Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Eksis Dengan Jendela Pesawat

Pemandangan kegiatan Bandara dari Jendela Pesawat (Sumber: dokumen pribadi)





          Era digital menjadi era di mana segala sesuatu menjadi unik. Benda apapun yang diposting di media sosial (medsos) akan menjadi perhatian penikmat medsos. Apalagi, jika postimgan tersebut milik selebtiti. Maka, benda apapun yang diposting di medsos, akan menjadi pembicaraan netizen (warganet). 

       Banyak orang untuk menunjukan eksistensinya di media sosial. Dari menampilkan kegiatan sehari-hari, hingga menampilkan benda kesayangannya. Hebatnya, benda kesayangan tersebut akan menimbulkan banyak tafsir (multitafsir) di hati para netizen. Terlepas dari "nyinyiran" netizen, maka setiap orang bisa memposting benda mati. Justru, benda mati itulah memberikan makna mendalam di hati netizen. Salah satu benda mati yang selalu menarik perhatian banyak orang adalah JENDELA PESAWAT.


Eksis di Media Sosial

          Media sosial, mau tidak mau akan menimbulkan gaya hidup masyarakat sebagai Social Climber. Di mana, banyak orang berlomba-lomba untuk menunjukan dirinya, agar diakui banyak orang. Diakui sebagai orang borjuis, kaya raya, pejabat dan lain-lain. Bahkan, agar diakui menjadi artis papan atas dengan bayaran "yang menyentuh langit". 

         Semua sah-sah saja yang dilakukan banyak orang. Karena, itu adalah hak mereka untuk menampilkan apapun yang mereka miliki. Namun, yang menjadi perhatian bersama adalah ketika mereka menampilkan sesuatu yang bukan miliknya, bukan pekerjaannya atau tidak berhubungan sama sekali. Apalagi, jika postingan di media sosial tidak disertai dengan caption (keterangan) yang benar atau kosong. Maka, orang akan memberikan anggapan multitafsir. Kecuali, jika sang pemosting adalah orang yang sudah anda kenal. Maka, segala postingan, anda setidaknya mengetahui kondisi yang real.

        Banyak orang memposting benda mahal. Sementara, kondisi mereka pas-pasan untuk hidup. Memposting bergaya di dalam mobil mewah. Sementara, banyak orang memahami bahwa mereka hanya naik angkutan umum. Boleh-boleh saja, semua orang tidak melarangnya. Dengan catatan, perlu dibubuhi caption yang memberikan informasi tentang kondisi anda. 

        Sebagai contoh, anda memposting sebuah foto keren di sebuah mobil Roll Roys (RR). Sementara, banyak orang mengetahui anda yang hanya naik angkutan umum ke manapun. Maka, biar postingan anda tetap menarik dan tidak menimbulkan nyinyiran netizen, bisa diberi contoh caption, 

"Setelah kerja keras selama 20 tahun, kerja siang malam tiada henti. Yang jelas tidak lupa tidur dan ibadah. Akhirnya, hari ini saya kesampaian bisa beli kamera untuk menjepret foto. Maaf, mobil mewah ini milik teman saya yang punya perusahaan gede. Kalau saya mah cuma numpang foto saja. Karena, saya hanya bisa naik angkutan umum saja. Trims temanku yang sudah memberikan kesempatan untuk numpang eksis. Semoga kamu makin kaya dan berkah". 

         Caption itu sangat "nendang" di hati netizen. Mengapa? sang pemosting tetap ingin eksis. Dari awal sudah dikasih pemahaman bahwa objek mewah bukanlah miliknya. Ia jujur kepada netizen bahwa kemampuan dia hanya naik angkutan umum. Ini menandakan bahwa postingan tersebut tidak perlu menjadi bahan nyinyiran. 

         Namun, namanya netizen, maka akan ada selalu alasan untuk membuat geger. Contoh komentar yang bisa menarik netizen lainnya, 

"gokil, temannya kaya raya, kenapa gak ikutan minjam duitya bro buat usaha". 

         Nah loh! Ada aja kan komentar netizen. Itulah sebabnya, benda mati akan selalu menjadi hal yang menarik bagi netizen.


Jendela Pesawat

         Sama halnya dengan jendela pesawat. Benda mati itu tidak mampu berbicara. Namun, akan memberikan banyak multitafsir. Ketika orang tidak mampu menampilkan benda mewah macam tas Hermes, Louis Vitton atau mobil mewah ala artis atau orang kaya raya, Maka, orang mulai menunjukan eksistensinya pada benda mati. 

          Benda yang termasuk dalam anggota barang mewah. Jendela pesawat menjadi salah satu benda yang menjadi bagian dari pesawat terbang baik pesawat pribadi, pesawat militer maupun pesawat komersial. Barang mewah yang harganya ratusan miliar itu, tidak bisa dimiliki sembarang orang, Hanya kaum jetset yang bisa membelinya. 

          Ketika, orang ingin menunjukan eksistensinya, maka menjepret bagian pesawat yaitu Jendela pesawat menjadi hal menarik. Hal ini akan menimbulkan bahwa sang pemosting masuk dalam lingkaran kehidupan mewah. Dari hal itulah, banyak orang tergelitik untuk memposting dirinya dekat dengan jendela pesawat. Semua orang memahami bahwa naik pesawat menjadi barang mewah. Kenapa, perlu beli tiket, check ini, Boarding Pass dan keluar uang banyak, ketika harga tiket sedang melambung tinggi. Berbeda,. ketika naik angkutan umum seperti naik bus, bukan? 

        Dengan memposting sebagai contoh  jendela pesawat komersial, maka setidaknya orang-orang ingin menunjukan jati dirinya. Bahwa, naik pesawat bukanlah barang mewah bagi dirinya. Tapi, menjadi rutinitas yang bisa dilakukan kapan saja. Jika, postingan tersebut tidak dibubuhi caption yang menerangkan kondisi postingan. Maka, netizen akan memberikan komentar yang multitafsir. Contoh, nyinyiran netizen yang bisa muncul, 

"wow, ke mana-mana naik pesawat. Saya mah boro-boro naik pesawat, Naik angkutan umum aja masih ngeteng". 

          Bagi netizen yang sudah paham kondisi atau pekerjaan sang pemosting. Maka, akan muncul komentar-komentar harapan, doa, semangat dan lain-lain. Sebagai contoh komentar yang bisa muncul, 

"bro, mau terbang ke mana lagi nih. Gila, kalau traveling ajak-ajak dong. Saya masih di rumah aja nih". 

            Ada juga komentar yang memberikan semangat buat sang pemosting, seperti, 

"bro, semangat ya jalan-jalan ke Jepangnya. Jangan lupa oleh-olehnya. Miss You, muuaachhh". 

            Atau, ada komentar doa, seperti, 

"semoga perjalanan dinas ke Negeri Paman Sam mendapatkan banyak ilmu ya mas bro. Kami, teman-teman baikmu akan selalu menunggu ilmu darimu. Bila perlu lanjut aja ke S3 ya bro. Salam hormat".   



Dapat tempat duduk di samping Jendela Pessawat (Sumber: dokumen pribadi)



            Tahu kan? dari sebuah postingan Jendela pesawat bersama sang pemosting, akan timbul multitafsir. Jika, tidak dibubuhi caption menarik. Yaitu, caption yang menerangkan kondisi apa yang anda posting. Sebagai conton postingan yang bisa menimbulkan harapan dan doa baik dari netizen, 

"Sudah lama aku menunggu momen terbaik ini. Setelah aku lalui berbagai proses yang melelahkan. Dari test TOEFL, Wawancara, dan lain-lain. Akhirnya, Allah menunjukan jalan terbaik buat aku. Aku bisa diterima sebagai salah satu penerima terbaik Beasiswa Double Degree dari Pemerintah Jepang lewat program Monbugakusho. Aku akan melalui perjalanan yang belum pernah aku bayangkan di negeri Sakura Jepang untuk 4-5 tahun ke depan. Yang menarik adalah seumur hidup aku baru naik pesawat nih. Malah, naik pesawat langsung ke luar negeri. Percayalah, Allah SWT akan selalu memberikan jalan terbaik bagi siapa saja yang tiada kenal lelah untuk berusaha. Maaf, itu jendela pesawat, terpaksa saya posting di media sosial, sebagai tanda rasa takjub saya atas kemurahan Allah SWT. Anda juga bisa kok seperti aku. Man Jadda Wa Jada"     

                Itulah hebatnya sebuah postingan jendela pesawat di media sosial. Saking hebatnya benda mati yang bernama jendela pesawat. Maka, banyak netizen yang memparodikan benda mati itu dengan membuat berbagi video unik, menarik, dan menggelitik. Angle video yang dibubuhi audio seakan-akan sedang berada dekat dengan jendela pesawat. 

            Namun, video yang dibuat secara "so close" ini makin melebar. Dan, tampaklah keasliannya. Bahwa, objek yang terlihat seperti jendela pesawat tersebut hanyalah pegangan dari dirijen. Ada juga yang membuat video serupa. Jendela pesawat diganti dengan pegangan mug. Sementara, video awan di langit berasal dari video dari smartphone. Unik ya?

             Gaya hidup manusia untuk menunjukan eksistensinya selalu akan berubah. Bukti kemewahan di media sosial tidak harus menampilkan barang mewah yang hanya dimiliki kalangan kaya raya. Justru, postingan-postingan sederhana macam jendela pesawat sudah menunjukan kepada netizen bahwa sang pemosting mempunyai kebiasaan, hobi, pekerjaan, kerja sampingan dan lain-lain yang bisa dinikmati golongan menengah ke atas. 

              Satu hal yang perlu diperhatikan adalah caption harus jelas. Agar, netizen memahami sedikitnya kondisi, pekerjaan atau hobi anda. Itulah sebabnya, akun instagram perlu dibubuhi BIO yang jelas. Itu bertujuan agar netizen tidak nyinyir kepada anda. Seperti, apa yang saya lakukan dengan menjelaskan pekerjaan saya di akun Instagram "Travel & Lifestyle Blogger". 

        Keterangan ini sudah jelas menunjukan bahwa saya seorang penulis atau blogger yang suka mereview produk orang atau perussahaan. Jadi, ketika saya memposting sebuah kemewahan, seperti review pesawat, hotel, makanan enak, restoran mewah dan lain-lain. Netizen yang paham, akan terfokus pada pekerjaan saya. Mungkin, dalam pikiran mereka ingin berkata, 

"Enak ya jadi blogger. Bisa nginap gratis di hotel mewah, makan enak gratis, naik pesawat gratis. Dapat uang lagi. Pengin deh akyu"

           Tapi perlu diingat Ferguso! Kegratisan tersebut tidak serta merta muncul dari langit. Blogger harus bekerja keras memutar otak untuk membuat sebuah liputan, video dan lain-lain yang menarik. Dengan kata lain, ada proses "take and give". Gue beri dan elu kasih, Impas kan?

                  Jadi, besok-besok, jika saya posting jendela pesawat di media sosial. Bukan berarti saya punya pesawat atau hendak beli pesawat. Tapi, itu bisa menjadi ritual pekerjaan saya. Bisa lagi review pesawat, dapat hadiah naik pesawat gratis, atau diajak jalan-jalan sama orang atau perusahaan yang baik hati, yang minta ditemenin saya. 

Ah, semua gara-gara jendela pesawat!    


2 comments for "Eksis Dengan Jendela Pesawat "

K'syam April 19, 2020 at 8:45 AM Delete Comment
Amazing pak broh, duduk dekat jendela pesawat suka berimajinasi, kadang ke masalalu kadang masa depan. Sesekali muncul di dunia imajiner kita orangbyang kita cintai melambaikan tangan di balik jendela pesawat tersebut. 👍😊
CASMUDI April 19, 2020 at 8:48 AM Delete Comment
@K'syan : Benar banget mas. Kadang, kita berpikir sama keluarga, teman, dan sobat terbaik. Sampai-sampai jendela pesawat itu penghilang rasa rindu. Ah, semua gara-gara jendela pessawat ya. Salam hanta.