Selamat Hari Raya
Idul Fitri 1439 H
(Sumber: www.123rf.com/diolah)
Raya Idul Fitri
atau Hari Lebaran telah tiba. Hari Kemenangan bagi umat Islam setelah satu
bulan penuh berpuasa. Hari bahagia setelah satu bulan penuh menahan haus, lapar
dan hal-hal yang membatalkan puasa.
Serta menahan diri
dari segala godaan setan. Inilah saat umat Islam kembali ke fitrah (kesucian) seperti anak yang baru
dilahirkan. Juga, seperti kertas yang belum dicoret-soret dengan noda atau
pulpen sekalipun.
Ada beberapa momen
penting yang biasa dilakukan oleh setiap keluarga di hari pertama Hari Raya
Lebaran. Setidaknya, ada 4 momen penting yang sering dilakukan umat Islam di
hari pertama Hari Raya Lebaran yaitu:
Sholat
‘Ied
Sholat ‘ied
merupakan sholat yang “sunah” dan mendekati “wajib” yang dilakukan setiap umat islam. Sholat yang
dilakukan setelah fajar muncul. Sholat ini menunjukan pelengkap puasa anda dan
menandakan awal dari bulan syawal.
Sholat ‘ied wajib
dilaksanakan secara berjamaah sebanyak dua rokaat dan diisi dengan khutbah pada
akhir sholat. Khutbah sholat ‘ied yang yang mayoritas berisi tentang kemenangan
umat Islam setelah mengarungi samudra haus, lapar dan berbagai nafsu yang
membatalkan puasa.
Sholat ‘ied
mengawali umat Islam untuk merayakan kemenangan sebagai manusia yang suci dari
dosa. Hari bahagia yang dirayakan dengan gembira. Inilah ititik balik manusia kembali kepada kesucian
(fitrah).
Sholat ‘Ied di lapangan terbuka
(Sumber: dokumen pribadi)
Ziarah
Kubur
Hari pertama pada
Hari Raya Idul Fitri juga menjadi waktu yang spesial untuk berziarah kepada
keluarga yang telah mendahului untuk menghadap Allah SWT. Bukan hanya
kebahagiaan di dunia saja, tetapi ingat kepada kematian membuat anda lebih
bersyukur dan berbuat lebih baik pada bulan-bulan berikutnya, khususnya bisa
bertemu lagi dengan bulan Ramadhan tahun depan.
Berziarah
juga memberikan gambaran bahwa kematian akan datang kapan saja tanpa ijin
manusia. Malaikat pencabut nyawa tak perlu mengetuk pintu anda terlebih dahulu.
Itulah sebabnya, setiap hari pertama Hari Raya Idul Fitri menjadi ajang yang
istimewa untuk berziarah kepada keluarga yang telah menghadap sang Maha Pemilik
Jagat Raya.
Manusia hanyalah
sebutir di antara gurun pasir yang Maha Luas. Berziarah juga menjadi momen
kepasrahan manusia kepada Allah SWT. Kepasrahan kepada pemilik nyawa yang kapan
saja bisa mengambilnya kembali. Berziarah menjadi ajang perenungan manusia
bahwa ada dunia kematian setelah kehidupan.
Hari
pertama di Hari Raya Idul Fitri memang perlu menyeimbangkan antara dunia dan
akhirat. Menggabungkan kegembiraan bersama keluarga yang masih hidup juga
memberikan dukungan doa-doa kepada keluarga yang telah kembali ke alam lain.
Setiap orang berharap agar kegembiraan di Hari Raya Idul Fitri juga bisa
dinikmati keluarga di alam sana dan tersenyum kepada anda saat merayakan Hari
Raya Lebaran.
Keluarga sehabis berziarah di hari
pertama
hari Lebaran (Sumber: dokumen pribadi)
Menikmati
Menu Lebaran
Hari Lebaran
merupakan saat yang indah untuk memenuhi area meja makan. Mencicipi menu hari
raya terbaru. Berbagai wajah senyum sumringah melihat menu yang tersaji di meja
makan. Dan, hari Lebaran merupakan saat yang diharamkan untuk melakukan puasa.
Waktu yang menyenangkan untuk mencoba menu lebaran dengan suka cita. Kadangkala,
menu Hari Lebaran juga tidak perlu mewah tetapi mampu memberikan kebahagiaan
keluarga.
Ya,
berkumpul dengan keluarga saat Hari Raya Idul Fitri memang menjadi momen yang tidak
bisa dinilai dengan apapun. Apalagi, saat semua yang hadir memberikan rasa bahagia.
Di meja makan itulah, kebersamaan itu terjalin erat. Bukan hanya berbagai menu
yang tersaji di meja makan saja berbaur menjadi satu tetapi kebahagiaan mampu
bersatu menjadi satu untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Menu Hari Lebaran yang sederhana dan
hijau
(Sumber; dokumen pribadi)
Bermaaf-maafan
antar Anggota Keluarga
Hari
pertama di Hari Raya Lebaran menjadi momen yang istimewa untuk saling
bermaaf-maafan anggota keluarga terutama kepada kedua orang tua. Saat inilah,
ketika hati tersentuh atas kemenangan hari raya tidak mampu untuk membendung
air mata bahagia. Air mata yang memberikan pertanda untuk membebaskan dari
segala dosa antar sesama manusia (habluminannaas) di hadapan Allah SWT.
Momen
bermaaf-maafan juga menunjukan momen kerendahan hati manusia sebagai makhluk
yang tidak lepas dari dosa-dosa tetapi ingin menghapusnya dengan kebaikan. Dan,
manusia hanya beranggapan bahwa tak
pantas masuk ke surga tetapi tidak kuat atas siksa neraka. Saat saling
bermaafan itulah menjadi momen penting untuk melepaskan segala dosa yang
menjerat manusia.
Ajang
bermaaf-maafan juga dilanjutkan dengan keluarga dan tetangga yang berada di
sekitar tempat tinggal anda. Setiap manusia mempunyai dosa yang telah diperbuat
dengan orang lain. Oleh sebab itu, saling bermaafan di hari pertama hari raya
Idul Fitri menjadi momen penting yang jangan dilewatkan begitu saja. Ya, momen
yang sangat penting untuk mengucapkan “minal
aidzin wal faizin” secara langsung dan tatap muka.
Bermaaf-maafan di tempat saudara
(Sumber: dokumen pribadi)
Semoga momen di
atas bisa membuat anda menjadi manusia yang bersih dari dosa. Hari Raya Idul
Fitri sejatinya merupakan kemeangan umat Islam kepada fitrah (kesucian) dan
terhindar dari segala jenis dosa. Segala khilaf diampuni, segala benci
dihilangkan dan segala buruk sangka dihancurkan. Dan, saatnya ucapkan “Minal
Aidzin Wal Faidzin”, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Ngawi - Jawa Timur,
14 Juni 2018
Catatan:
Saya, Casmudi dan
keluarga mengucapkan “Minal Aidzin Wal
Faidzin”, Mohon Maaf Lahir dan Batin atas segala khilaf kepada manajemen
Kompasiana dan para Kompasianer serta para pembaca jika tulisan yang telah saya
buat mungkin menyinggung perasaan anda.
Saya dan keluarga
mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan (tulisan) yang telah diperbuat
baik disengaja maupun tidak disengaja. Saya hanyalah manusia biasa.
Sesungguhya, segala kebaikan mutlak datangnya dari Allah SWT Yang Maha Agung
dan segala kesalahan semata-mata datang dari saya pribadi.
Artikel ini juga tayang di Kompasiana
No comments:
Post a Comment