Kapal Terdampar di Pantai Yeh Malet yang Instagrammable
Shooting dadakan
untuk membuat konten di media sosial dekat Kapal Terdampar di Pantai Yeh Malet
Karangasem Bali (Sumber: dokumen pribadi)
Seminggu lalu. Matahari masih
malu-malu untuk menampakan wajahnya. Cuaca saat itu begitu cerah. Gembira
rasanya, karena beberapa hari sebelumnya hujan deras, mengguyur hampir di
seluruh wilayah Pulau Bali. Saya dan teman perjalanan (istri dan sepasang suami
istri, mbak Faneshia dan mas Billy) meluncur sejak pagi di lintasan timur Pulau
Bali. Dengan menggunakan 3 sepeda motor untuk dipakai 5 orang.
Kami menyusuri jalanan pulau
Dewata bagian timur menuju Kota Amlapura (Kabupaten Karangasem). Tentu, akan
melewati Pantai Yeh Malet yang telah dimodifikasi bagus oleh Pemerintah Daerah
setempat. Beruntung, jalanan jalur timur terkenal lebar dan nyaman untuk dilalui.
Meskipun, para monster jalanan (bus dan truk besar) siap melibas perjalanan
kami. Tetapi, dengan kehati-hatian dalam perjalanan, akan membuat perjalanan liburan
kami menyenangkan.
Beruntung, udara pagi masih
terasa segar. Karena, jalanan yang kami lalui belum banyak kendaraan yang hilir
mudik. Sayang, dalam perjalanan, kami mengalami hambatan sedikit. Rantai sepeda
motor yang saya pakai sering lepas karena kendor.
Kami harus mencari bengkel yang
buka di pagi hari. Dan, bengkel buka di pagi hari, saat matahari masih
berselimut langit adalah sebuah keajaiban. Kenyataannya, kami beruntung menemukan
“persis” sebuah bengkel yang baru buka. Tuhan Maha Tahu apa yang kami alami.
“Nanti,
dalam perjalanan bisa berhenti. Jika, ada spot menarik. Kita santai saja karena
cuaca cerah dan masih pagi” kata saya pada teman perjalanan. Mbah
Faneshia Hwang dan mas Charles Billy.
Setelah, perbaikan sepeda
motor kami yang jajan sebentar di bengkel selesai. Kami pun melanjutkan
perjalanan di pagi yang indah mewangi tralal trilili. Setelah, kurang
lebih setengah jam perjalanan. Ketika, melewati Pantai Yeh Malet, saya sempat
menanyakan kepada pasutri teman perjalanan. Apakah, mau berhenti dan
mengambil foto di lokasi tersebut. Gayung pun bersambut. Mereka mau berhenti
sebentar dan mengambil foto-foto kenangan.
Sebenarnya, saya sendiri sudah
puluhan kali melewati Pantai Yeh Malet. Bahkan, sudah mengabadikan kenangan dan
nge-vlog di tempat tersebut. Namun, tidak disangka, tampilan sekitar
Pantai Yeh Malet mengalami perubahan. Semakin cantik, seiring dengan
perkembangan media sosial.
Sebagai informasi bahwa Pantai
Yeh Malet berada di perbatasan Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Klungkung.
Namun, Pantai Yeh Malet masuk dalam wilayah Kabupaten Karangasem. Pasir
pantainya berwarna hitam. Dan, gelombang lautnya lumayan bagus bagi para
peselancar (surfer).
Saya yang berniat, hanya untuk
menemani pasutri mengambil foto. Justru, ikut larut di dalamnya. Asik mengambil
jepretan foto, dengan latar belakang sinar Mentari, yang mulai berani
menampakan batang hidungnya. Yang membuat saya kaget dan baru “ngeh” adalah keberadaan
kapal nelayan ukuran besar yang terdampar di pinggir pantai.
“Kok, saya gak tahu ya.
Padahal sudah berkali-kali ke sini” pikir saya.
Lucunya, menurut bli-bli
(mas-mas) yang lagi sibuk mancing di pantai Yeh Malet mengatakan, bahwa kapal
terdampar tersebut sudah bertahun-tahun nginap di pantai. Entah apa sebabnya?
Katanya gak tahu.
Sungguh malu dalam hati. Lah,
udah berkali-kali ke Pantai Yeh Malet, kok tidak tahu keberadaan kapal
terdampar yang instagrammable. Ya udah, tanpa basa dan basi, saya
langsung melakukan acara shooting dadakan. Untuk membuat konten menarik agar
bisa dinikmati pengguna media sosial. Bahwa, di Pantai Yeh Malet ada kapal
nelayan terdampar bertahun-tahun. Bagus banget buat foto-foto, selfie
atau wefie.
Sekilas, melihat penampakan
kapal tersebut seperti kapal yang digunakan untuk penyeberangan penumpang, dari
Klungkung ke Nusa Penida dan sebaliknya. Namun, jika dilihat dari bagian depan
kapal tersebut, sepertinya kapal digunakan untuk mengirim muatan berat. Yang
jelas bukan hati kamu loh!
Kapal terdampar tampak dari arah daratan (Sumber: dokumen pribadi)
Kapal terdampar tampak dari arah pantai (Sumber: dokumen pribadi)
Yang jadi pertanyaan saya
dalam hati atau mungkin anda adalah kok tidak dievakuasi ke daratan? Agar,
tidak mengganggu kondisi pantai. Atau, mungkin, sengaja ditinggal di pinggir
pantai agar bisa jadi spot menarik dan menjadi tujuan wisata masyarakat.
Jawabannya, ada pada rumput yang bergoyang.
Jadi, buat teman-teman yang
sedang jalan-jalan. Dan, melewati Pantai Yeh Malet, bisa mampir untuk membuat
kenangan baru di sini. Tempatnya, instagrammbale banget loh. Bahkan,
tidak jauh dari kapal terdampar tersebut, terdapat tempat khusus berfoto.
Seperti, ruang pandang di destinasi wisata pegunungan.
Tidak usah khawatir, pengunjung
tidaki dikenakan biaya alias gratis kok. Tapi, kalau mau menikmati kuliner di beberapa
warung dadakan dekat lokasi, ya mesti bayar. Kalau tidak, nanti pas mau
pulang dapat tagihan dari sang empunya warung. Malu, kan?
Saya sarankan buat anda, kalau
datang ke sini meski pas sunrise (matahari terbit). Waduh, view-nya
keren banget. Latar belakang lautan luas (Selat Nusa Penida) dan semburat sinar
mentarinya, bikin hasil jepretan makin mangagumkan.
Jangan lupa jaga kesehatan ya. Tetap mengedapankan aturan Protokol Kesehatan (Prokes). Karena, kesehatan anda adalah segalanya. Biar, bisa terus jalan-jalan menjelajah Bali. Happy Traveling, dan tunggu tulisan saya selanjutnya. Bye-beye.
Post a Comment for "Kapal Terdampar di Pantai Yeh Malet yang Instagrammable"