Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

10 (Sepuluh) Fakta Menarik Bus Jawa Timuran

Bus Jawa Timuran yang sangat dikenal (Ilustrasi/Magetan Today)





          Naik bus umum masih  menjadi favorit masyarakat. Hal ini dikarenakan biaya atau ongkosnya masih murah, dibandingkan dengan naik transportasi udara. Nah, jika anda jalan-jalan ke Jawa Timur atau anda yang warga Jawa Timur. Maka naik bus dari perusahaan bus Eka-Mira Group (Mira) dan dari Sumber Group (Siugeng Rahayu, Sumber Selamat) menjadi pengalaman menarik. Sebabnya, menaiki bus tersebut yang mempunyai rute Surabaya-Yogyakarta, Surabaya-Purwokerto dan Surabaya-Semarang mempunyai fakta menarik. 

         Dengan kata lain, ada Fakta menarik dengan Bus Jawa Timuran. Setidaknya, ada 10 (sepuluh) fakta menarik yang bisa anda dapatkan dari bus Jawa Timuran. Fakta-fakta tersebut adalah:     

Tiket Bus Paling Jujur

        Jujur, saya salut dengan bus Jawa Timuran. Mengapa? Bus Jawa Timuran ini merupakan bus yang paling jujur dalam memberikan tiket naik kepada penumpangnya. Berbeda dengan bus lainnya, seperti anda naik bus dari Semarang ke Jakarta. Jika anda kurang hati-hati, maka anda akan diperalat calo dengan ongkos yang di luar kewajaran. Orang baru atau jarang naik bus akan menjadi "makanan empuk" para calo.

          Bus Jawa Timuran tidaklah demikian. Bagi anda yang baru naik saja, anda tidak perlu khawatir. Karena, kondektur tidak akan mempermainkan ongkos naik. Sekali, mereka mempermainkan, sama saja sedang bermain api. Bahkan, sangatlah berbahaya bagi pekerjaan mereka. Sepeser pun, kondektur Jawa Timuran tidak akan meminta uang lebih sesuai dengan tarif yang ada di karcis. 

         Bahkan, besaran tarif tersebut tertera di daftar biaya, yang biasanya di tempel di kaca bus. Jadi, penumpang sudah paham, berapa besaran karcis yang harus dibayar. Saya sendiri menikmati bus Jawa Timuran ini saat bertandang ke mantan pacar (istri) pertama kali di tahun 2000an. Dari Solo ke Ngawi yang dikenakan biaya perjalanan kurang lebih 2.500 rupiah. 

         Jika anda memberikan uang lebih, dan belum anda kembalian, maka karcis anda akan ditandai besaran kembalian yang harus dibayar. Sebuah pelayanan transportasi yang patut ditiru oleh transportasi di manapun, di Indonesia. Mungkin, bus Jawa Timuran bisa menjadi "benchmarking" bagi perusahaan bus lainnya. 


Hiburannya Dangdut Koplo

        Jawa Timur dikenal sebagai daerah yang menghasilkan banyak penyanyi dangdut koplo  terkenal. Sebut saja Inul Daratista, Via Vallen, Nella Kharisma, Sodik, Nurbayan dan lain-lain. Bahkan, lagu-lagu dangdut koplo banyak digemari penikmat dangdut. Bukan hanya masyarakat Jawa Timur, tetapi hampir seluruh Indonesia dan negeri tetangga. Warna dangdut koplo ini banyak menginspirasi warna dangdut tanah air. Bahkan, dangdut koplo ini seperti lagu wajib di era milenial.

         Itulah sebabnya, dangdut koplo menjadi lagu wajib di berbagai acara. Termasuk, menjadi hiburan di bus Jawa Timuran. Awak bus Jawa Timuran lebih senang dan sreg, jika menyetel musik dangdut koplo untuk hiburan selama perjalanan. Meskipun, musik "everlasting", pop yang lagi hits dan pop Malaysia juga disetel. Namun, lagu dangdut koplo sangat mendominasi. 


Ruangan Ber-AC, Harga Biasa

          Sebelum tahun 2015an, bus Jawa Timuran tidak semuanya menggunakan AC. Bus dari Sumber Group masih banyak yang menggunakan AC alami. Sementara, pesaingnya, dari Eka-Mira Group sudah banyak menggunakan AC. Dan, di saat itu, tentu banyak penumpang yang naik bus yang ber-AC. Untuk, mengimbangi pesaingnya, maka semua bus dari Sumber Group menggunakan AC. Apalagi, ada kebijakan pemerintah bahwa angkutan umum, termasuk bus harus membuat nyaman penumpang. Maka, penggunaan AC sudah menjadi sebuah keharusan.

       Meskipun, bus sudah dilengkapi dengan fasilitas AC, namun tarip yang dikenakan kepada penumpang tetap tarip biasa. Tidak seperti bus trayek lain yang taripnya berbeda, ketika menggunakan fasilitas AC. Itulah sebabnya, bus Jawa Timuran banyak diminati oleh masyarakat. 


Keuntungan Awak Bus 5%

       Naik bus Jawa Timuran selalu memberikan cerita yang menarik. Awal tahun 2020, saya melakukan perjalanan dengan bus Jawa Timuran pagi hari. Dari Ngawi menuju Surabaya. Bersyukur, penumpang masih kosong. Jadi, saya bisa bebas memilih bangku (tempat duduk). Dan, duduk di belakang menjadi keuntungan. Karena, bisa menaruh barang bawaan di belakang tempat duduk.

          Seperti biasanya, saya melihat kondektur yang menarik ongkos ke saya dan penumpang lainnya. Saat tugas kondektur sudah selesai, dia duduk persis di samping tempat duduk saya. Pembicaraan pun mengalir. Dari hal yang santai hingga menjurus ke penghasilan dia. Awalnya sih malu-malu untuk mengatakannya. Tetapi, dengan berbagai cara, maka saya bisa mengulik penghasilan awak bus Jawa Timuran tersebut.

         Awak bus akan mendapatkan komisi sebesar 5% dari total pendapatan karcis yang diperoleh selama 1 PP (Pergi Pulang). Contoh, bus melakukan perjalanan Surabaya-Yogyakarta, kemudian Yogyakarta-Surabaya. Sebesar 5% dari total pendapatan karcis tersebut menjadi milik awak bus. Dari 5% tersebut, selanjutnya dibagi secara adil. Yaitu, 50% bagian untuk sang sopir, 30% bagian untuk kondektur, dan 20% bagian untuk kernet. Sebuah pembagian pendapatan yang adil melihat dari tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.


Berebut Penumpang

      Perlu diketahui bahwa seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa kondektur tidak bisa mempermainkan besaran karcis penumpang. Karena, risikonya sangat berbahaya bagi pekerjaannya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan komisi sebanyak-banyaknya, maka awak bus akan melakukan tindakan maksimal mendapatkan penumpang. Berebut penumpang menjadi hal yang lumrah.

           Namun, cara berebut penumpang ini ada 2 cara. Pertama. berebut penumpang saat beristirahat (ngetem) di terminal-terminal besar. Seperti, terminal Surabaya, Nganjuk, Madiun, Solo dan Yogyakarta. Biasanya, saat berebut penumpang ini tidak dilakukan acara tarik-menari penumpang. Tetapi, awak bus atau petugas terminal hanya mengajak dengan melambaikan tangan ke penumpang. Sambil berkata, "yang Yogya, yang Yogya" atau "Yang Boyo, yang Boyo". Kalimat ini sangat familiar di terminal. 

          Petugas awak bus atau terminal pun tidak boleh memaksa kepada penumpang. Penumpang diberi kebebasan untuk memilih bus mana yang akan dinaiki. Petugas awak bus hanya memberikan gambaran tentang jurusan bus. Jadi, jika penumpang memilih untuk naik ke bus lain. Maka, awak bus dan petugas terminal harus menerimanya dengan legowo.

         Kedua, acara berebut penumpang yang paling ekstrim justru terjadi di jalanan. Bus Jawa Timuran akan saling kejar-kejaran untuk berebut penumpang. Seringkali, keselamatan penumpang tidak diutamakan. Jangan kaget, jika bus Jawa Timuran saling kejar-kejaran untuk masuk terminal. Jika, di terminal banyak penumpang yang sedang menunggu.      


Dilarang Menaikan Penumpang di Jalur Solo-Yogyakarta

         Hal yang paling dihindari oleh Bus Jawa Timuran adalah menaikan penumpang di jalur Solo-Yogyakarta. Bus Jawa Timuran dilarang untuk menaikan penumpang di jalur tersebut. Sejak awal tahun 2000an terjadi demo besar-besaran perusahaan bus trayek Solo-Yogyakarta. Mereka merasa penumpangnya diserobot oleh bus Jawa Timuran.

         Demo besar-besaran tersebut melumpuhlan transportasi. Hingga, para penumpang pun terlantar. Saya sendiri yang saat itu tinggal di Yogyakarta, sedang ada keperluan di Solo. Akhirnya, saya sempat menginap di keluarga Solo. Aspirasi yang diminta oleh awak bus Solo-Yogyakarta adalah larangan bus Jawa Timuran untuk mengambil penumpang di jalur Solo-Yogyakarta.

          Sebab, banyak penumpang yang lebih asik naik bus Jawa Timuran. Dibandingkan naik bus trayek lokal. Masalah ongkos yang lebih murah, serta tidak banyak ngetem dan fasilitas bus yang banyak ber-AC menjadi alasan penumpang. Namun, bus Jawa Timuran "sembunyi-sembunyi" mengambil penumpang di jalur Solo-Yogyakarta saat malam hari. Ketika, bus trayek Solo-Yoyakarta tidak beroperasi.   


Kartu Langganan (KL) Lebih Murah

       Bus Jawa Timuran menyadari bahwa penumpang adalah raja. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan strategi agar para penumpang bisa menjadi pelanggan tetap. Hal yang dilakukan oleh perusahaan bus adalah menerbitkan Kartu Langganan (KL). Kartu Langganan (KL) ini sangat berarti, karena bisa menghemat ongkos perjalanan. 

        Sebagai contoh, saya melakukan perjalanan Ngawi-Surabaya yang dikenakan ongkos perjalanan tanpa KL 30 ribu lebih. Namun, dengan KL, maka saya dikenakan ongkos perjalanan sebesar 27 ribu. Karcisnya pun sangat berbeda. Bagi penumpang yang tanpa KL, maka kondektur akan mencoret nama kota jurusannya di karcis dengan spidol warna hitam. Namun, dengan menggunakan KL, maka kondektur akan mencoret nama kota jurusannya dengan spidol warna merah.

      KL tidak berlaku jika saat tuslah. Yaitu, 10 hari sebelum dan sesudah Hari Raya Lebaran. Bentuknya KL yang hampir sebesar KTP itu berlaku selama 1 tahun. Dan, warna KL setiap tahunnya berganti. Bahkan, bus Jawa Timuran dari dua group yang sangat dominan itu juga mempunyai warna KL yang berbeda. Anda bisa memperolehnya langsung dari kondektur.   


Kontrol Bus yang Ketat

       Seperti sudah saya bahas di atas bahwa kondektur tidak bisa mempermainkan ongkos karcis penumpang. Karena, risikonya sangat berbahaya. Salah satu alasan yang paling mendasar adalah karena adanya kontrol yang ketat. Bahkan, jika anda merasa ditipu ongkos karcis, maka anda bisa melaporkan ke petugas kontrol. Maka, kondektur akan mendapatkan hukuman.

        Ciri khas petugas kontrol ini adalah seperti penumpang biasa. Pqenumpang yang jarang naik bus Jawa Timuran tidak bisa mendeteksinya. Karena, dia naik bagai penumpang dari kota mana saja, sesuaka hati mereka. Namun, petugas kontrol ini. ketika naik di bus, maka dia akan menghitung langung julah penumpang, dari depan ke belakang.

         Selanjutnya, dia akan meminta laporan (manifes) perjalanan, dan segenggam karcis yang dicoret-coret kondektur. Petugas kontrol akan membuka setiap lembar sobekan karcis penumpang. Serta, mencocokan jumlah uang yang harus diterima. Jika, jumlah penumpang dan uang cocok, maka petugas kontrol akan menandatangani lembaran manifes.

         Namun, jika jumlah penumpang dan uang tidak sinkron, maka petugas kontrol akan menghitung ulang jumlah penumpang. Bahkan, kondektur pun ikut menghitung ulang sambil berkata, "yang karcis, yang karci, yang belum bayar karcis". Kalau belum ada yang mengakui dari penumpang, maka hal yang dilakukan adalah mengecek karcis penumpang satu per satu. 

          Saya pernah melihat kejadian satu penumpang yang tidak bayar. Saat penumpang membludak. Entah disengaja atau memang ketiduran. Penumpang tersebut tidak sempat membayar. Dan, di saat itu, naiklah petugas kontrol. Kondisi ini menjadi panas sang kondektur dan petugas kontrol. Karena, jumlah penumpang dan uang yang tidak sinkron. 

          Akhirnya, karcis setiap penumpang dicek satu-persatu. Dan, ketahuan penumpang yang tampak tertidur tidak sempat membayar karcis. Ia diomeli sang kondektur dan petugas kontrol. Karena, sekali berbohong, maka akan berakibat lebih fatal bagi perusahaan. Penumpang tidak boleh coba-coba untuk tidak membayar. Meskipun, karyawan dari perusahaan bus tersebut, maka penumpang harus menunjukan surat dari perusahaan. Bahkan, jika ada teman kondektur yang naik gratis, maka sang kondektur harus merekomendasikannya langsung ke petugas kontrol. Ketat sekali.     


Bus Raja Jalanan

            Jika anda naik bus Jawa Timuran, maka anda akan dibawa untuk senam jantung. Kecepatan yang dilakukan bus Jawa Timuran bisa membuat adrenalin anda terpacu lebih kuat. Goncangan yang terjadi selama perjalanan akan membuat anda tidak bisa tidur. Kecuali, jika anda sudah "kebal" dan "sering" menikmati perjalanan yang mendebarkan tersebut.

            Bus Jawa Timuran dikenal dengan kecepatan yang tinggi. Sikap ugal-ugalan dan kejar-kejaran bukanlah isapan jempol belaka. Saya beberapa kali duduk di belakang sopir, demi konten Youtube saya di Casmudi Vlog. Saya melihat sopir yang kelihatan pendiam seperti penjahat jalanan. Dia seperti "tidak punya wudel" atau "berasa punya dua nyawa" saat mengemudikan bus.

            Dia dengan santainya menyalip kendaraan lainnya. Sementara, di jalur lain sudah ada kendaraan yang ingin lewat. Akhirnya, kendaraan tersebut dikasih klakson yang kencang dan berkali-kali agar terpaksa minggir. Bagi masyarakat Jawa Timur dan sekitarnya yang sudah memahami karaakter bus Jawa Timuran, maka mereka lebih memilih untuk menghindar. Dan, memilih "melipir" ke bahu jalan.

            Saking ugal-ugalannya bus Jawa Timuran, maka tidak salah jika bus tersebut mendapat label Bus Raja Jalanan. Saya pernah naik bus Jawa Timuran dari Surabaya pukul 3 pagi. Saya merasa bahwa selama perjalanan seperti sedang mengarungi sirkuit. Bus dikemudikan sangat cepat sambil menaikan penumpang. 

             Hanya membutuhkan waktu 2,5 jam untuk sampai ke Ngawi. Padahal waktu tempuh normal kurang lebih 5 jam. Gaya kecepatan yang dimiliki oleh bus Jawa Timuran juga sering membuat masyarakat geram. Ada  yang meluapkannya dengan melepar kaca depan bus dengan batu.   


Biang Keladi Kecelakaan

           Kecelakaan yang melibatkan bus Jawa Timuran, baik kecelakaan tunggal maupun melibatkan kendaraan lain sering terjadi. Kecelakaan tersebut sering menghiasi berita TV atau media online. Jangan kaget, jika jalur Surabaya-Yogyakarta, khususnya Madiun hingga Solo disebut sebagai jalur tengkorak. Sudah ratusan nyawa yang luka-luka atau meninggal dengan sia-sia. 

                Bahkan, bus Jawa Timuran pernah mengalami dibakar massa di kota Ngawi sekitar tahun 2000an. Karena, menyebabkan pengguna jalan lain meninggal. Lokasinya tidak jauh dari kawasan militer. Bahkan, (kalau tidak salah) sekitar tahun 2019, terjadi kecelakaan bus Jawa Timuran dari 2 group besar. Karena, kejar-kejaran rebutan penumpang. Kejar-kejaran tersebut membuat salah satu dari awak bus (kondektur) tergencet badan bus.

            Menarik, salah satu bus dari group besar yang bernama "Sumber Kencono" terkenal menjadi biang keladi kecelakaan. Dari kecelakaan ringan hingga kecelakaan parah. Hingga, bus tersebut sering dilabeli masyarakat sebagai "Bus Pencabut Nyawa". Karena, seringnya menimbulkan kecelakaan. Perusahaan bus tersebut akhirnya membuat "image" perusahaannya ke arah yang lebih baik. Nama bus "Sumber Kencono" akhirnya dirubah menjadi 2 nama bus yaitu Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu. 

           Namun, kesan bus biang keladi kecelakaan sudah mengakar di masyarakat Jawa Timur dan sekitarnya. Setidaknya, perusahaan sudah berusaha menampilkan "image" yang lebih baik. Semuanya, tergantung persepsi masyarakat. Karena, warna dominan putih agak krem dan biru masih ada di salah satu bus tersebut. Meski, namanya telah berubah. Hanya bus Sugeng Rahayu yang total berubah warna. Warna bus didominasi dengan warna merah dan kuning. Bahkan, trayek yang dilayani juga makin jauh, yaitu Surabaya-Purwokerto atau Surabaya-Semarang.    


Post a Comment for "10 (Sepuluh) Fakta Menarik Bus Jawa Timuran"