Saatnya Sampah Menebar Berkah
“Advokasi
Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Melalui Pelatihan Daur Ulang
Sampah” diselenggarakan di Aston Hotel jalan Wanasegara Kuta Bali (Sumber:
dokumen pribadi)
Masalah lingkungan selalu menarik untuk dibahas. Bukan hanya di meja makan,
warung kuliner atau tempat hangout.
Tetapi, isu lingkungan bisa merambah meja kepala kantor di balik tembok gedung birokrasi
atau pemerintahan.
Salah satu isu lingkungan yang menjadi “headline” para pemegang kebijakan
adalah keberadaan volume sampah yang semakin menggunung dan penanganannya agar
bermartabat bagi kehidupan manusia.
Advokasi
Indonesia Woman Information Technology Awareness atau IWITA adalah
sebuah lembaga atau organisasi yang peduli akan isu-isu yang berhubungan dengan
masalah rumah tangga seiring dengan berkembangnya teknologi informasi. Bekerja
sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPA) memberikan
pencerahan atau sosialisasi tentang pengelolaan sampah.
Acara tersebut dihelat di Aston Hotel jalan raya Wanasegara Kuta Bali pada
tanggal 15 Oktober 2018 lalu dengan membawa tema “Advokasi Peran Masyarakat
Dalam Pengelolaan Lingkungan Melalui Pelatihan Daur Ulang Sampah”.
Sampah telah menjadi masalah besar bagi kehidupan manusia. Semakin hari,
volumenya justru semakin bertambah. Oleh sebab itu, perlunya kesadaran setiap
individu atau organisai untuk mengatasi masalah sampah. Hal yang paling “urgent”
adalah perlunya usaha 5R yaitu: Reduce, Reuse, Recycle, Replace dan Replant
Setiap individu berusaha untuk melakukan “Reduce” dengan pengurangan jumlah sampah. Sebisa mungkin,
sampah yang ada bisa dilakukan “Reuse” atau dapat digunakan kembali.
Bukan hanya masyarakat, tetapi Pemerintah juga berperan penting dan bertanggungjawab
terhadap masalah sampah dalam hal:
1.
Melakukan pemilahan;
2.
Melakukan
pengumpulan;
3.
Melakukan
Pengangkutan;
4.
Melakukan
pengolahan.
Menebar Berkah
Hal yang paling menarik dibahas dalam acara IWITA adalah perlunya
pengelolaan sampah agar mampu menebar berkah bagi sesama. Salah satu hal yang
menjadi sorotan adalah perlunya pengembangan Bank Sampah di kalangan
masyarakat.
Bank sampah sendiri merupakan bentuk swadaya masyarakat untuk mengurangi volume sampah
dari sumbernya. Upaya memilih dan memanfaatkan kembali sampah yang masih
mempunyai nilai ekonomis. Di sisi lain, masalah sampah menjadi agenda utama
setiap kabupaten/kota yang perlu ditangani secara serius. Salah satunya
Pemerintah Kota Denpasar.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Denpasar yang diwakili oleh Bapak
Ida Bagus Wira Wibawa menyatakan bahwa jumlah sampah yang ada di Kota Denpasar
sebanyak 900 ton setiap harinya. Sampah
tersebut terdiri dari sampah Organik sebanyak 70% dan sampah Anorganik sebanyak
30%.
Pemerintah Kota Denpasar telah melakukan berbagai cara untuk menangani
masalah volume sampah. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi volume sampah di
Kota Denpasar di antaranya: 1) pembentukan bank sampah yang ada di masyarakat;
2) melakukan sosialisasi kepada masyarakat perlunya pengolahan sampah dengan
baik; 3) pembinaan tentang pengolahan sampah yang bermanfaat dan bernilai
ekonomis ; 4) dan lain-lain.
Hingga kini, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Denpasar berada di daerah Suwung.
Sementara, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar mempunyai luas lahan
sebesar 32 hektar. Pemerintah Kota Denpasar berencana menggunakan lahan seluas 20
hektar akan dibuat menjadi hutan kota. Dan, sisanya sebesar 12 hektar akan
dibuat pembangkit listrik dan bekerja sama dengan PLN.
Menarik, di acara tersebut menghadirkan narasumber dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurut
Bapak Temi Kentra Putra dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyatakan
bahwa jumlah sampah di DKI Jakarta sebanyak 7.000 ton setiap harinya.
Bapak Temi
Kentra Putra dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memberikan paparan tentang
pengelolaan sampah (Sumber: dokumen pribadi)
Sekarang ini, ada sekitar 2.050 bank sampah yang ada di Kota Jakarta pada
tahun 2018. Bahkan, bank sampah diusahakan di setiap RW. Seiring dengan
berkembangnya teknologi Informasi maka Pemerintah DKI Jakarta menerapkan E-Bank
sampah berbasis android. Oleh sebab itu, para pelaku bank sampah perlu
memanfaatkan kemajuan TIK untuk meningkatkan produk kualitas pengolahan sampah.
Setiap kalangan khususnya Pemerintah berharap agar keberadaan dan
operasional Bank Sampah bisa berjalan secara berkelanjutan. Oleh sebab itu
perlu adanya usaha tambahan yang bisa menopang jalannya bank sampah tersebut. Dengan
kata lain, agar Bank Sampah bisa tetap eksis, maka hal menarik dengan melakukan tindakan “Komposting” (pembuatan
sampah).
Peran Pemerintah juga diperlukan agar dalam pembuatan kompos mampu dijual kepada masyarakat untuk
menyuburkan tanaman. Dan, hasil penjualan komposnya bisa menghidupi anggota
dari bank sampah tersebut.
Oleh sebab itu, Pemerintah perlu melakukan tindakan untuk mempertemukan
dengan bank sampah dengan “Buyer” (Pembeli). Serta, Pemerintah juga melakukan
evaluasi jalannya bank sampah agar bisa berjalan lebih baik di masa mendatang.
Perlu diketahui bahwa banyak terobosan yang brilian unttuk mengatasi
masalah sampah. Bapak Temi sendiri menyatakan bahwa gagasan yang baik untuk
mengurangi volume sampah bisa dilakukan dengan skema “B to B” (Business to Business). Hal ini dimaksudkan dengan adanya kesepakatan
bisnis beberapa perusahaan swasta untuk mengolah sampah agar sampah yang
diangkut ke TPA hanyalah residu.
Bukan itu saja, perlunya pengembangan teknologi Sanitary Landfill yang berguna menimbulkan energi listrik (waste to energy). Tambah lagi,
pemanfaatan dengan pengerahan “Magote” untuk mengurangi kandungan sampah.
Dan, teknologi lain yang bisa dicoba untuk pengolahan sampah agar menebar
berkah adalah dengan teknologi ITF (Intermediate
Terminate Facility) yang dapat menghasilkan panas. Yang selanjutnya bisa
menjadi energi listrik.
Masyarakat berharap dengan kehadiran sampah tidak mengganggu kehidupan. Khususnya,
menimbulkan isu sensitif terhadap lingkungan. Tetapi, kehadiran sampah
hendaknya mampu menebar berkah bagi kehidupan manusia.
Tentunya, perlu usaha dalam pengelolaan sampah secara baik dan bermartabat.
Dan, kehadiran bank sampah merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap kehadiran
sampah dalam kehidupan.
Post a Comment for "Saatnya Sampah Menebar Berkah"