Napak Tilas Perjuangan I Gusti Ngurah Rai
Napak
Tilas Perjuangan I Gusti Ngurah Rai
Pasukan TNI mengikuti napak tilas
untuk merasakan perjuangan
I Gusti Ngurah Rai tempo dulu (Sumber: dokumen
pribadi)
“Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”.
Perjuangan rakyat Indonesia
belum selesai hingga kini. Sekarang, perjuangan bukanlah melawan pendudukan
penjajah. Tetapi, perlawanan rakyat justru berjuang melawan bangsanya sendiri,
baik pemerintah maupun sesama masyarakat Indonesia. Yang mengaharukan, di beberapa tempat, masyarakat
Indonesia justru berjuang untuk mempertahankan keadilan atas kebijakan
pemerintah daerahnya.
Kita memahami bahwa
rakyat tidak berharap lebih. Mereka adalah sosok pahlawan di daerah yang sedang berjuang
demi perbaikan hidupnya. Ada yang berjuang karena dikejar Satpol PP karena
mengganggu ketertiban umum, tanah atau rumahnya digusur oleh pemerintah. Juga
ada masyarakat yang berjuang untuk mencegah terjadinya pendirian pabrik yang
dapat mengakibatkan kerusakan alam atau pencemaran udara.
Dan, kadangkala perjuangan
rakyat tersebut dilawan secara militer. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa
selain merelakan apa yang menjadi alat untuk bertahan hidup hilang seketika.
Bukankah, setiap orang mempunyai jiwa pahlawan? Mereka tidak mengharapkan imbalan
apapun. Namun, yang mereka butuhkan adalah perlakukan yang adil di muka hukum.
Mereka hanya menuntut
sesuatu yang merupakan haknya. Rentetan kejadian yang berhubungan dengan rakyat
tersebut menjadi pertanda bahwa penegakkan Hak Azasi Manusia (HAM) masih lemah.
Untuk memperkuat penegakkan HAM, di beberapa daerah menyelenggarakan kegiatan
dalam rangka Festival HAM 2016.
Yang perlu dipahami
adalah rakyat adalah golongan yang lemah. Tetapi, mereka selalu berjuang bak
pahlawan demi hal yang sangat sederhana. Kita masih ingat bagaimana perjuangan
seorang aktivis Munir dalam
menegakkan Hak Azasi Manusia (HAM). Pejuang HAM yang gigih tersebut tersebut
kini telah tiada. Namun, cerita kematiannya hingga kini masih misterius.
Masyarakat memahami bahwa Munir adalah seorang pahlawan yang berjuang untuk
menegakkan HAM masyarakat Indonesia.
Berbagai cara untuk
mengenang perjuangan Munir dari tabur bunga di makam sampai demo di depan
Istana Negara. Namun, cara terbaik yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah
melanjutkan cita-citanya agar penegakkan HAM bisa diterapkan dengan baik. Ya,
Munir adalah pahlawan, pahlawan masyarakat Indonesia dalam bidang penegakkan
HAM. Lantas, bagaimana dengan pahlawan nasional yang telah berjuang menegakkan
HAM masyarakat Indonesia untuk meraih kemerdekaan? Bagaimana cara mengenang
jasanya?
***
Penegakkan HAM
merupakan bagian dari pengamalan Pancasila. Ketika era Orde Baru, ajakan
masyarakat untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila tertuang dalam desain
khusus yang bernama Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Dengan
penguatan P4 di masyarakat, maka Pancasila sebagai dasar negara akan selalu
terpatri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kini, di saat era
Reformasi sudah bergulir hampir 17 tahun lamanya, setiap pemerintah daerah atau
lokal punya cara tersendiri untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
masyarakat. Salah satu pengamalan
Pancasila yang dilaksanakan oleh daerah adalah peringatan napak tilas
perjuangan pahlawan nasional I Gusti
Ngurah Rai yang dilakukan secara rutin oleh Pemerintah Provinsi Bali.
Bali bukan hanya
dikenal sebagai tujuan wisata dunia. Tetapi, di luar itu Bali ternyata
menyimpan sejarah perjuangan bangsa yang patut dibanggakan. Perjuangan seorang
I Gusti Ngurah Rai yang melawan penjajahan Belanda secara “puputan”
(habis-habisan) tanggal 20 Nopember 1946 di daerah Marga Tabanan yang dikenal
dengan Puputan Margarana.
Perjuangan yang telah
memberikan inspirasi bagi masyarakat lainnya ddan generasi bangsa saat ini
untuk berjuang sekuat tenaga dalam menggapai cita-citanya. Penghargaan buat seorang
militan tentara PETA dari Sunda Kecil yang lahir di Carangsari Petang Badung
pada tanggal 30 Januari 1917 kini
terukir indah dalam mata uang Rupiah pecahan lima puluh ribuan.
Namun, yang membuat
saya takjub tentang peringatan perjuangan I Gusti Ngurah Rai adalah pelaksanaan
napak tilas yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali secara rutin. Sebuah
tindakan yang merupakan pengamalan Pancasila terutama sila ketiga Persatuan
Indonesia butir (3) Cinta Tanah Air dan
Bangsa. Masyarakat Bali begitu cinta tentang sosok perjuangan I Gusti Ngurah
Rai. Seorang pahlawan yang telah berjuang demi bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau keluarganya.
Perjuangan I Gusti
Nguah Rai yang tak kenal lelah demi kemerdekaan Indonesia kini menjadi pemantik
masyarakat Bali untuk mengenang jasa-jasanya. Perjalanan panjang (long march) yang dilakukan oleh I Gusti
Ngurah Rai bersama pasukannya yang
bernama Ciung Wanara bergerak dengan
jalan kaki dari barat (Kabupaten Jembrana) ke Timur (Kabupaten Karangasem)
untuk mengelabui pendudukan Belanda.
Tindakan long march tersebut bertujuan agar
Belanda bergerak ke arah timur dan memudahkan pemerintah NKRI memasok senjata
dan logistik lainnya melalui pelabuhan di Jembrana. Namun, perjalanan panjang
dengan jiwa ksatria diketahui oleh penjajah Belanda dan berakhir di Marga
Tabanan dalam sebuah perang puputan. Kini, kawasan Puputan Margarana menjadi
saksi bisu betapa hebatnya perjuangan anak bangsa melawan penjajahan Belanda
tersebut.
***
Banyak cara yang
dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengenang jasa para pahlawan. Untuk mengenang
perjuangan I Gusti Ngurah Rai yang telah menegakkan HAM demi kemerdekaan rakyat
Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali mengadakan napak tilas yang dilakukan
secara rutin setiap tahunnya. Kabupaten/kota yang ada di Bali menyambutnya
dengan gegap gempita, salah satunya Kabupaten Badung. Jika, anda berkunjung ke
Bali saat ini maka banyak rumah-rumah dan perkantoran yang mengibarkan bendera
merah putih. Kondisi ini menunjukan betapa bangganya masyarakat Bali terhadap
perjuangan I Gusti Ngurah Rai.
Bendera yang terpasang di pintu
masuk pusat pemerintahan
Kabupaten Badung Bali (Sumber: dokumen pribadi)
Namun, napak tilas
yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Bali bukanlah seperti long march yang dilakukan pejuang tempo
dulu. Rute napak tilas dimulai dari pusat pemerintahan di Kota Denpasar dan
berakhir hingga kawasan puputan Margarana di Marga Tabanan yang jaraknya kurang
lebih 35 km. Sebuah jarak perjalanan
yang lumayan jauh untuk saat ini.
Namun, napak tilas tersebut berhasil merebut hati masyarakat Bali.
Menurut www.akar-media.com menyatakan bahwa napak
tilas merupakan kegiatan yang bertujuan mendidik generasi muda umumnya untuk
mengingat, meneruskan dan mewariskan nilai-nilai perjuangan para pahlawan,
mengingat generasi muda tidak mengalami langsung perjuangan bangsa dalam
merebut dan menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan bangssa Indonesia.
Setidaknya, generasi muda bisa merasakan apa yang dilakukan pahlawan ketika
masa perjuangan.
Salah satu peserta napak tilas
dari siswa SMA dengan
membawa bambu runcing berkalungkan bendera
merah putih
(Sumber: dokumen pribadi)
Napak tilas
memberikan pembelajaran kepada generasi muda untuk mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Mereka diharapkan untuk mencintai tanah air dan bangsa melalui
sebuah penghormatan atas jassa-jasa pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Dengan
napak tilas diharapkan generasi muda dapat dan mampu meningkatkan penghayatan
terhadap nilai-nilai perjuangan para pahlawan.
Bukan hanya itu,
generasi muda juga diharapkan dapat meningkatkan semangat patriotisme,
kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia. Lanjut, dengan napak tilas,
maka generasi muda dilatih untuk mempunyai sikap disiplin dan mandiri, pantang
menyerah, akan selalu membara di hati
sanubari penerus bangsa. Betapa hebatnya dampak napak tilas jika
diresapi dan dihayati dengan baik.
Yel-yel kepahlawanan terus
dikumndangkan sepanjang napak tilas
(Sumber: dokumen pribadi)
Acara napak tilas
melibatkan militer (TNI) dan para siswa SMP-SMA yang mewakili sekolahnya.
Setiap siswa yang ikut napak tilas akan berdandan ala pejuang tempo dulu baik
siswa laki-laki maupun perempuan. Berbagai yel-yel
atau lagu perjuangan selalu dikumandangkan sepanjang perjalanan napak tilas.
Saya memahami betul para siswa membutuhkan tenaga ekstra untuk tampil prima di
depan masyarakat.
Yang membuat saya
terharu adalah kehadiran anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang lokasi dekat dengan
jalan raya akan berbaris rapi di pinggir jalan sambil mengibarkan bendera merah
putih. Betapa dalam mereka mencintai pahlawannya. Jujur, saya belum pernah
mengalami kondisi seperti ini di mana pahlawan begitu dielu-elukan di daerah
lain.
Saya jadi teringat
ketika anak-anak SD tersebut menyambut sang Presiden RI datang berkunjung.
Kondisi ini justru lebih dahsyat dari acara penyambutan Presiden. Sepanjang
jalan yang akan dilintasi oleh peserta napak tilas melibatkan semua elemen
masyarakat, baik TNI-Polri maupun pecalang (pengaman banjar di Bali) demi
pengamanan.
Tidak ketinggalan peserta wanita
mengikuti acara napak tilas
(Sumber: dokumen pribadi)
Acara napak tilas
memberikan ruang kepada generasi muda agar benar-benar memahami perjuangan para
pahlawannya. I Gusti Ngurah Rai adalah salah satu pahlawan yang sangat dicintai
oleh masayarakat Bali. Meskipun, masih banyak pahlawan lainnya yang sangat
berjasa bagi bangsa dan negara. Namun, perjuangan heroik sang pahlawan telah
memberikan pembelajaran bahwa bangsa yang besar merupakan bangsa yang selalu
mengenang jasa pahlawannya. Kita bisa melihat video napak tilas yang diadakan
oleh Kabupaten Badung Bali berikut ini.
Badung Napak
Tilas Perjuangan I Gusti Ngurah Rai
(Sumber: BaliTV)
Dan, kini Pemerintah
Provinsi Bali secara rutin mengenang perjuangan I Gusti Ngurah Rai sebagai
implementasi dari pengamalan Pancasila. Semoga, apa yang dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Bali bisa ditiru oleh pemerintah daerah lainnya di
Indonesia. Karena, nilai-nilai perjuangan pahlawan harus tetap terpatri di hati
generasi muda masa kini. Merakalah yang akan melanjutkan tongkat estfet
kepemimpinan bangsa di masa depan.
2 comments for "Napak Tilas Perjuangan I Gusti Ngurah Rai"
www.kabarportal.com