Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

“Dari Lokal untuk Global”, Saatnya UMKM Naik Kelas






Kopiwriting JNE dan Kompasiana di Aston Denpasar tanggal 27 September 2018 (Sumber: dokumen pribadi)


Dunia digital kian berkembang. Pelaku UMKM khususnya di Bali tidak mau ketinggalan untuk memanfaatkan teknologi digital. Hal itu dilakukan untuk meluaskan produk hingga ke pelanggan di belahan dunia. Di samping itu, pemanfaatan jasa pengiriman produk UMKM melalui JNE juga sangat vital sekali. Muaranya hanya satu agar "Produk Lokal Berjaya di Pasar Global". 

  
Bali bak pulau sejuta pesona. Bukan hanya memiliki pemandangan alam dan destinasi wisata yang memikat hati wisatawan dalam dan luar negeri. Tetapi, Pulau Bali juga  mempunyai potensi dan keunggulan produk usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di mana, UMKM tersebut berkontribusi besar terhadap laju perekonomian nasional.
Bali juga berperan dalam perdagangan dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan ekspor di pulau Dewata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Kementrian Perdagangan RI, diketahui perkembangan ekspor non migas di bulan Juni 2018  mengalami peningkatan 7,65 persen yaitu sebesar 148,2  persen dibandingkan dengan bulan Januari 2017 sebesar 137,7 persen, Selain itu, jumlah UMKM di Denpasar hingga akhir tahun 2017 mencapai angka 30.840 usaha dan masih terus berkembang dengan berjalannya waktu.
Produk UMKM yang banyak diproduksi di Bali antara lain produk makanan ringan, minumaan, produk kecantikan, produk SPA, sarung Bali, kerajinan tangan hingga tenun. Semua produk tersebut diminati tak hanya di pasar nasional tetapi juga dalam linkup pasar global.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap perkembangan UMKM lokal Bali supaya mampu menembus pasar global,  JNE sebagai perusahaan jasa kurir ekspres dan logistik yang telah menjalankan binisnya selama hampir 28 tahun di Indonesia menggelar acara KOPIWRITING bersama Kompasiana dengan tema “Dari Lokal untuk Global” yang digelar di Aston Denpasar Hotel pada tanggal 27 September 2018.
“Bali memiliki banyak produk-produk khas yang dihasilkan IKM atau UKM local sehingga berpotensi dipasarkan maupun dijual di seluruh Indonesia dan luar negeri agar semakin berddampak positif terhadap perekonomian. Dari sisi kapabilitas sebagai perusahaan poengiriman ekspres dan logistik, JNE pun berupaya untuk terus mewujudkan dukungan, seperti memberikan peluang kerjasama  kemitraan untuk masyarakat, serta program JLC (JNE Loyalty Club) agar pelanggan mendapatkan benefit dari tiap aktifitas pengiriman. Selain itu, JNE juga memiliki JNE International Service yang siap mendukung pemasaran atau penjualan produk khas Bali ke mancanegara” kata Head of Cargo Sales JNE Freight Reza Arfandy.

Pelaku UMKM Lokal
Ada 3 kategori UMKM yaitu: 1) Usaha mikro, modal usahanya hingga 50 juta; 2) Usaha kecil, modal usahanya di atas 50 juta hingga 1 miliar;  dan 3) Usaha Menengah, modal usahanya di atas 1 miliar hingga 15 miliar. Pulau Bali pun mempunyai banyak pelaku industri UMKM. Mereka menghasilkan keragaman produk yang mampu bersaing dipasar domestik dan internasional. Pelaku UMKM yang bergerak di bidang kerajian tangan (handycraft) yaitu A.A.A. Mas Utari Noviyanthi. Tentunya, dalam mengembangkan bisnis tersebut melalui banyak hambatan.
Menurut A.A.A. Mas Utari Noviyanthi selaku pemilik Beehandycraft Bali mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis adalah bagaimana mencari pasar untuk produk kita, kemudahan membuat produk yang disukai oleh pasar. Selain itu juga tidak kalah pentingnya adalah menjaga produksi sesuai order yang kita terima, baik dari segi kualitas dan kuantitatsnya, menjaga ketepatan waktu pengiriman serta inovasi dalam pembuatan produk.


A.A.A. Mas Utari Noviyanthi selaku pemilik Beehandycraft Bali (Sumber: dokumen pribadi)


Selanjutnya, pelaku UMKM Bali yang dikenal di kancah internasional dan  menjadi narasumber dalam acara Kopiwriting JNE dan Kompasiana adalah  Ni Luh Ary Pertami Djelantik.  Narasumber tersebut turut berbagi cerita pengalamannya sebagai pelaku bisnis di Bali. Ni Luh membangun usaha produksi sepatu dengan label Niluh Djelantik ini sejak tahun 2008. Tidak sampai setahun, sepatu buatannya sudah bisa ditemukan di berbagai negara Eropa, Australia dan Selandia Baru. Konsisten dalam menjaga kualitas produk, inovasi desain dan selalu bekerja dengan cinta merupakan semangat yang selalu diterapkan Niluh dalam membuat produknya hingga kini.


Ni Luh Ary Pertami Djelantik, pemilik sepatu “Niluh Djelantik” (Sumber: dokumen pribadi)


Perlu diketahui bahwa Ni Luh Djelantik berawal bekerja sebagai tukang sapu (cleaning service) hingga menjadi seorang Direktur Marketing  pada perusahaan orang lain pada tahun 2002. Pada tahun 2003, usaha sepatu mulai dirintis  dengan merek Niluh. Dan, pada tahun 2005 sepatu yang dirintisnya sudah menembus di 20 negara. Karena, ada sedikit masalah dengan merek maka pada tahun 2008 lahirlah  merek produk sepatu terbarunya bernama “Niluh Djlenatik”. Pesan Niluh Djelantik bagi para pelaku UMKM adalah, “Nama yang harus anda besarkan dan harus ada awalnya”.

Teknologi Digital
Teknologi digital kian berkembang. Bisnis online pun menjadi sarana ampuh untuk mengembangkan bisnis UMKM. Bukan hanya menjual produk secara offline atau konvensional, para pelaku UMKM juga diharapkan bisa mengembangkan melalui online. Hal ini bertujuan agar produk lokal UMKM bisa bersaing di pasar global. 
Produk bukan hanya bersaing di kawasan domestik tetapi bisa menguasai pasar global. Dengan kata lain, “produk lokal bisa naik kelas menuju pasar global”. Tentunya, untuk mencapai pasar global membutuhkan sarana pengiriman yang bissa diandalkan, Nah, JNE sebagai jasa pengiriman menjamin kepuasan bagi para pelaku UMKM agar produknya bisa sampai di tangan pembeli tepat waktu.
Kepala JNE wilayah Denpasar Ibu Alit Septiniwati memberikan jaminan bahwa produk lokal khususnya Bali bisa dikirim dengan tepat waktu ke tangan pembelinya. JNE Denpasar telah mempunyai banyak titik pelayanan di seluruh Bali. Hal ini untuk mendukung para pelaku UMKM agar produknya cepat sampai di tangan pelanggan.   


Ibu Alit Septiniwati, Kepala JNE wilayah Denpasar (Sumber: dokumen pribadi)


Bagi pelaku UMKM yang memasarkan produknya hingga ke luar negeri, JNE juga siap melayaninya hingga 220 negara di belahan dunia. Divisi pengiriman internasional JNE memberikan jaminan bahwa produk UMKM bisa datang tepat waktu. Menurut Head of Cargo Sales JNE Freight Reza arfandy menegaskan bahwa JNE siap membantu para pelaku UMKM agar produknya bisa menyebar ke seluruh dunia. 


Head of Cargo Sales JNE Freight Reza arfandy (Sumber: dokumen pribadi)


Bersaing di Pasar Global
Dengan menyebarnya produk UMKM lokal di pasar dunia, maka produk lokal bisa naik kelas dan bersaing di pasar global. Ini menjadi kesempatan besar agar pelaku UMKM bisa bersaing di kancah dunia. Banyak hal yang perlu diperhatikan agar para pelaku UMKM bisa tampil di pasar global. Salah satunya, produk harus bisa diterima sesuai selera pasar.  
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindutrian Provinsi Bali, I Gede Wayan Suamba, SE, harapannya terhadap pelaku industri di Provinsi Bali adalah para pelaku dapat memproduksi barang sesuai dengan selera pasar dan laku di pasar baik domestik maupun ekspor, tentunya produk tersebut harus berkualitas baik, memiliki harga kompetitif dan tepat waktu pengiriman, di samping pelayanan yang baik.


Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindutrian Provinsi Bali, I Gede Wayan Suamba, SE menerima plakat dari Kepala JNE Denpasar, Ibu Alit Septiniwati (Sumber: dokumen pribadi)


Kontribusi UMKM tidak dipandang sebelah mata, Menurut Kadis Perdagangan Provinsi Bali menegaskan bahwa kontribusi UMKM di antaranya menyumbang pajak; menyerap tenaga kerja; dan menambah devisa negara. Jumlah UMKM yang ada sebesar 7,39 persen dibandingkan dengan jumlah penduduk Bali.
Harapan dari Kadis Perdagangan Provinsi Bali, “Produk Lokal Berjaya di era digital hingga Pasar global”. Karena, sektor industri sangat berperan di Bali. Pada tahun 2017, kontribusi perdagangan di Bali sebesar 679 juta dollar US. Sedangkan potensi UMKM sebesar 65 persen yang bisa digarap.
            Untuk mengembangkan pelaku UMKM agar bisa naik kelas di pasar global, maka Dinas Perdaganagn Provinsi Bali ikut berperan terhadap pelaku UMKM. Berbagai macam usaha yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan Bali untuk menumbuhkan UMKM adalah:
1.      Memfasilitasi UMKM agar berkembang melalui
a.     Pembuatan desain
b.     Diversifikasi produk
c.     Kemasan (packaging)
2.      Menjamin keamanan mutu pangan
3.      Pemberian modal KUR
4.      Membantu mempermudah perijinan
5.      Membantu pemasaran (mengadakan pameran di dalam dan luar negeri)
6.      Gugus kendali mutu (meningkatkan budaya perbaikan mutu)

Dengan adanya sinergi para pelaku UMKM, jasa pengiriman JNE dan peran serta birokrasi (Dinas Perdagangan Provinsi Bali) maka produk lokal bisa bersaing di pasar global. Pelaku UMKM bukan hanya berkompetisi di tingkat lokal atau domestik tetapi dengan hadirnya teknologi digital dan jasa pengiriman produk yang berkualitas bisa “naik kelas” menjadi pemain di tingkat global.
Untuk mendapatkan informasi jasa pengiriman JNE secara jelas, anda bisa  menghubungi langsung:  

Hendrianida  Primanti
Head of Media Relation Department
Hp. 08121068081

Idham Azka
Mass Media  Relation Section Head

Hp. 0818986956


Artikel ini juga telah tayang di Kompasiana.


Post a Comment for "“Dari Lokal untuk Global”, Saatnya UMKM Naik Kelas"