AM 2018 Bali dan "Showcasing" Indonesia di Mata Dunia
AM 2018 Bali yang akan diselenggarakan
di Nusa Dua Bali pada bulan Oktober 2018 (Sumber: kaskus.co.id/diolah)
Menurut
Kepala Bank Indonesia Wilayah Bali Bapak Kausa Iman Karana (KIK) menyatakan
bahwa persiapan perhelatan pertemuan keuangan terbesar di dunia IMF (International Monetary Fund) - WBG (World Bank Group) Annual Meetings (AM) yang
akan diadakan di Nusa Dua Bali mencapai tahap 79 %. Kondisi tersebut diutarakan
saat membuka acara “Diseminasi IMF - WBG Annual Meetings Kepada Regional
Opinion Maker” yang diadakan di The Anvaya Beach Resort Kuta Bali tanggal 12-13
Juli 2018 lalu. Seluruh stakeholders yang
terlibat dalam persiapan acara tersebut dihadirkan dan mempresentasikan
kesiapan wilayahnya masing-masing.
Suasana pertemuan sebelum perhelatan AM
2018 Bali yang digagas Bank Indonesia (BI) dalam acara “Diseminasi IMF-WBG
Annual Meetings 2018 Kepada Regional Opinion Maker” di Kuta Bali, tanggal 12-13
Juli 2018 (Sumber: dokumen pribadi)
Tamu
Istimewa
Untuk mensukseskan hajatan terbesar
sektor keuangan di dunia membuat Bali bersolek diri. Segala akomodasi
dipersiapkan secara matang. Nusa Dua sebagai venue utama akan menjadi saksi sejarah bangsa Indonesia. Karena, event internasional tersebut akan menjadi momentum yang tepat untuk menunjukan
kepada para tamu dari 189 negara tentang kemajuan bangsa Indonesia.
Serta, peluang emas untuk meningkatkan pertumbuahan ekonomi yang diprediksi
akan naik secara signifikan. AM 2018 Bali bukan hanya milik Nusa Dua atau Bali,
tetapi menjadi milik bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia sebagai tuan
rumah (host) sangat serius
mempersiapkan diri untuk menjamu para tamu istimewa dengan sarana dan prasarana
berkelas internasional sebaik mungkin. Bahkan,
bangsa Indonesia telah menjalankan program “Voyage to Indonesia” dengan tagline
The World is Coming To Indonesia.
Mengapa AM 2018 Bali menjadi
pertemuan keuangan terbesar dan prestigious
di dunia? Perlu diketahui bahwa pertemuan tersebut akan dihadiri para tamu VVIP
yaitu: 22 Kepala Negara (setingkat
Kepala Negara) dari 189 negara. Serta, tamu VVIP lainnya yang terdiri dari : 1)
Menteri Keuangan; 2) Gubernur Bank Sentral; 3) CEO Industri Keuangan; 4) Akademisi
Terkemuka; 5) Lembaga Internasional; 6) Perwakilan CSO, NGO; 7) Anggota
Parlemen; 8) IMFC/DC; 9) G20; 10) G7; 11) G24; 12) BRICS; 13) Press/Media; dan
14) Observer. Para tamu tersebut akan menghadiri kurang lebih 2.000 pertemuan.
Jumlah delegasi resmi saja
akan mencapai 4.000 orang. Belum termasuk peserta yang tergolong sebagai Investor,
Pelaku Sektor Keuangan sebanyak 4.000 orang. Ditambah, puluhan ribu orang dari Pimpinan/Staf IMF-WBG, CSO, NGO, Journalist, Press dan lain-lain. Yang menarik
adalah setiap delegasi atau peserta akan membawa pasangan dan keluarganya yang
mencapai angka kurang lebih 15.000 orang. Oleh sebab itu, pertemuan terbesar
sektor keuangan di dunia tersebut akan
dihadiri delegasi atau peserta yang menyentuh angka 20.000 orang. Ini adalah
jumlah peserta pertemuan terbanyak yang ada di dunia.
Jumlah peserta yang hadir di AM 2018 Bali
diprediksi bisa mencapai angka 20.000 orang. Sebuah pertemuan terbesar di dunia
sektor keuangan (Sumber: dokumen pribadi)
Untuk mengantisipasi jumlah
peserta yang luar biasa maka bangsa Indonesia mempersiapkan segalanya untuk
menyambut tamu istimewa tersebut. Berbagai fasilitas di beberapa sektor dikebut
dan disempurnakan persiapannya. Di bidang perhotelan, Persatuan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI) telah menyediakan kamar hotel bintang 4 dan 5
sebanyak 26.000 kamar,. Juga, tambahan kamar hotel bintang 3 sebanyak 4.200 kamar untuk menyambut tamu yang akan
datang.
Di kawasan Nusa Dua sendiri
telah menyiapkan Official hotels
untuk official delegates sebanyak 4.124 kamar dari 21 hotel. Untuk Meeting Venues seperti BNDCC, BICC, Laguna, Nusa Dua Beach
telah disiapkan sebanyak 89 ruang pertemuan. Bahkan, beberapa hotel seperti Hotel
BND, Westin dan Grand Whiz akan diubah menjadi kantor sebanyak 598 ruang kantor
dan 55 pusat bisnis. Keamanan hotel
berjalan selama 24 jam dengan sistem pengamanan hotel dibuat super ketat dan bekerja
sama dengan Polda Bali.
Persiapan di sektor lainnya
seperti infrastruktur jalan tol telah dirancang secara baik agar nyaman dan
aman dilewati oleh tamu negara. Bandara International Ngurah Rai juga dirancang
sebaik mungkin untuk menyambut tamu-tamu penting. Tidak ketinggalan, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Bali telah mendesain secara sistematis
untuk pengamanan pertemuan terbesar di dunia tersebut. Serta, mengantisipasi
jika terjadi kondisi yang tidak diharapkan seperti bencana erupsi Gunung Agung atau
bencana longsor secara tiba-tiba.
Peluang
Emas
Perlu diketahui masyarakat
Indonesia bahwa AM 2018 Bali merupakan kesempatan dan peluang emas untuk
“showcasing” pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa Indonesia di mata dunia.
Manfaat besar akan diperoleh bangsa Indonesia berkali-kali lipat dibandingkan dengan
dana yang digelontorkan untuk pertemuan terbesar di dunia tersebut yang
menyentuh angka lebih dari 800 miliar rupiah. Perlu waktu lebih dari 500 tahun
untuk bisa menjadi tuan rumah kembali di masa mendatang. Jadi, bangsa Indonesia
harus bisa memanfaatkan peluang emas di mana
para pelaku utama sektor keuangan dunia dan perhatian dunia tertuju pada
negeri kita.
Penyelenggaraan AM 2018 Bali menunjukan pada dunia
bahwa Indonesia mampu meningkatkan kemajuan ekonomi pasca krisis Asia.
Kepemimpinan dan komitmen bangsa Indonesia dalam isu global juga menjadi nilai
penting dengan kesuksesan menyelenggarakan AM 2018 Bali. Salah satu keuntungan
yang bisa diperoleh bangsa Indonesia yaitu bisa melakukan promosi budaya,
pariwisata dan teknologi keuangan (financial
technologies) seperti keuangan syariah kepada peserta yang hadir. Dunia
akan memperhatikan event terakbar
tersebut secara live yang disiarkan
oleh berbagai stasiun televisi dari 189 negara. Sungguh, sebuah “showcasing” bangsa
Indonesia yang luar biasa di mata dunia.
AM 2018 Bali akan
diselenggarakan lebih dari 7 hari. Dan, delegasi atau peserta pertemuan akan
menghadiri berbagai macam pertemuan dan event
lainnya. Tentunya, mereka mengkonsumsi makanan dan minuman. Bukan hanya
mengeluarkan dana untuk membayar makanan dan minuman tersebut tetapi kuliner
khas Indonesia akan menjadi objek yang menarik dalam pemberitaan televisi atau
dunia maya.
Kebutuhan lainnya seperti: Transport
& Akomodasi, Belanja & Hiburan, Wisata dan lain-lain merupakan modal
besar untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan memberikan potensi penerimaan devisa. Oleh sebab itu, dana yang
dibelanjakan para delegasi atau peserta dari pertemuan akbar tersebut
diprediksi mencapai USD 100 juta atau 1,4 triliun rupiah. Jadi, pendapatan yang
akan diperoleh bangsa Indonesia lebih besar dibandingkan dana yang
digelontorkan untuk pertemuan akbar tersebut.
Ditambah lagi dengan
keuntungan lainnya bagi bangsa Indonesia. Pada jangkauan regional Bali maka
akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi seperti di sektor MICE
(penyelenggaraan event), pariwisata, sektor jasa, industri kecil dan sektor
pendukung lainnya. Sektor lainnya yang akan menangguk keuntungan adalah sektor
pariwisata. Bangsa Indonesia telah membuat 60 paket wisata selama AM 2018
berlangsung. Paket wisata yang ditawarkan untuk Bali sendiri sebanyak 33 Paket
Wisata seperti Bali Sightseeing (28
paket wisata); Bali Cruise Package Tour
(2 paket wisata); dan Bali Tour –
President Gate In (2 paket wisata).
Bukan hanya paket wisata
Bali yang diperkenalkan pada pertemuan
AM 2018 Bali tetapi paket wisata luar Bali juga diperkenalkan kepada delegasi
dan peserta pertemuan. Sebanyak 27 paket wisata yang ditawarkan oleh Kementerian
Pariwisata di AM 2018 Bali yaitu: Lombok (5 paket wisata); Komodo (7 paket
wisata); Yogyakarta (5 paket wisata); Tana Toraja (4 paket wisata); Lake Toba
(5 paket wisata); dan Banyuwangi (1 paket wisata). Tentunya, jumlah wisatawan
yang potensial adalah jumlah delegasi atau peserta yang menyentuh angka 20.000
orang tersebut.
Jika, jumlah tersebut
terpesona dengan keramahan dan pelayanan profesional bidang pariwisata maka
berpeluang besar untuk melakukan “tambahan waktu” untuk berada di Indonesia.
Bahkan, delegasi atau peserta tersebut akan mengajak saudara, teman, kolega
bisnis dan lain-lain untuk berkunjung ke Indonesia. Serta, dari delegasi atau
peserta sendiri akan melakukan kunjungan ulang pada kesempatan lainnya. Sebuah
mata rantai kunjungan pariwisata yang
bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
AM 2018 Bali memberikan banyak peluang
emas bagi Indonesia. Salah satunya adalah “showcasing” pertumbuhan ekonomi dan
kemajuan bangsa Indonesia (Sumber: dokumen pribadi)
Pantas saja, menurut Oxford Business Group menyatakan bahwa Peru
mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan setelah menyelenggarakan AM 2015
lalu. Peru memperkuat citra global menjadi destinasi MICE di kawasan Amerika
Latin. Kontribusi bisnis pariwisata terhadap GDP dari tahun 2014 hingga 2016
naik sebesar 16,34 % dari 56,9 Juta PEN menjadi 66,2 juta PEN. Sedangkan,
kontribusi bisnis pariwisata terhadap penciptaan lapangan kerja pada kurun
waktu yang sama naik sebesar 6,82% 1.247
juta orang menjadi 1.332 juta orang.
Tentunya, bangsa Indonesia
wajib mendulang peluang emas dari perhelatan terakbar sektor keuangan tersebut.
Sektor leadership, Investasi dan
perdagangan, Promosi Pariwisata dan MICE, dan Knowledge Transfer adalah peluang emas jangka panjang yang wajib
dimanfaatkan sebaik mungkin.
Kepemimpinan bangsa
Indonesia di mata dunia, promosi produk unggulan dan pariwisata, serta jaringan
para pelaku ekonomi dalam sebuah komunitas internasional adalah modal besar
bagi bangsa Indonesia untuk bersaing secara global. Tentu, mimpi besar bangsa
Indonesia yang melesat pertumbuhan ekonominya bukanlah “mimpi di siang bolong”.
Kuncinya, ambil peluang emas AM 2018 Bali atau menunggu hingga 500 tahun lagi.
Post a Comment for "AM 2018 Bali dan "Showcasing" Indonesia di Mata Dunia "