yang dikonsumsi
mampu memengaruhi kesehatan psikis.
Dengan kata lain, ketika anak
tidak menerima asupan gizi seimbang, akan berpotensi mengalami kecemasan. Oleh
sebab itu, kondisi psikis ibu dan anak harus didukung anggota keluarga lainnya
seperti ayah atau saudara. Menurut Psikolog Tiga Generasi Ibu Putu Andani,
M.Psi, Psikolog Anak menyatakan :
“Tanpa
disadari, kondisi psikis orang tua dan anak saling berkaitan. Stres
berkepanjangan yang tidak diolah dengan baik dapat memengaruhi perilaku makan
anak di rumah. Padahal asupan nutrisi adalah sumber pertahanan imun untuk saat
ini. Untuk itu, orang tua perlu memantau mood anak dengan baik di
samping mengelola stresnya sendiri. Salah satu cara mengatasi rasa bosan anak
adalah dengan mencoba keterampilan atau pengalaman baru dengan interaksi yang
menyenangkan bersama anggota keluarga. Melibatkan anak dalam menyiapkan menu
gizi seimbang sesuai dengan usia dan kemampuan anak bisa menjadi alternatif
kegiatan menyenangkan yang juga edukatif”
Dari pernyataan di atas
menunjukan bahwa untuk meredam gejolak psikis karena Pandemi. Baik bagi ibu
maupun anak, maka hal yang terbaik adalah menjalin interaksi mendalam antara
ibu dan anak. Bagi anak usia yang lebih kecil, bisa diajarkan mencuci buah dan
sayur, memilah jenis makanan, menghitung jumlah makanan atau alat makan serta
mengeksplorasi nama, warna dan aroma dari berbagai jenis makanan.
Sedangkan, bagi anak yang
lebih besar, bisa dilibatkan untuk memotong, mencampur adonan, mengenalkan dan
mencampur bahan, menentukan porsi makan dan menata peralatan makan di meja. Kebersamaan
ibu dan anak mampu mengasah perkembangan kemampuan kognitif, fisik, sosial dan
emosional anak serta meningkatkan bonding.
Perlunya nutrisi gizi seimbang dan psikis yang baik demi terjaganya tumbuh kembang anak (Sumber: hellosehat.com/diolah)
Perlu diketahui bahwa
sepanjang kehidupannya, anak memiliki berbagai kebutuhan psikologis. Perlu
dipenuhi seperti kebutuhan mereka bisa mandiri, kebutuhan berinisiatif dan
kebutuhan memproduksi atau menghasilkan karya. Oleh sebab itu, ibu wajib melibatkan
anak pada proses dan memberikan anak keleluasaan. Juga, untuk menentukan
pilihan akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, sehingga mental anak
terjaga.
Cara mengatasi kebosanan saat Pandemi
(Sumber : Putu Andani, 2020.diolah)
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa ada 2 faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak. Dari faktor asupan gizi, ibu perlu kreatif dalam memenuhi faktor nutrisi
gizi seimbang untuk anak. Sedangkan, dari faktor psikis, ibu dan anak perlu
menjaga kondisi mentalnya agar tetap sehat. Karena, terjaganya kondisi psikis
orang tua akan berpengaruh besar terhadap kondisi psikis anaknya. Ketika
kondisi psikis ibu terjaga, maka tumbuh kembang anak tetap terjaga.
Oleh sebab itu, Pandemi bukanlah halangan untuk menerapkan asupan nutrisi gizi seimbang. Juga, menjaga kondisi psikis ibu dan anak. Mengapa? Karena, menjaga tumbuh kembang anak adalah sebuah keniscayaan. Buat generasi mendatang yang lebih baik.
Dua faktor utama agar tetap terjaga tumbuh kembang anak saat Pandemi di rumah saja (Sumber: Danone Indonesia & gooddoctor.co.id/diolah)
Post a Comment for "Cara Ibu Terapkan Gizi Seimbang untuk Tumbuh kembang Si Buah Hati Saat Pandemi"