Jalan-jalan ke Kota Solo di Hari
kedua Lebaran
(Sumber: dokumen pribadi)
Hari Raya Idul
Fitri adalah hari kemenangan. Hari di mana “bebas” dari menahan berbagai godaan
yang membatalkan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Oleh karena itu,
Hari Raya Idul Fitri sering disebut sebagai Hari Lebaran. Lebaran sendiri
berasal dari kata dasar “lebar” yang berarti luas. Hal ini mengandung arti
bahwa Lebaran merupakan hari yang luas sebagai pembuka pintu maaf dan
kebahagiaan karena pahala yang luas.
Setelah melakukan
sholat ‘Ied dan bersalam-salaman dengan keluarga dekat dan tetangga sekitar di
Ngawi Jawa Timur, maka saya dan keluarga
mempunyai kebiasaan setiap hari kedua Hari Lebaran yaitu bersilaturahmi
ke keluarga besar di Kota Solo. Keluarga besar dari pihak Istri. Keluarga yang
masih dalam keturunan Keraton Mangkunegaran Solo.
Kadangkala, acara
silaturahmi ke Solo dilengkapi dengan acara Arisan Keluarga. Arisan Keluarga ini
bertujuan untuk menguatkan tali silaturahmi anggota keluarga besar Ngawi, Solo dan Klaten dan
mengenalkan anggota-anggota keluarga baru. Dengan demikian, akan timbul persaudaraan
yang semakin luas.
Setelah
melakukan perjalanan kurang lebih 2 jam dari Ngawi ke Solo, maka rasa lelah pun
menyambut kami. Untuk menghilangkan rasa lapar sekaligus untuk memenuhi hasrat
menikmati kuliner soto kesukaan maka kami pun mampir untuk mencicipi soto di
salah satu pusat kuliner. Memang, Plesir ke Solo juga bermaksud untuk mencicipi
kuliner andalan keluarga yaitu soto yang berada di kawasan Klodran Solo.
Menikmati soto sebelum menghadiri
acara
arisan di Kota Solo (Sumber: dokumen pribadi)
Bersilaturahmi ke
Solo juga mendapatkan inspirasi usaha. Kebetulan anak dari paman (adik ibunya
istri saya) merintis sebuah usaha konveksi. Usaha yang dikembangkan dengan
tekad. Karena, tidak mempunyai latar belakang sama sekali dalam bidang entrepreneurship. Ruang tamu disulap
menjadi tempat kerja.
Ada hal yang
menarik yang bisa diperoleh dari hal tersebut yaitu “The Power of Kepepet”. Karena kebutuhan yang makin bertambah
karena barusan menikah maka harus membuat terobosan usaha. Usaha konveski yang
mayoritas menghasilkan kaos-kaos bola dan pesanan perusahaan menjadi ladang
bisnis yang menggiurkan.
Membuka usaha juga
membutuhkan keyakinan yang kuat. Just Do
It, lakukan saja seperti tagline-nya Nike merupakan kalimat yang pas untuk
melakukan usaha. Tidak berpikir terlalu jauh tentang hal apa yang akan terjadi
kemudian seperti keuntungan, kerugian dan lain-lain. Intinya, eksekusi usaha
adalah yang lebih utama. Karena, setiap usaha yang dipikirkan terlalu jauh
tentang bayangan kerugian di masa depan maka mayoritas usaha tersebut surut
untuk dilakukan dengan baik.
Usaha konveksi yang dirintis oleh
anak paman
(Sumber: dokumen pribadi)
Bukan hanya masalah
inspirasi usaha yang bisa diperoleh dari pelesiran di hari kedua Lebaran di
Solo. Saya juga mendapatkan inspirasi hidup tentang kuatnya persaudaraan tanpa
memandang status. Sudah lumrah yang terjadi dalam masyarakat bahwa hubungan
saudara selalu memandang kasta, harta dan jabatan.
Meskipun masih
saudara tetapi jika kondisi ekonomi terlalu “njumplang” (berat sebelah) berbeda
jauh maka hubungan saudara sering mengalami masalah. Mungkin, yang merasa kaya
malu untuk bersaudara dengan keluarganya yang mengalami kondisi miskin.
Dari kunjungan ke
Solo, ada hal menarik yang patut dipetik yaitu keterbukaan setiap anggota
keluarga besar dari manapun untuk menjalin silaturahmi dan kekerabatan yang
baik tanpa memandang status sosial. Kata
pepatah Jawa yang berbunyi, “nggugah
silaturahmi, marai katah rejeki” (membangun silaturahmi, menyebabkan banyak
rejeki). Karena, silaturahmi tak bisa dinilai dengan uang.
Silaturahmi yang kuat
juga menimbulkan persaudaraan dan persahabatan yang luas. Banyak kejadian nyata
bahwa persaudaraan dan persahabatan yang tidak memandang status sosial mampu
menimbulkan sebuah kepercayaan. Dan, kepercayaan yang kuat bisa mengakibatkan
sebuah peningkatan rejeki dan jabatan, bukan?
Jalan-jalan ke Kota
Solo bukannya sekedar jalan bahagia untuk merayakan kemenangan di Hari lebaran.
Tetapi, banyak inspirasi hidup yang bisa saya petik. Bukan hanya menikmati
kuliner nusantara tetapi bisa mendapatkan inspirasi usaha dan motivasi hidup
yang lebih baik di masa depan.
Sejatinya,
inspirasi hidup mampu membuat hidup anda lebih baik. Ketika inspirasi hidup
anda tiru dan pegang kuat maka anda akan mendapatkan kenyamanan dan ketenangan
hidup. Itulah sebabnya, memperluas komunikasi dengan orang lain adalah yang
utama. Salah satunya adalah dengan mempererat jalinan silaturahmi, baik dengan
saudara maupun dengan orang lain.
Selamat Hari Raya
Idul Fitri 1439 H. Mohon maaf lahir dan batin.
Artikel ini juga tayang di Kompasiana
No comments:
Post a Comment