MEROKETNYA HARGA MASKER
Beberapa merek masker yang dijual di pasaran (Sumber:
sophee.com)
Virus
Corona telah menghantui beberapa negara
di dunia. Ratusan manusia meninggal dunia. Khususnya di Tiongkok, di mana Virus
Corona berasal. Hal yang menarik dari kasus Virus Corona adalah kebutuhan akan Masker
yang meningkat tajam. Meroketnya Harga Masker pun tak terkendali.
Bali sebagai
pariwisata dunia, wisatawan Tiongkok banyak yang “pulang kampung”. Namun,
sebagian bertahan di Bali karena terpesona keindahan Bali. Atau, takut tertular
dahsyatnya Virus Corona di kampung halamannya.
Kebutuhan Masker
Untuk
mencegah menularnya Virus Corona, maka hal pertama kali dilakukan dengan
memakai masker. Menarik, seperti di awal tulisan bahwa HARGA MASKER kian melambung tinggi terutama di
Bali. Saya rajin berselancar harga barang di Bali, karena bergabung dengan salah
satu grup Market Place. Jujur, sebelum mewabahnya kasus Virus Corona,
saya tak menemukan satu postingan pun yang menjual Masker. Mungkin, masker
bukanlah produk yang mempunyai nilai jual tinggi atau menguntungkan.
Namun,
setelah virus Corona menjadi trending topik dunia, saya melihat puluhan
hingga ratusan postingan yang menjual masker. Bahkan, postingan orang atau
pihak yang membutuhkan jumlah masker puluhan dus. Luar biasa.
Saya menyempatkan
diri mendatangi beberapa distributor masker besar di Kota Denpasar. Fakta mengejutkan
bahwa keberadaan masker hilang tak bertuan. Jawabannya, masker telah
diborong untuk dikirim ke Tiongkok. Ya, saya sendiri telah melihat berita di media lokal. Yang
melansir bahwa sebuah asosiasi pemandu wisata Bali yang simpati kasus Virus
Corona, BERSIMPATI dengan mengirim puluhan dus masker ke Tiongkok.
Perlu
diketahui bahwa harga masker sebelum kasus Virus Corona berkisar antara
20-30 ribu per boks dari berbagai merek dan kemasan. Tiap boks berisi 50
lembar masker dan dijual oleh warung secara eceran Rp 1.000 per lembar. Tetapi,
sejak kasus Virus Corona muncul, harga masker mulai merambat naik, dari harga 35
ribu per boks. Kini, masker mampu dijual dengan harga menyentuh angka 160
ribu per boks. Bukan untuk didistribusikan di kawasan Bali. Tetapi, dikirim
ke Tiongkok. Dan, permintaan atas masker tetap tinggi.
Spekulan
Bagaiamana
dengan pasar Bali? Dengan harga yang
melambung tinggi membuat harga masker lokal menjadi kacau balau. Pejual lokal mulai
susah dan enggan untuk mendapatkan masker. Kecuali, PIHAK YANG BERKANTUNG
TEBAL DAN MEMANFAATKAN KESEMPATAN. Saya sempat ngobrol dengan salah satu
pemilik distributor besar di Kota Denpassr. Dia menjual masker dengan kisaran
harga 40 ribu. Ada pembeli partai besar dari sebuah kota di Bali. Hebatnya, mampu
menjualnya kembali dengan kisaran harga 160 ribu per boks. Sungguh, menjadi orang yang kaya
mendadak.
Banyak
spekulan yang membeli masker dari pulau Jawa, untuk dijual kembali di
Bali. Sayangnya, bukan untuk pasar Bali sendiri. Tetapi, untuk dijual dengan
harga yang meroket ke Tiongkok. Pangsa pasar Bali tinggal gigit jari.
Harga mahal dan barang pun susah dicari.
Sepertinya,
masalah harga masker yang melambung tinggi terbaca oleh pihak kepolisian. Kemungkinan, merespon
keluhan atau pengaduan dari masyarakat. Razia atau penggeledahan kiriman masker
di lintasan pelabuhan Ketapang-Gilimanuk pun digelar. Seorang pemilik
distributor besar di Kota Denpaasar, yang ngobrol dengan saya menyatakan bahwa pesanan
maskernya tertahan di lintasan pelabuhan Ketapang - Gilimanuk.
Menurut
saya, harga masker tinggi dan distribusi masker yang “susah” di Bali merupakan
salah satu pemicunya. Sebagai informasi, masyarakat Bali juga perlu hati-hati
dalam penyebaran Virus Corona. Oleh sebab itu, kebutuhan masker pun sangat
dibutuhkan. Bukan hanya menangkal penyebaran Virus Corona. Juga, untuk kebutuhan
lainnya. Namun, ketika keberadaan masker sulit dan mahal untuk diperoleh, maka
akan menjadi sebuah masalah.
Kasus Virus
Corona menimbulkan banyak spekulan yang memanfaatkan keuntungan besar
dengan menumpuk kebutuhan masker. Dan, menjualnya dengan harga yang meroket dan
tidak masuk akal. Saya sendiri melihat langsung seorang warga Tiongkok, yang memesan
kurang lebih 30 dus masker dengan mobil pick up. Keterangan dari driver yang menemaninya, akan dikirim langsung ke Tiongkok. Sebagai informasi, setiap dus
terdiri dari 40 boks masker.
Masih
ada orang yang tega mengambil keuntungan besar di balik sebuah kesusahan. Bagi
saya, silahkan mengambil keuntungan untuk bisnisnya, tetapi buatlah harga yang
wajar. Serta, berikan kesempatan agar masker tersebut bisa beredar di Bali
secara normal.
Yang
menjadi pertanyaan saya adalah apa yang terjadi dengan harga masker ketika
kasus Virus Corona telah membaik? Apakah harga masker bertahan dengan harga
yang gila-gilaan itu. Atau, kembali ke harga normal. Semuanya akan terjawab
setelah kasus Virus Corona tidak lagi menjadi isu dunia.
3 comments for "MEROKETNYA HARGA MASKER"