Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Horor di Rumah Besar Banyuwangi

Rumah Angker dengan aura mistis selalu bikin kuduk merinding (Sumber : ilustrasi/hitekno.com)





       Mendengar penjualan mingguan yang bagus dalam bisnis distribusi, saya bergabung dengan kantor teman saya di Banyuwangi. Saya rela meluncur dari kantor Yogyakarta menuju kantor awal di Jember Jawa Timur pada tahun tahun 2002. Kurang lebih 10 bulan saya menjadi tenant (Manager Cabang) di kantor teman saya di Jember. Sementara, teman saya mempunyai status sebagai Landlord (Manager Utama). Kemudian, saya mengikuti kantor barunya di Banyuwangi (dekat dengan Kantor Bupati Banyuwangi). 

Rumah Angker 

          Setahun kemudian. karena habis masa sewa, maka teman saya berniat untuk mencari kantor baru yang lebih besar. Bayangan saya, kantor tersebut akan terlihat mewah karena mendulang omset besar setiap minggunya. Ternyata, rumah besar itu adalah bekas kantor sebuah perusahaan pengolahan ikan yang berada di jalan Pabrik Kertas Basuki Rahmat Banyuwangi. Pada pandangan pertama, saya benar-benar melihat kesan horor yang kental di Rumah Besar Banyuwangi itu.

      Sungguh, dengan harga sewa tahunan yang murah, tentu menggoda teman saya untuk menyewanya. Terlihat dari luar, rumah itu sungguh mewah dengan warna tembok batu bata. Beberapa pohon mangga besar hampir menutup halamannya yang luasnya seperti lapangan futsal. Bahkan, tampilan depan rumah tersebut hampir tidak terlihat dengan daun-daun pohon mangga yang sangat rindang. Bunga-bunga lainnya juga tumbuh di sekeliling halaman tersebut.

         Setelah saya tanya dengan orang-orang yang ada di sekitar rumah besar itu, hampir 3 tahun tidak terpakai. Bagian utama rumah itu mempunyai ruang tamu yang luas dan beberapa kamar. Yang menarik, bagian belakang rumah besar itu terdapat kurang lebih 10 kamar tidur  yang digunakan sebagai mess karyawan. 

         Samping kiri rumah besar tersebut terdapat jalan masuk yang lebarnya kurang lebih 4 meter. Dan, tumbuh beberapa pohon mangga seperti bagian halamannya. Yang menarik adalah bagian belakang terdapat lapangan tenis yang datarannya lebih rendah, kurang lebih 2 meter. Di sebelah kiri lapangan tenis tersebut terdapat mess karyawan juga yang jumlahnya tidak sebanyak di bagian belakang rumah besar. 

          Saya sempat bertanya kepada teman saya, kenapa mau menyewa rumah tersebut? Jawabannya pun singkat, "golek sing murah ben batine okeh. Arek-arek kan iso turu nang kene mas. Mesakno yen mbayar kos" (cari yang murah biar untungnya besar. Anak-anak kan bisa tidur di sini mas. Kasihan kalau bayar kos). Saya paham dengan ide dia, karena menggunakan prinsip ekonomi.  

        Jujur, bagi saya rumah tersebut tidak layak lagi untuk kantor. Tetapi, karena saya ngikut, sehingga ke manapun mereka membuka kantor, ssaya manut saja. Namun, tampilan kantor memang perlu dipugar terlebih dahulu. Beberapa plafon rusak dan berlubang di beberapa tempat, dibiarkan begitu saja. 

          Sedangkan, kondisi kamar mess seperti kapal pecah. Tidak layak untuk ditempati. Banyak pintu yang rusak dan susah untuk ditutup. Bahkan, plafonnya juga "hampir" rusak semua. Bau lembab pun terasa pekat, sangat menusuk hidung. Untungnya, anak buah saya tidak ada yang tidur di mess dengan kondisi seadanya. Anak buah saya mending tidur di kos agar bissa tidur dengan nyaman. 

         Jujur, bulu kuduk saya merinding setiap menjelang malam. Ya, setiap hari harus membuat laporan penjualan agar pagi hari tidak gelagapan. Beberapa minggu kantor berjalan, saya mendapatkan informasi dari anak buah teman saya yang mengelami kejadian mistis. Beberapa wanita mengalami kesurupan saat malam hari. Bahkan, ada yang diganggu penghuni tempat tersebut, berupa sosok Genderuwo. Bagi yang kebal, maka akan tetap tinggal di mess dengan alasan untuk menghemat pengeluaran. Tetapi, bagi yang penakut maka pindah kos adalah jalan terbaik. 

          Sebenarnya, dari pengalaman anak buah teman saya, dapat disimpulkan bahwa aura mistis rumah besar tersebut sangat kental. Apalagi, teman saya tidak mau memasang lampu bagian depan (halaman). Anda bisa bayangkan bahwa setiap malam bagian halaman selalu terlihat gelap seperti hutan. Bahkan, ruang tamu depan saja dipasang bohlam seadanya. Benar-benar seadanya alias irit. "Sing penting dodolane arek-arek laris" (yang penting jualannya anak-anak laris) kelakar teman saya di suatu kesempatan. 

Penampakan Horor 

        Keangkeran rumah besar itu akhirnya saya alami sendiri. Setiap malam minggu, kami harus membuat laporan untuk dikirim ke kantor pusat Jakarta. Saya pulang ke kontrakan menjelang isya. Bulu kuduk merinding saat melihat kuntilanak cekikikan dan duduk santai di sebuah batang pohon mangga di halaman rumah. Dalam hitungan detik, saya mengucapakan "Subahanallah" dan lari sekencang-kencangnya ke jalan raya yang jaraknya kurang lebih 100 meter. 

          Saya sempat bertanya dengan orang-orang sekitarnya, bahwa keangkeran rumah besar tersebut tidaklah diragukan. Bahkan, banyak orang yang menyatakan bahwa kita terlalu berani menyewa rumah besar tersebut. Sejak pengalaman mistis tersebut, saya sempat bercerita dengan teman saya. "Halah, pantesan nongol. Lah, sampeyan durung adus mas. Bedakan sik kono" (Halah, pasntas muncul. Kan, anda belum mandi. Berhias dulu sana) jawabnya sambil cekeikikan. 

         Sepertinya, keangkeran tersebut sudah tidak bisa ditolerir lagi. Belum habis masa sewanya, teman saya pun berpindah kantor lagi ke Mataram Lombok. Penampakan di rumah besar itu sungguh luar biasa. Karena, banyak anak buah teman saya yang mengalami hal ganjil. Dari penampakan kuntilanak dan wewe gombel di pohon mangga samping lapangan tenis. Sosok genderuwo yang kerapkali nongol di sekitar mess karyawan. Serta, keramaian penampakan makhluk astral di lapangan tenis. 

           Tahun 2017 lalu, saya sempat pulang kampung dari Kota Denpasar Bali ke Ngawi Jawa Timur dengan bersepeda motor. Sehabis penyeberangan Ketapang Banyuwangi, saya berniat membeli oleh-oleh khas Banyuwangi untuk saudara di Ngawi. Tanpa sadar, saya teringat akan rumah besar itu. 

           Menjelang pukul 09 malam, saya mnyempatkan diri untuk melihat penampakan rumah besar itu. Percaya atau tidak, rumah besar itu semakin mengerikan, Tampak gelap gulita di malam hari. Bahkan, ketika saya beristirahat di sebuah warung, sang pemilik warung menyatakan bahwa setiap malam, orang-orang sekitar tidak ada yang berani lewat depan rumah besar itu. Banyak penampakan atau penghuni rumah angker itu yang mengganggu masyarakat yang sedang melintas. Kondisi makin angker karena jalan Basuki Rahmat minim penerangan jalan.

           Konon, rumah itu mau dijual, tetapi tidak ada yang mau membelinya. Kesan angker yang kental membuat rumah besar itu susah untuk dijual. Namun, tahun 2020 ini, saya tidak tahu lagi kondisi rumah besar itu. Apakah laku dijual atau makin menyeramkan. Mungkin, ada teman-teman yang bisa berbagi kondisi rumah besar tersebut. Silahkan mampir di kolom komentar.

         Kita tahu bahwa sejatinya manusia adalah lebih mulia dibandingkan setan. Namun, di saat melihat penampakan makhlus halus yang menyeramkan, maka naluri langkah seribu pun terjadi seketika. Tentu, jangan lupa berdoa di manapun agar gidaan setan tidak menghantui diri kita. Semoga kisah mistis saya ini menjadi pelajaran bagi semua. Salam.

Post a Comment for "Horor di Rumah Besar Banyuwangi"