Yapuga, Ayam Putih yang Gagap
Ayam putih (Sumber:
pixabay.com)
Di sebuah desa yang
indah di lembah gunung Tawang Mangu, hiduplah seorang petani yang memelihara
keluarga ayam. Ayam tersebut ditempatkan di sebuah kandang yang terbuat dari
bambu petung.
Keluarga ayam tersebut beranggotakan
5 ekor ayam. Induk ayam bernama Yain
(Ayam induk). Anak ayam pertama bernama Yangi
(Ayam pelangi), karena bulu-bulunya berwarna seperti warna pelangi. Anak ayam
kedua bernama Yame (Ayam merah)
karena bulu-bulunya dipenuhi dengan warna merah. Anak ayam ketiga bernama Yakun (Ayam kuning) karena dipenuhi
dengan bulu-bulu yang berwarna kuning. Sedangkan, anak terakhir bernama Yapuga (Ayam putih gagap) dikarenakan
bulu-bulunya berwarna putih. Yapuga tidak seperti ketiga saudara jantannya yang
bisa bicara dan berkokok dengan nyaring. Yapuga benar-benar malang. Yapuga
tidak mampu berkokok dengan baik karena mengalami gagap.
Yapuga sering
diolok-olok oleh temannya karena tidak bisa bicara dan berkokok.
“Teman-teman, lihat teman kita
Yapuga tidak bisa berkokok ya. Masa, ayam jantan tidak bisa berkokok. Gagap
lagi. Malu kan punya teman gagap” kata salah satu teman
Yapuga kepada teman-teman lainnya.
“Ayo, Yapuga ditinggal saja. Biar
bermain sendirian” kata salah satu teman Yapuga dengan
kerasnya.
Yapuga tidak bisa
berkata apa-apa. Ia hanya menangis dan meratapi nasibnya. Teman-temannya kini
tidak mau berteman dengannya, Untungnya, saudara-saudaranya selalu
mendukungnya.
Yapuga dan kakaknya
memang saling menyayangi. Apalagi, Yain, sang induk selalu berpesan kepada
kakaknya Yapuga agar Yapuga selalu diawasi karena gagap bicara. Yain juga berpesan
kepada anak-anaknya agar tidak terlalu jauh bermain-main, terutama ke rawa-rawa
karena banyak ular berbisa. Ya, tidak jauh dari kandang tempat tinggalnya
memang terdapat rawa-rawa yang jarang didatangi.
“Yame”
“Ya, kak”
“Yakun”
“Baik kak”
“Dan kamu Yapuga”
“Ba …ba …ba …”
“Ya sudah, tidak perlu dilanjutkan.
Kakak lupa kalau kamu gagap” jawab Yame yang dibalas
dengan anggukan Yapuga.
“Hari ini, kita akan berjalan-jalan
ke daerah rawa yang tidak jauh dari kandang tempat tinggal kita”
“Emangnya ada apa kak!”
tanya Yakun.
“Iya, kak. Emangnya ada makanan enak
kak”
Tanya Yakun.
“Justru itu. Kakak juga penasaran.
Kakak pengin tahu ada apa sih di rawa itu. Bisa jadi di situ banyak makanan
enak buat makan malam keluarga kita” jawab Yangi meyakinkan.
Tanpa sepengetahuan
induknya, empat ekor ayam tersebut pergi ke rawa.
Mereka berjalan
berurutan, paling depan Yangi yang diikuti Yame, Yapuga dan paling belakang
Yakun. Mereka bernyanyi menyusuri pematang rawa mencari makanan.
Saking asyiknya
berjalan, tanpa diduga Yakun terperosok ke dalam lumpur hidup. Untungnya,
Yapuga yang berada di depan Yakun mengetahui kondisi tersebut. Yakun berusaha keras
menarik tangan Yakun yang kondisinya hanya tangan dan kepala yang kelihatan.
Sementara, Yangi dan Yame tidak mengetahui apa yang dialami oleh Yakun, Yapuga
berpesan kepada Yakun untuk memegang rerumputan di sekelilingnya. Selanjutnya,
Yapuga lari sekeras mungkin mengejar Yangi dan Yame.
Yangi dan Yame pun bisa
terkejar Yapuga. Akhirnya, Yakun selamat dari bahaya lumpur hidup. Yangi dan Yame menjadi
marah kepada Yapuga. Mereka tidak menyadari bahwa Yapuga gagap.
“Yapuga, kamu keterlaluan. Kenapa tidak
memberi tahu secepatnya. Coba kalau Yakun meninggal, siapa yang bertanggung
jawab” bentak Yangi.
“Ya, kamulah yang harus bertanggung jawab
jika terjadi sesuatu” bentak Yame.
Yapuga hanya menagis dan
terdiam. Yapuga pun berusaha berbicara sekuat-kuatnya tapi tak mampu. Yapuga
sangat marah kepada kedua kakaknya yang menganggap dirinya bersalah.
“Ka kakkkk, Sa yaa me manggggg ga ggap.
Kukuuuuuuruuuuu yuuuuuukkkkkk!”. Yangi
dan Yame kaget bukan kepalang. Ternyata, Yapuga bisa bicara dan berkokok.
“Yapuga, akhirnya kamu bisa bicara adikku
sayang” tanya Yangi.
“Yapuga. berkokoklah” pinta
Yakun yang sedari tadi diam.
“Ku kuuuuuuuuu ruuuuuyuukkkkkkk!”
jawab Yapuga merentangkan sayap putihnya.
Sekarang, Yapuga bisa
bicara dan berkokok lagi karena kemauan yang kuat seperti teman-teman lainnya.
Teman-teman yang dahulu memperolok-olok, akhirnya minta maaf kepada Yapuga.
Dan, Yapuga pun memaafkan kesalahan mereka. Kini, bisa bermain bersama dengan
riang gembira.
Post a Comment for "Yapuga, Ayam Putih yang Gagap"