Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kosku Istanaku

Kosku Istanaku (Sumber : Dokumen Pribadi)





        "Baiti Jannati". Rumahku adalah Surgaku. Ungkapan indah yang sering kita dengar dari perjalan hidup suri tauladan Nabi Muhammad SAW. Sebuah kisah indah yang memberikan pelajaran berharga buat siapapun. Di mana, kondisi dan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dipenuhi dengan peristiwa, yang bisa menjadi conton buat manusia. Makanya, ungkapan,"Rumahku adalah Surgaku" menjadi daya tarik bagi manusia.


Kosku Istanaku

         Lantas, bagaimana ketika manusia mengarungi kehidupan di dalam sebuah kamar kos. Mampukah, mereka bisa menyatakan ungkapan indah, "Kosku Istanaku". Apapun kondisi dan perjalanan hidup dari kamar kos, harus mampu menciptakan kisah indah. Bahkan, dari kamar kos, bisa menghasilkan kreatifitas dan ide brilian.

             Saya tidak akan membicarakan masalah pengalaman kos saat masih lajang. Tetapi, pada tulisan kali ini, saya akan menceritkan pengalaman kos saat sudah berkeluarga. Khususnya, saat kos di pulau Seribu Pura, Bali. Ada pepatah bijak bahwa jika ingin menikmati pengalaman hidup yang sesungguhnya, maka merantau adalah jalan yang harus ditempuh.

            Dengan kos bersama keluarga di rantau orang. Atau, kos sendiri saat bekerja atau kuliah. Maka, kemampuan beradaptasi dalam menjalani hidup menjadi lebih kuat. Dibandingkan dengan orang yang tidak pernah kos sama sekali. Pengalaman kos di daerah orang akan membuat mental seseorang menjadi lebih kuat.

            Seperti sudah saya jelaskan di artikel-artikel sebelumnya. Bahwa, saya merantau ke Bali sejak tahun 2009. Sudah 11 tahun, saya merasakan bagaimana kerasnya hidup di tanah perantauan. Bagi anda yang menjadi karyawan dan lajang, maka "mungkin" tidak terlalu berat menjalani hidup. Namun, ketika anda sebagai pekerja mandiri dan berkeluarga, maka kehidupan akan terasa Nano-nano, manis asem dan manis.

             Hingga artikel ini saya buat, saya sudah mengalami empat kali perpindahan kos. Dan, sekarang adalah kos yang kelima. Setiap kos selalu memberikan cerita menarik. Ada kenangan indah, mengharukan, dan menyedihkan yang selalu terekam dalam kehidupan. Dan, sejak menikmati elegi kos di pulau Dewata, saya mengenal dunia menulis di blog. Tetapi, hal yang menarik adalah setiap kos yang saya tempati selalu memberikan inspirasi.


Kos Mania

            Kamar kos pertama, saya menempati sebuah ruangan kecil berukuran kurang lebi 3m x 4m di daerah Ubung Denpasar. Dari kamar kos ini, saya belajar banyak tentang keyakinan untuk membuat sebuah bisnis. Kamar kos yang hanya berlantai tegel ini terasa dingin. Hidup hanya sebatang lidi, karena anak dan istri belum dibawa ke Bali.

             Untuk tidur yang nyaman dengan tarif kos 250 ribu per bulan ini, terasa tak lengkap tanpa tikar. Saya berusaha merayu bapak kos untuk mendapatkan tikar pandan secara gratis. Meski, tikar itu bukanlah fasilitas kos. "Kalau kurang apa, bilang aja mas" kata pak Gede, sang bapak kos. Dan, inilah menjadi sejarah saya memulai tinggal di Bali. Kenapa? Saat hujan, maka langit-langit kamar paling pojok ada yang bocor. Saya harus tidur agak ke pinggir, agar tetesan air hujan tidak membasahi tubuh. 

             Kos pertama tidak bertahan lama. Hanya bertahan kurang lebih 3 bulan. Setelah itu, saya berpindah ke kamar kos yang lebih besar. Ya, saya menyewa sebuah rumah besar di kawasan Ubung Denpaasar. Kondisi rumah tersebut sudah saya tulis di artikel sebelumnya yang berjudul Rumah Angker Ubung

          Di kos besar ini, saya belajar banyak tentang bisnis. Meski, akhirnya bisnis saya "nyungsep". Dan, dari kos besar inilah, saya memahami hidup, dengan menjadi karyawan perusahaan orang lain. Dengan fasilitas lumayan mewah, maka jabatan di level Managerial menjadi kebanggaan.

             Saya menemukan jalan terbaik untuk melanjutkan kuliah lagi. Di mana, masa kuliah yang normal ditempuh dengan waktu 4-5 tahun. Bahkan ada yang sampai 7 tahun. Namun, berkat ketekunan saya, maka saya mampu menempuh masa kuliah hanya dengan waktu tempuh 2,5 tahun. 

         Dan, dari kos besar inilah, sebuah pengalaman pahit terjadi. Saat mencari SD untuk pindahan anak saya. Bayangkan, sekolah anak saya waktu di Ngawi Jawa Timur adalah sekolah paling favorit. Namun, ketika pindah ke Bali, untuk mencari sekolah pindahan, sangat susah sekali. Mencari sekolah favorit di Bali hanyalah mimpi. Saya mendatangi kurang lebih 5 SD, dan semuanya menolak. 

             Pihak sekolah sepertinya "menyepelekan" prestasi atau nilai rapor anak saya. Ketika saya mendatangi sekolah terakhir, pihak kepala sekolah mau melihat prestasi yang diperoleh anak saya. Saat itulah, beliau langsung mengiyakan untuk menerima pindahan sekolah anak saya. 

             Kos yang ketiga adalah kos yang sangat menarik. Mengapa? kamar kos yang berlantai tegel dengan luas ruangan yang sepertiga luasnya dari kos besar Ubung. Luas  kos besar Ubung hampir separuh lapangan futsal. Kos yang ketiga ini berada di kawasan jalan Ahmad Yani Utara Denpasar. Kata orang, kamar kos ini membawa banyak hoki. Meskipun, masalah hoki adalah urusan Allah SWT. Saya mulai menekuni dunia blog. Bahkan, dari kos yang tampak klasik (rumah tua) ini banyak memberikan prestasi brilian. berbagai kejuaraan lomba menulis, tercipta dari kos ini. 

               Namun, dari kos inilah, kepedihan harus saya alami. Saya mengalami patah tulang tangan kanan. Karena, kecelakaan di kawasan Sukawati Gianyar. Kecelakaan yang dialami saat saya bekerja sebagai Kepala Cabang sebuah perusahaan investasi. Akibat kecelakaan, saya tidak bekerja kurang lebih 4 bulan untuk pemulihan. Itulah sebabnya, saya pernah mengalami tunggakan pembayaran kos selama 3 bulan. Untungnya, ibu kos yang berprofesi sebagai satpam hotel baik hati. Meski, drama caci maki terjadi, saat saya memutuskan untuk berpindah kos lagi. Karena, kondisi kos yang mulai tidak kondusif.

                Kos selanjutnya adalah kos yang berada di kawasan Monang Maning Denpasar. Kawasan yang mulai macet karena kaum urban. Ilustrasi artikel yang ada di atas adalah penampakan kamar kos ini. Sama seperti kos sebelumnya, di kamar kos ini juga melahirkan banyak prestasi. Dan, prestasi yang brilian adalah 10 besar Lomba Menulis Hemat Energi yang diadakan oleh perussahaan migas TOTAL. Sebelum diakuisisi oleh Pertamina. 

            Kos tersebut memberikan saya banyak job dalam dunia blog. Namun, kebutuhan hidup juga semakin banyak. Ketahanan hidup diuji. Saya pernah tertipu dalam sebuah bisnis, karena terlalu percaya sama teman. Juga, banyak pengeluaran yang tidak terduga sebelumnya. Salah satunya adalah besaran tagihan PLN bulanan yang selalu tidak masuk akal. Saya sering beradu argumen dengan pemilik kos. Tapi, sepertinya tidak pernah diindahkan. Hal itulah yang membuat saya memutuskan untuk pindah kos. 

                 Selanjutnya, kos terakhir adalah, tempat kos saat saya menulis artikel ini. Mencari kos ini tidaklah mudah. Beberapa hari, saya berkeliling untuk mendapatkan kos yang cocok versi anak saya. Sebenarnya, anak saya menghendaki untuk mencari rumah. Kecil pun tidak masalah. Namun, mencari rumah yang dibayar bulanan, bukanlah perkara mudah. Bagai mencari jarum dalam jerami. 

             Menurut anak saya, tempat kos terakhir ini membuat betah. Karena, suasana yang tidak terlalu bising. Meski, tagihan PLN yang tidak masuk akal setiap bulannya. Sebenarnya, saya ingin pindah kos lagi. Tetapi, anak dan istri memberikan saran bahwa tidak mudah untuk pindah kos lagi. Dengan, bawaan kos yang selalu melibatkan 2 mobil pick up. Bukan itu saja, saya berharap agar anak saya bisa kuliah tahun ini. Karena, tahun kemarin sudah istirahat. Nah, sambil menunggu "nasib baik" anak saya, saya bertahan di kamar kos terakhir.

             Kos terakhir juga memberikan banyak prestasi. Terakhir adalah Juara V Lomba Menulis yang diadakan oleh media Bisnis Indonesia. Sebuah prestasi yang telah menyisihkan ribuan peserta. Inilah yang menjadi kebanggaan saya. Juga. saya dipercaya atau didaulat menjadi narasumber di beberapa kesempatan, untuk sharing tentang blog. Serta, saya terlibat dalam program pemerintah untuk media sosial. 

             Namun, di balik prestasi yang membanggakan, kos terakhir ini juga memberikan cerita sedih. Ide start up untuk E-Learning tentang dunia Blog yang bernama Blogger Pro masih belum bisa dieksekusi. Kapan bisa dieksekusi? Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Setidaknya, banyak cerita indah dan perjalanan hidup yang bernuansa Nano-nano dari Kosku Istanaku. 

1 comment for "Kosku Istanaku"