BERAPA GAJI YANG ANDA MINTA? MENYEBALKAN!
BERAPA
GAJI YANG ANDA MINTA? MENYEBALKAN!
Oleh
Casmudi, S.AP
Melamar pekerjaan bagi kebanyakan orang
hampir pernah mengalaminya, kecuali jika merupakan titipan “orang dalam”. Proses melamar kerja sampai
diterima di sebuah perusahaan secara terpaksa harus dilakoninya dengan berat
hati. Karena kita punya satu tujuan, yaitu: kerja! kerja dan kerja!. Dalam
proses wawancara baik dengan HRD atau pimpinan sebuah perusahaan, pertanyaan
yang paling alergi buat saya adalah:
Berapa
gaji yang anda minta?
Sebenarnya pertanyaan tersebut membuat kita
berada di zona nyaman. Pertanyaan yang meninabobokan pada berpulu-puluh lembar
uang sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, bahkan uang seratus ribuan. Bahkan
pertanyaan yang selalu kita harapkan dalam sebuah wawancara. Tetapi, Eits …
nanti dulu. Jangan pernah terkecoh! … Jangan pernah girang dulu!. Sebab,
pertanyaan tersebut sebenarnya pertanyaan jebakan yang akan mengetahui
sebenarnya diri kita. Dari pertanyaan itulah, karena kita terlalu PD dengan
pengalaman kerja kita dan titel membuat impian kita menjadi bayang-bayang
belaka. Kalau
kita meminta gaji yang di bawah standar perusahaan, kita akan dianggap kita murahan. Sedangkan, kalau kita minta di atas gaji yang telah ditetapkan atau
standar perusahaan, nanti kita dianggap terlalu berlebihan. Lalu, kita dicap
sebagai ….orang yang kemaruk atau
rakus. Poinnya … apapun jawaban kita, kita akan dianggap tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan perusahaan tersebut. Menanggapi pertanyaan tersebut, saya
selalu jawab:
Menurut
Bapak, dengan pengalaman dan standar gaji perusahaan yang ada. Berapa hak yang
pantas buat saya?
Sang Pewawancara malah penasaran
ingin jawaban yang pasti, karena jawaban saya menurutnya masih seperti
melambung jauh, tapi entah kapan jatuhnya. Saya pun masih berargumen dengan
jawaban saya, dengan maksud untuk menghindari pertanyaan jebakan perusahaan
tersebut. Saking kesalnya dalam hati, karena Pewawancara yang notabene direktur
sebuah perusahaan di Denpasar mendesak jawaban saya terus, saya jawab dengan
percaya diri dan ngawur-ngawuran:
Oke
… kalau memang Bapak memaksa saya untuk menyebutkan nominal yang pasti yang
sebenarnya adalah bukan kemauan bagi saya. Saya minta perusahaan menggaji saya
sebesar sepuluh juta pak!
Apa yang terjadi? Pewawancara
senyum-senyum. Entah menyindir, memuji kehebatan saya karena dengan lantang
menyebut nominalnya. Atau bahkan berprinsip …. Ketahuan juga akhirnya yah …gaji
yang anda minta bagai jauh panggang dari api. Ehhh … Dan Pewawancara hanya
berkata:
Seandainya
gajinya yang anda minta kurang dari segitu gimana? Berarti anda tidak bisa
bekerja di perusahaan kami dong?
Tuh kan? Saya bilang apa, inilah
pertanyaan jebakan. Benci …. Dan benci banget. Mengapa tidak ada pertanyaan
yang lebih elegan, berpendidikan, menghargai jasa pelamar yang sudah sekian
lama bolak-balik rumah-perusahaan, perusahaan-rumah. Apalagi yang melamarnya
luar kota. Ingat Bapak dan Ibu … saya
keluar uang bukanlah daun pisang (padahal
gedenya gak sebanding ya). Coba berikan pertanyaan yang memberikan kesejukan
jiwa:
Oke
Bapak atau Ibu …Setelah melewati proses seleksi maka perusahaan menetapkan anda
diterima di perusahaan kami dan sebagai imbal baliknya perusahaan kami akan
menggaji anda sebesar (….). Bagaimana menurut anda?
Pertanyaan yang tegas gak perlu
muter-muter kayak kereta api. Pihak perusahaan jelas mengetahui budget yang
akan dikeluarkan dan pelamar pun akan mengetahui secara jelas besarnya imbalan
yang akan diterima. Kelanjutannnya tergantung dari pelamar itu sendiri. Kalau
pelamar cocok berarti jodoh sudah bertemu. Tinggal kawinkan saja perusahaan dan
pelamar dan mas kawinnya adalah gaji yang telah disetujui kedua belah pihak.
Sahhhh … sahhh. Tapi kalau pertanyaannya masih melayang ke mana-mana dan
pelamar menjawabnya tidak sesuai jawaban yang diharapkan, …tolong jangan
salahkan sang pelamar. Karena pelamar ingin perubahan yang lebih baik. Akhirnya
…yang diterima adalah SMS yang pernah saya terima sebagai berikut:
Selamat
siang. Sebenarnya Bapak cocok bekerja di perusahaan kami. Maaf, gaji yang Bapak
minta terlalu besar. He .. he .. he
Nah lho! Sebellllll! …. Benciiiii !
Post a Comment for "BERAPA GAJI YANG ANDA MINTA? MENYEBALKAN!"