Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mimpi Besar Kecepatan Internet Tinggi di Ruang Publik


Pemancar jaringan internet di Taman Lapangan Puputan Badung 
(Sumber: dokumen pribadi)



     Perkembangan dunia digital tidak bisa dibendung. Peningkatan pengguna telepon pintar (smartphone) penduduk Indonesia semakin kuat. Kondisi inilah yang menyebabkan perkembangan jumlah pengguna internet. Menurut laporan Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2019, pengguna internet masyarakat Indonesia mampu menembus 175 juta pengguna internet atau sekitar 65,3% dari total penduduk Indonesia 258 juta jiwa. 

     Peningkatan komunikasi digital masyarakat Indonesia juga makin baik dengan kehadiran tol langit Palapa Ring. Ring Barat dan Ring Tengah telah diselesaikan. Dan, Ring Timur akan selesai pada tahun 2019.  Kehadiran tol langit ini mampu menjangkau komunikasi untuk masyarakat 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). 

     Jaringan komunikasi menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Kemudahan komunikasi tersebut dibantu oleh adanya koneksi Internet yang bisa diandalkan. Kecepatan akses informasi melalui internet merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. 

     Ketika, informasi dari belahan nusantara cepat diakses maka informasi tersebut bisa cepat tersampaikan dan dieksekusi. Oleh sebab itu, ada pertanyaan menarik yang menjadi masalah bangsa Indonesia, “sejauh mana kecepatan internet di Indonesia dibandingkan negara lain?”.   

Kecepatan Internet Dunia, Indonesia?
Puaskah anda dengan kecepatan internet Indonesia?  Di mana kecepatan internet meliputi kecepatan internet kabel dan internet mobile. Sebelum anda menjawabnya, mari kita perhatikan kecepatan internet di beberapa negara di belahan dunia. Bandingkan dengan kecepatan internet di negeri kita. 


Kecepatan Internet Kabel dan Mobile Beberapa Negara di Dunia
(Sumber: Speedtest Global Index, 2017/viva.co.id/diolah)


     Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari internet kabel, negeri tetangga Singapura memiliki kecepatan internet kabel tercepat di dunia. Mencapai kecepatan internet untuk unduhan hingga 153,85 Mbps. Sedangkan, untuk internet mobile, Norwegia memiliki kecepatan internet mobile tercepat di dunia. Kecepatan internet untuk unduhan hingga 62,66 Mbps. Singapura juga masih menduduki urutan keempat dengan kecepatan unduhan hingga 51,5 Mbps

     Jika, kita cermati negara-negara yang mempunyai kecepatan internet tinggi tersebut merupakan negara-negara yang dikenal maju di dunia. Yang menarik adalah negeri kita menduduki urutan ke-93 untuk kecepatan internet kabel hingga mencapai 13,38 Mbps untuk unduhan. Dan, urutan ke-106 untuk kecepatan internet mobile hingga mencapai 9,73 Mbps untuk unduhan.      

     Menurut laman www.viva.co.id menyatakan bahwa kecepatan internet Indonesia juga masih kalah dari Filipina. Negara tersebut memiliki kecepatan unduh rata-rata 9,4 Mbps hingga 19 Mbps. Diikuti oelh negara Panama (10,1 Mbps, maksimal 20 Mbps) dan Vietnam (21,2 Mbps, maksimal 26,4 Mbps). 

Tes Kecepatan Internet Ruang Publik
Dari pembahasan kecepatan internet di atas, Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara-negara lain di dunia, khususnya negara tetangga. Padahal, kuantitas pengguna internet makin meningkat. Kondisi ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bangsa Indonesia. Menurut saya, kecepatan internet sebuah negara mencerminkan kemajuan negara. Dengan kata lain, kecepatan internet bisa berbanding lurus dengan kemajuan bangsa. 

     Mengapa? Saat akses informasi dari program pemerintah semakin cepat diakses masyarakat maka semakin cepat mendapat dukungan dari masyarakat. Kondisi terkini sebuah negara juga makin cepat diketahui. Juga sebaliknya, informasi kondisi masyarakat juga bisa di-update secepat mungkin. Dalam hal ini, kecepatan internet mutlak dibutuhkan. 

     Kecepatan internet juga sangat dibutuhkan masyarakat di ruang publik. Saat negara lain seperti Singapura memanjakan warganya dengan akses internet super cepat, bagaimana dengan Indonesia? Akses internet di ruang publik merupakan keniscayaan masyarakat Indonesia. Program-program pemerintah di tingkat pusat dan daerah makin mudah direspon dan mendapatkan dukungan masyarakat. 

     Kecepatan internet yang bisa diandalkan juga berpengaruh terhhadap peningkatan ekonomi digital. Sekarang, banyak pelaku UMKM yang mengandalkan peran kecepatan internet. Kecepatan internet memberikan dampak besar terhadap kecepatan respon terhadap pelanggan. Semakin cepat respon pelanggan, maka semakin meningkat pesanan. Hal ini bermuara terhadap peningkatan taraf ekonomi. 

     Kemarin, saya menyempatkan diri berkunjung ke Taman Kota di Lapangan  I Gusti Ngurah Made Agung atau Lapangan Puputan Badung, Denpasar.  Kawasasn ini banyak dikunjungi masyarakat di pagi dan sore hari. Serta, saat musim liburan dan ada acara yang menarik. Bahkan, menurut informasi dari Pemerintah Kota Denpasar, di kawasan tersebut telah disediakan akses jaringan WiFi bagi masyarakat. Hal ini memberikan kemudahan, khususnya masyarakat Kota Denpasar dalam mengakses informasi apapun.    


Taman Kota Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung atau Lapangan Puputan Badung, Denpasar. Insert: prasasti  (Sumber: dokumen pribadi)


Di kawasan Lapangan Puputan Badung, saya menyempatkan diri untuk melakukan tes kecepatan internet menggunakan aplikasi Network Speed Monitoring. Pertama, saya melakukan tes jaringan WiFi. Hasilnya, kecepatan internet tertinggi mencapai 2 Kbps (lingkaran merah). Dan, kecepatan internet saat dialkukan tes mencapai 557 Bps (lingkaran biru).  Anda bisa melihat gambar berikut. 


Tes kcepatan internet jaringan WiFi di Lapangan Puputan Badung 
(Sumber: dokumen pribadi)


     Kedua, saya melakukan tes keepatan internet dari salah satu provider besar Indonesia yaitu Smartfren. Hasilnya, kecepatan tertinggi mencapai  1,5 Mbps (lingkaran merah). Dan, kecepatan internet saat dilakukan tes mencapai 323 Bps (lingkaran merah). Anda bisa melihat gambar berikut.  


Tes kcepatan internet jaringan salah satu provider (Smartfren) di Lapangan Puputan Badung (Sumber: dokumen pribadi)


     Fakta kecepatan internet dari 2 jaringan tersebut merupakan salah satu contoh bahwa kecepatan internet di Indonesia “belum bisa diandalkan”. Kontra sekali dengan perkembangan pengguna smartphone  yang meningkat secara signifikan. Juga, rendahnya kecepatan internet Indonesia menjadi penghalang untuk kecepatan akses informasi masyarakat terhadap program-program yang sedang digulirkan Pemerintah. Juga, rendahnya kecepatan internet Indonesia menghalangi akselerasi Indonesia menjadi negara maju.  

Mimpi Besar
Kita semua bermimpi besar tentang kecepatan internet tinggi. Bukan itu saja, biaya mengakses internet yang murah juga menjadi harapan masyarakat. Harus diakui, dalam hal kecepatan internet dan biaya internet, kita bisa belajar dari negeri tetangga Singapura. Biaya internet di negeri tersebut sebesar 39,84 Pound Sterling atau 727.457 rupiah. 

Saya mempunyai kenalan orang Singapura. Dia menyatakan bahwa negaranya begitu memanjakan warganya dalam mengakses informasi. Bahkan, masalah kepemilikan perangkat gadget sangat dimanjakan. Warga mendapatkan smartphone terbaru secara gratis. Hal ini sebagai rasa terima kasih Negara setelah warga membayar pajak kepada negara. Sungguh mengagumkan. 

Mampukah bangsa Indonesia mempunyai kecepatan internet tinggi? Ini bukan pertanyaan murahan atau isapan jempol belaka. Pemerintah perlu memenuhi harapan masyarakat agar akses informasi mudah dijangkau. Seperti pembahasan di atas, Indonesia bisa menjadi negara maju jika mampu memenuhi mimpi besar warganya dengan kedepatan internet tinggi. 

Kecepatan internet tinggi berpengaruh terhadap peran masyarakat dalam pembangunan bangsa. Apalagi, saat pelaku ekonomi digital semakin berkembang maka kecepatan internet tinggi sangat dibutuhkan. Keterlibatan pemerintah tetap dibutuhkan meskipun telah melakukan konektivitas jaringan seluruh nusantara dengan diluncurkannya Palapa Ring. Kini, pemerintah ditunggu peran besarnya dalam meningkatkan kecepatan internet. Karena, kecepatan internet tinggi tetap menjadi Mimpi Besar masyarakat. 









Post a Comment for "Mimpi Besar Kecepatan Internet Tinggi di Ruang Publik"