Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teror Jin Penunggu Kantor Angker

Kantor yang angker (ilustrasi/seva.id)




          Jika anda sudah membaca artikel sebelumnya, maka saya telah membahas Horor Rumah Besar di Banyuwangi Jawa Timur. Di mana, setelah teror rumah angker yang mendera semua anak buah, maka saya pun meninggalkan rumah besar tersebut. Teman saya pindah kantor ke Mataram Lombok, sedangkan saya membawa pulang dahulu istri dan anak saya ke Ngawi Jawa Timur. Setengah bulan kemudian, saya menyusulnya ke Mataram. Karena, saya masih bekerja sama dengan teman saya di bidang distribusi.

        Agak senang juga, jika teman saya berpindah kantor ke Mataram Lombok. Inilah menjadi pengalaman pertama saya akan menginjak di tanah Sasak. Namun, siapa sangka bahwa kantor yang ada di Mataram Lombok, justru lebih horor. Karena, Teror Jin Penunggu Kantor. 

Kantor Angker

          Saya benar-benar tidak tahu, jika kantor yang akan saya tempati penuh dengan misteri. Saya menyusulnya ke Mataram dengan diantar teman saya. Dia mengantar saya dari Aikmel, Lombok Timur ke kantor terbaru di Mataram, persis malam hari, mendekati pukul 12. 00 malam. Ketika, semua anak buah sudah tertidur lelap. Maklum, kantor besar tersebut juga dijadikan sebagai asrama karyawan. Lumayan, bisa untuk menghemat keuangan,

          Kantor tersebut dua lantai, warna dominan dindingnya berwarna putih. Seperti rumah khas ala Sasak, maka di depan terdapat beruga (tempat santai untuk istirahat). Di ruang utama ada kamar luas, yang di depannya terdapat tangga yang terbuat dari besi. Tentu, tangga ini menjadi penghubung ke lantai 2. Menarik, di sebelah rumah utama yang masih dalam satu komplek, terdapat satu ruangan agak besar yang dibiarkan kosong. Saya berpikir bahwa ruangan tersebut, seperti ruangan untuk pembantu. Di sebelah kiri kantor tersebut terdapat makam atau kuburan.


         Rumah besar itu, menurut tetangga, hampir 3 tahun tidak dihuni. Jadi saya melihat pojok bagian depan sebelah kiri, masih terdapat bekas potongan pohon-pohon kecil. Tetapi, masih diselimuti pohon  atau semak-semak tinggi, setinggi pagar rumah kurang lebih 2 meter. Saya tidak menaruh curiga sedikit pun saat pertama kali sampai di kantor tersebut. Sejurus kemudian, saya dan teman saya menuju ke lantai 2. Saya melihat banyak karyawan yang tidur lesehan di lantai tersebut. Bukan di dalam ruangan, tetapi di bagian luar (teras lantai atas).

           Karena, rasa mengantuk dan lelah selama perjalanan dari Ngawi Jawa Timur, saya meminta ijin untuk tidur di teras lantai 2 bersama karyawan lainnya. Sedangkan, teman saya entah tidur di mana. Saya tak mau banyak tanya, karena bukan urusan saya. Kondisi udara sangat dingin, sangat terasa, ketika saya merebahkan tubuh mendekati puku 02 dini hari. Selanjutnya, lampu di teras tersebut dimatikan. 

         Satu jam kemudian, setelah saya tertidur pulas, tanpa sadar dalam keadaan sayup-sayup lampu dari tetangga, saya mendapatkan pengalaman mengerikan. Saya melihat penampakan kuntilanak di teras sebelah kiri, persis dekat dengan kuburan. Ia duduk di pagar pembatas tembok, sambil mengayun-ayunkan kakinya. Di mana, di area tersebut digunakan sebagai tempat jemuran. 

       Sehabis itu, saya mendengar dengan jelas langkah kaki seperti orang dewasa yang sedang berjalan, dan melangkahi beberapa tubuh manusia, Sebenarnya saya mau bangun, tetapi melihat anak lainnya tertidur pulas, maka saya bekap mulut saya sendiri agar tak berteriak.

          Anehnya, keesokan harinya, seperti tidak terjadi apa-apa. Namun, ada satu orang dari anak buah teman saya yang keceplosan ngomong ke saya, "pak, semalam tahu nggak ada orang hitam tinggi yang berjalan hilir mudik di teras?". Saya pura-pura tidak tahu. Padahal, dalam hati saya berkata, "gila, ternyata ada orang lain yang mengalami kejadian mistis selain saya". Di sisi lain, saya melihat teman saya dari lantai 2. Dia keluar dari mobil Panthernya, seperti barusan dari luar kantor. "Dia tidur di hotel pak" kata anak buahnya yang keceplosan ngomong.

          Ajaibnya, teman saya juga tidak pernah berbicara masalah hal mistis yang terjaddi di kantor itu. Dia bersikap, seperti tidak terjadi apa-apa. Namun, dari kantor yang angker tersebut, saya mendulang banyak keuntungan. Jujur, saya hampir membeli mobil setelah mengumpulkan banyak keuntungan. Namun, takdir berkata lain, bahwa dari kantor inilah, saya juga menagguk rugi besar. Ibarat kata, untung besar dan rugi pun besar. Saya tidak akan membahas masalah keuntungan atau kerugian, tetapi lebih fokus ke masalah mistisnya.

        Karena, banyak keluhan hal-hal mistis, maka saya berkonsultasi dengan teman saya, untuk membuka kantor secara mandiri di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan, saya hepi karena mendapatkan banyak keuntungan di Bima. Dan, sempat membuka kantor cabang di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kapan-kapan, saya akan membuat artikel perjalanan bisnis saya di Bima dan Sumbawa. Mohon doanya.

         Perlu diketahui bahwa meskipun saya sudah membuka kantor mandiri, tetapi sesuai peraturan perusahaan, saya masih terikat dengan teman saya. Oleh sebab itu, saya pun harus patuh terhadap keinginan teman saya, agar tidak menyalahi aturan perusahaan. Lucunya, saat saya sedang mendulang keuntungan usaha, saya justru dipaksa untuk Running Office (menjalankan usaha) kembali kantor Mataram yang terkenal angker. "Pak Cas, mohon maaf ya. Mendingan pak cas jalankan kantor Mataram kembali saja. Sayang, waktu sewanya masih panjang. Sementara, tim saya, saya pindahkan ke kantor baru di Ponorogo Jawa Timu".   

        Saya harus mengikuti apa yang diinginkan teman saya. Saya tunduk dan patuh kebijakan perusahaan. Namun, yang menjadi pertanyaan besar hingga saya menulis artikel ini adalah mengapa dia memindahkan anak buahnya, sementara sewa kantor masih panjang. Serta, kenapa tidak pernah berterus terang masalah mistis yang sering dialami anak-anak. Saya tahu bahwa pemimpin memang harus menciptakan kondisi yang aman, tetapi setidaknya dia harus jujur kepada saya yang mempunyai posisi jabatan yang sama. 

         Saya pun mengikuti perintah yang diinginkan teman saya. Kurang lebih, 15 orang tim saya, dipindahkan ke Mataram Lombok kembali. Perlu diketahui bahwa waktu sewa kantor Sumbawa pun belum habis. Makanya, yang punya rumah sempat menyayanggkan tindakan saya. "Pak, kenapa buru-buru pindah, sayang kan sewanya masih panjang". Yang membuat kangen kantor saya di Sumbawa adalah letaknya yang tidak jauh dari pantai Labuhan Sumbawa, Jadi, kapan saja, saya bisa mengajak hepi anak buah saya di pantai tersebut.

Teror Jin Penunggu

         Babak baru menjalankan kantor di Mataram Lombok pun dimulai. Untungnya, saya lebih bebas menjalankan kantor besar, tanpa campur tangan teman saya lagi. Serta, saya bisa membuat keuntungan kantor berapapun. Untuk menutupi kerugian biaya sewa di Sumbawa yang tidak bisa direfund.

        Hampir tiga bulan, kantor berjalan normal. Anak buah, hampir semuanya tinggal di kantor, kecuali yang asli Mataram. Saya simpan erat-erat peristiwa mistis yang pernah saya alami dulu. Namun, sepertinya teror mistis mulai diketahui oleh anak buah saya pada bulan keempat. Salah satu anak buah wanita, mengalami peristiwa aneh. Dia sering diganggu penampakan makhluk hitam setiap malam. 

      "Sepandai-pandaninya menyimpan bangkai, maka akan ketahuan juga" Sejago-jagonya menyimpan peristiwa mistis, akhirnya terbongkar juga. Teror mistis yang dialami anak buah, akhirnya saya pun mengalami. Meskipun, saya berlagak "sok jaim", pura-pura tidak tahu dan belum mengalaminya. Tetapi, teror mistis itu membuat kinerja anak buah saya berkurang drastis. Penjualan barang kantor pun menurun. Bahkan, satu persatu, anak buah yang saya bawa dari Sumbawa meminta ijin untuk resign (mengundurkan diri). Saya tidak bisa mencegahnya.

      Kejadian mistis juga saya alami, ketika pulang dari jalan-jalan belanja di Mall Mataram. Mendekati pukul 12,00 malam, saya tiba di kantor. Penampakan yang mengerikan saya alami. Saya melihat wanita berambut panjang termenung di sebuah beruga dalam kondisi gelap. Saya juga sempat melihat dalam ruang utama kantor, seorang nenek berjalan hilir mudik, seperti mengibas-ngibaskan rambutnya yang baru mandi dikasih "shampoo".

         Bukan itu saja, penampakan horor, sering saya alami di ruang kosong yang terletak paling kiri. Suasana makin mencekam, jika melihat kondisi bagian depan, pojok kiri kantor yang ditumbuhi semak-semak yang makin meninggi. Sebenarnya, saya mau membersihkan tempat itu. Tetapi, sepertinya harus membayar orang. Jika, dikerjakan sendiri, tidak cukup waktu satu hari. Lagian, waktu sewa pun tinggal setengah tahun lagi. "Ah, ngapain ngurusin yang begituan. Lebih fokus mengurusi hal penting, yaitu penjualan kantor" pikir saya setiap menatap tempat itu. Padahal tempat itu terdapat tempat tinggi yang berupa seperti tempat pembuangan kotoran (spiteng) dari Toilet. 

       Lambat laun, kondisi kantor yang makin horor membuat anak buah saya tidak betah. Kurang lebih tinggal 5 orang yang masih setia bersama saya. Selanjutnya, agar tetap menjaga konsistensi penjualan, maka saya harus makin erat berkomunikasi dengan anak buah. Sementara, teror mistis makin deras yang saya alami setiap malam. 

     Saya sempat berkomunikasi dengan tetangga bahwa memang kantor tersebut banyak penunnggunya. Menurutnya, rumah tersebut pernah dihuni oleh seorang pejabat yang menggunakan jin penunggu rumahnya dari pengaruh orang jahat. Dan, jin yang ada di rumah tersebut ada yang baik, yang berada di lantai 2. Sayangnya, saat sang pemilik pindah entah ke mana, jin penunggu tersebut tidak dibawa serta. Dan, kondisi inilah yang berdampak ke kantor saya.

         Setiap malam, khususnya malam Jumat. Apalagi, saat alam Jumat Kliwon datang. Sungguh teror jin penunggu rumah itu mengganggu ketenangan saya. Setiap pukul 03,00, ketika saya terbangun. Saya mendengar  langkah kaki orang yang berjalan dari lantai dua ke lantai bawah. Suara itu terdengar jelas, karena tangga penghubung lantai 2 dan lantai satu terbuat dari besi. Setelah itu, terdengar kecipak air, seperti orang yang sedang mengambil air wudlu. 

          Merespon kondisi tersebut, saya dan satu anak buah saya memberanikan diri untuk tidur, persis di mulut tangga bagian bawah, Saya menggelar tikar dan tidur berdua, dengan posisi tubuh seperti menutupi akses masuk tangga. Dua malam saya lakukan hal tersebut. Apa yang terjadi? Jin penunggu rumah seperi mempunyai etika yang baik. Dia tidak mau melangkahi tubuh kami berdua. Dalam kondisi ruangan yang gelap, saya mendengar ia naik turun tangga tiada henti. Dan, menjelang subuh, langkah kaki yang membuat bulu kuduk merinding itu terhenti.

        Ketika, kami tidak melakukan aksi nekad kembali, maka langkan kaki di tangga besi dan kecipak air di kamat mandi terdengar lagi. Sungguh, meskipun jin tersebut tergolong baik, tetapi membuat kondisi kantor gelisah. Kami pun konsultasi dengan keluarga di Ngawi Jawa Timur. Dan, disarankan untuk meminta bantuan kepada cewek adik ipar saya yang sedang kuliah di Yogyakarta. Keluarga memberi masukan agar adik ipar saya itu membawa "syarat-syarat" kebaikan untuk mengusir atau memindahkan jin penunggu kantor.

         Sesuai hari yang dijadwalkan, adik ipar saya pun datang. Saya tidak tahu, "syarat-syarat" apa yang dia bawa. Ternyata, berupa tulisan Al Qur'an yang terbungkus kain putih. Dan, barang itu meski ditanam di kawassan yang banyak pengganggunya. Setelah saya berembug, maka saya putuskan untuk menanam barang itu persis di akses naik tangga, di lantai bawah. Oleh sebab itu, saya bongkar satu keramik, dan saya tanam di situ. Kemudian, saya tutup kembali.

         Saya berharap dengan usaha tersebut, maka gangguan jin penunggu kantor akan berpindah atau terusir sendiri. Diselingi dengan panjatan doa setiap sholat 5 waktu. Namun, hal-hal yang di luar dugaan terjadi. Langkah kaki teror mistis itu seperti terganggu. Dampaknya, dua malam, adik ipar saya justru mengalami gangguan mistis. Ia seperti didatangi makhluk tinggi hitam yang hendak mencekiknya. 

        Sebenarnya, ia ingin lama di Mataram. Sambil berlibur dan mengunjungi berbagai destinasi wisata andalan Lombok. Namun, teror mistis tersebut membuat dia harus cepat-cepat pulang ke Yogyakarta. "Mbak, medeni mbak, aku ora sanggup. Aku mulih ae" (Mbak, menakutkan mbak. Aku tidak sanggup. Aku pulang saja) sepnggal kalimat yang sempat dterima oleh istri saya. Saya pun tidak bisa mencegahnya. 

          Sepulangnya adik ipar saya ke Yogyakarta, justru gantian saya yang mengalaminya. Lama-lama, karena tidak kuat gangguan dari makhluk astral tersebut. Saya pun akhirnya pulang ke Jawa, meninggalkan Mataram menjelang akhir tahun 2003. Saya sudah taidak peduli dengan kondisi kantor. Terpenting, saya lepas dari gangguan menakutkan itu.  


Post a Comment for "Teror Jin Penunggu Kantor Angker"