Meningkatkan Keramahan Migas untuk Kualitas Hidup Generasi Langit Biru
SPBU Pertamina di kawasan
Blahbatuh Gianyar Bali (Sumber: dokumen pribadi)
Pertumbuhan
kendaraan baik roda dua maupun roda empat dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang signifikaan. Dampaknya, bukan hanya kemacetan tetapi
peningkatan gas emisi buang kendaraan sungguh luar biasa. Bahkan, di kota-kota
besar seperti Jakarta, Medan dan Surabaya kadar polusi udara dari asap kendaraan
sungguh mengkhawatirkan. Kondisi udara tidak ramah lagi dihirup untuk pernafasan.
Energi
Nasional
Banyak terobosan
untuk mencari bahan bakar alternatif kendaraan yang ramah lingkungan tetapi
sampai detik ini masih jauh panggang dari
api. Kalau ada, maka perlu uji kelayakan yang memakan waktu lama. Hasilnya,
belum ada pengganti BBM yang bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Akibatnya,
angka ketergantungan akan energi fosil sebagai unrenewable energy (energi tidak diperbarui) masih besar. Kondisi
tersebut mengkhawatirkan terhadap ketahanan energi nasional. Banyak hal yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan ketahanan energi nasional. Pertamina berusaha meningkatkan lifting migas (minyak dan gas) guna mencukupi
kebutuhan dalam negeri. Blok Mahakam yang puluhan tahun dikelola perusahaan raksasa
internasional PT Total E&P Indonesie kini telah diakuisisi oleh Pertamina.
Banyak kalangan meragukan
tentang kemampuan Pertamina menggantikan
PT Total E&P Indonesie dalam pengelolaan migas di Blok Mahakam. Namun, Pertamina sebagai BUMN bergerak di
bidang energi terintegrasi di Indonesia. Pertamina berkomitmen mendorong proses
transformasi dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar
internasional dalam pelaksanaan operasional dan tata kelola lingkungan yang
lebih baik, serta peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama.
Dengan pengalaman
59 tahun menghadapi tantangan di lingkungan geologi Indonesia, Pertamina siap mengelola Blok Mahakam sebagai
bagian dari langkah strategis perusahaan dalam mendorong ketahanan energi
nasional. Pertamina resmi mengelola Blok Mahakam dari operator sebelumnya, dengan
masa kontrak hingga 31 Desember 2037. Pertamina akan memberikan tambahan
kontribusi sebesar 24% dari total produksi migas nasional. Sebagai informasi, produksi
minyak Blok Mahakam sebesar 40,77 MBOPD dan produksi gas 1.282 MMSCFD. Secara
kumulatif, hingga akhir 2017 diproyeksikan produksi minyak mencapai 1,124
miliar barel, gas 19,17 BSCFG dan kondensar 499 juta barel. Total cadangan
minyak sekitar 57 MMBO dan gas 4,9 TSCF
dengan upside potential gas sebesar
756,95 BSCFG dan minyak sebesar 12,6 MMBLS.
Blok Mahakam (Sumber: SKK
Migas)
Generasi
Langit Biru
Migas selalu
menjadi pembahasan menarik karena sangat berdampak kepada kondisi udara. Pertamina
selalu melakukan transformasi BBM yang mampu mengurangi dampak pencemaran
udara. Usaha Pertamina adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia
bermigrasi dari kompor minyak ke kompor gas yang lebih murah, efisien dan ramah
lingkungan. Awalnya, proses migrasi tersebut ditolak masyarakat. Tetapi,
setelah memahami kemudahan penggunaan kompor gas menjadi habit yang luar biasa.
Karena
bahan bakar dengan RON (Research Octane
Number) yang tinggi semakin mengurangi kadar emisi terhadap kondisi udara
maka Pertamina berusaha untuk menggantikan Premium yang disubsidi Pemerintah. Migrasi
dari Premium RON 88 ke Pertalite (RON 90) dan Pertamax (RON 92) digeber. Buktinya,
stok Premium di pasaran semakin berkurang. Bahkan, status Premium semakin
hilang secara pelan-pelan. Meskipun ada beberapa SPBU yang menjual Premium, tetapi
stoknya tidak mencukupi untuk beberapa
hari. Faktanya, kita sering melihat info Premium dalam kondisi “HABIS” atau lebih
halus “Premium masih dalam pengiriman” hingga 1 minggu belum datang juga.
Kita sadari bahwa
proses migrasi dari Premium ke Pertalite atau Pertamax merupakan program mulia Pertamina
menciptakan BBM ramah lingkungan. Migrasi
dari Premium ke Pertalite atau Pertamax tentunya berdampak terhadap perubahan
komposisi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurut laporan Pertamina menyatakan bahwa tahun
2016, penjualan Premium masih mendominasi sebesar 73% yang disusul dengan Pertamax
13,3%, Pertalite (12%) dan Pertamax Turbo/Plus (RON 95/98) 0,7%. Sedangkan,
pada tahun 2017 mengalami perubahan signifikan yaitu penjualan bahan bakar (fuel) didominasi Pertalite sebesar 44,8%, disusul Premium
36,4%, Pertamax 18% dan Pertamax Plus/Turbo 0,8%. Yang menarik adalah penjualan
Solar Bio yang ramah lingkungan untuk kebutuhan kendaraan diesel mendominasi
sebesar 99% (tahun 2016) dan 96,2% (tahun 2017) dibandingkan dengan Pertamina
Dex dan Dexlite.
Persentase penjualan bahan
bakar minyak tahun 2016 dan 2017 Pertamina (Sumber: www.pertamina.com)
Dari sisi bahan
bakar gas, untuk menciptakan Generasi Langit Biru, Pertamina juga menggencarkan
pemakaian Bright Gas untuk memasak yang bisa menggantikan pemakaian gas LPG tabung
12 kg dan tabung melon 3kg. Pertamina juga
mengklaim bahwa Bright Gas (Bright Gas 12 kg dan 5,5 kg) menguntungkan karena lebih
aman dengan teknologi Double Spindle
Valve System (DSVS) dan memiliki fitur keamanan segel resmi Pertamina yang
menjamin kualitas LPG maupun isi LPG dalam tabung.
Pertamina
menggenjot penjualan Bright Gas (Sumber: dokumen pribadi)
Di luar bahan bakar tersebut, Pertamina telah
meluncurkan bahan bakar ramah lingkungan untuk Generasi Langit Biru, yaitu: Pertamina Envogas untuk
Bahan Bakar Gas (BBG) kendaraan yang diperkenalkan tahun 1986 dan 1992 melalui
program Langit Biru dan kemudian di luncurkan kembali pada tanggal 10 Desember
2012. Pertamina Envogas merupakan produk CNG (Compressed Natural Gas) atau Gas Alam Terkompresi yang mempunyai
RON 120 diperoleh melalui proses kompresi metana (CH4) hasil ekstraksi gas alam
dengan tekanan sebesar 200 s/d 275 BAR.
Bahan bakar lainnya adalah Vi-Gas
juga merupakan turunan dari LPG yang dinamakan LGV (Liquefied Gas for Vehicle), dengan campuran Propane dan Butane.
Dikemas dalam tabung yang juga berfungsi sebagai tanki bahan bakar, Vi-Gas
sangat cocok digunakan untuk kendaraan kecil, baik kendaraan umum ataupun
kendaraan pribadi. Tekanan Vi-Gas yang rendah menyebabkan penggunaan Vi-Gas
relatif tidak berbahaya, selama Anda memperhatikan panduan keselamatan
penggunaannya.
Produk Pertamina, Envogas dan Vi-Gas (Sumber: www.pertamina.com/diolah)
Jadi, sekarang saatnya kita
peduli dengan lingkungan. Penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan dapat
meningkatkan kualitas hidup Generasi millenial. Dan, mempertahankan langit biru
bukan hanya tugas Pertamina saja tetapi tugas kita bersama. Melakukan migrasi
dari Premium ke Pertalite atau Pertamax merupakan salah satu usaha untuk
membuat Generasi Langit Biru.
Post a Comment for "Meningkatkan Keramahan Migas untuk Kualitas Hidup Generasi Langit Biru "