Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Marjan dan Kearifan Lokal

Marjan dan Kearifan Lokal (Sumber: Bukalapak/diolah)


“Dalam sebuah pesta kerajaan. Sang Raja memutuskan untuk memberikan tahtanya kepada si bungsu, Purbasari. Namun, sepertinya. Proses pemberian tahta tersebut membuat iri sang kakak, Purbararang. Saat proses pemberian tahta, datanglah sang Penyihir jahat. Yang mempengaruhi Purbararang untuk merebut tahta yang telah diberikan kepada adiknya. Pengaruh sihir membuat Pubasari teraniaya. Dengan wajah rusak karena kutukan. Dan, rasa malu yang luar biasa. Karena, semua peserta pesta tersebut memalingkan wajahnya. Purbasari melarikan diri ke dalam hutan. Untuk menenangkan diri dan menghilangkan rasa malu”.



            Itu adalah sekilas gambaran sekuel iklan Marjan Bagian 1 pada bulan Ramadan 2020. Yang mengusung tentang Kearifan Lokal. Yaitu, mengangkat cerita rakyat yang bertemakan Purbasari dan Lutung Kasarung.

KEARIFAN LOKAL & Penanda Ramadan

Mengupas produk minuman semacam MARJAN memang sungguh menarik. Kalou boleh jujur, Marjan adalah produk yang mempunyai ciri khusus. Di mana, setiap kurang lebih satu bulan menjelang bulan Ramadan. Maka, iklan Marjan akan muncul, menghiasi televisi, Youtube dan media sosial.

Banyak kalangan mengaggap bahwa tak lengkap rasanya bulan Ramadan. Jika, tidak muncul iklan Marjan di televisi. Berasa ada yang kurang. Sama halnya, di kampung saya Brebes Jawa Tengah. Lebaran tak lengkap rasanya, tanpa membunyikan petasan. Yang bunyinya bagai letusan granat.

Jadi, jika anda tidak punya kalender, jam tangan, televisi atau yang lainnya. Anda bisa lihat tayangan Marjan di televisi tetangga. Itu berarti sebagai tanda akan datang bulan Ramadan. Begitulah kira-kira anggapan banyak orang. Marjan seperti menjadi hilal. Di mana, kurang lebih sebulan lagi akan memasuki datangnya bulan Ramadan.

Selain sebagai penanda memasuki bulan Ramadan, Marjan juga mempunyai ciri yang menarik. Iklan yang ditayangkan baik di televisi maupun di Youtube & media sosial patut ditiru. Mengapa? Marjan selalu mengusung tentang kearifan lokal. Yaitu, mengangkat tema cerita rakyat yang beredar dan telah dikenal lama oleh masyarakat.

Tahun 2019 lalu, iklan Marjan mengangkat tema tentang Timun dan Buto Ijo. Semua masyarakat Indonesia pasti tahu. Dan, kini, tahun 2020, Ramadan yang dialkukan saat Pandemi Virus Corona mengangkat tema yang ciamik. Yaitu, Purbasari dan Lutung Kasarung, yang cerita singkatnya, sudah dijelaskan di atas.     
  

Salah satu sekuel iklan Marjan Sekuel 2 yang Mempertemukan Purbasari dan Lutung Kasarung (Sumber: Youtube/screenshoot)


Menariknya lagi, cerita rakyat yang ditampilkan oleh Marjan dibuat berseri. Antara 3-4 bagian. Jadi, sebagai contoh, menjelang Ramadan menampilkan bagian 1. Kemudian, 10 hari Ramadan bagian kedua dan seterusnya. Hal ini akan membuat penonton semakin penasaran. Ingin mengetahui jalan cerita selanjutnya. Meski, cerita tersebut sebagai iklan. Inilah uniknya Marjan.

PEMAHAMAN BAWAH SADAR

Branding Marketing Marjan dikemas merakyat, menghibur dan penuh edukasi. Cerita rakyat yang ditampilkan secara langsung akan memberikan pendidikan bagi masyarakat. Khususnya, anak yang masih sekolah, bahwa jalan cerita yang ditampilkan adalah untuk pendidikan.   

Di saat produk lain menampilkan iklan-iklan bergaya milenial. Tetapi, Marjan sungguh berbeda. Marjan justru tertarik menampilkan cerita rakyat, yang “mungkin” masyarakat belum banyak tahu. Namun, dengan munculnya iklan Marjan tersebut. Maka, penonton secara tidak langsung memahami iklan yang sedang ditayangkan.

Dalam ilmu Pemahaman Bawah Sadar menyatakan bahwa sebuah kejadian, gambar, foto atau audio. Yang setiap saat ditampilkan secara massif dan berkali-kali. Sangat berpengaruh terhadap kesadaran banyak orang. Masyarakat secara langsung akan memahami apa yang terlihat, terbaca dan terdengar.

                                                                                                                    Anda masih ingat dengan Mars sebuah partai. Yang ditayangkan setiap saat di salah satu stasiun televisi swasta, bukan?. Saat menjelang Pemilu dan Pilpres tahun 2019. Begitu masif dan seringnya Mars Partai tersebut ditayangkan. Saya sendiri yang tidak mau hafal liriknya, sampai hafal di luar kepala. Bahkan, anak-anak kecil saja hafal dengan Mars Partai tersebut. Itulah kekuatan Pemahaman Bawah Sadar Manusia.


Kembali ke iklan Marjan. Iklan itu tayang hampir setiap saat, selama kurang lebih 30 hari sebelum dan saat bulan Ramadan 2020. Bahkan, saat bulan Syawal pun masih tayang. Kondisi tersebut secara pemahaman bawah sadar akan mempengaruhi pikiran penonton. Agar bisa memahami apa yang terkandung di dalamnya. Apalagi, iklan Marjan yang sungguh unik. Tentu, menarik banyak orang untuk menontonnya.

Jujur, saya sendiri malah tidak hafal “tagline” yang dibawa oleh produk minuman Marjan ini. Namun, Ketika saya melihat iklan yang bertemakan tentang cerita rakyat. Maka, pikiran saya langsung meluncur, “oh, itu iklan Marjan”. Inilah cara strategi marketing yang baik. Di mana, masyarakat mampu merekam keunikan dari sesuatu produk. Dan, pikiran masyarakat langsung tertuju ke produk tertentu, yang menjadi ciri khasnya.  

Saya yakin, kalau melihat masalah rasa, pasti banyak yang lebih bagus dari Marjan. Namun, Marjan memberikan keunikan tersendiri untuk masyarakat dalam hal marketing-nya. Masyarakat akan berpikir bahwa satu-satunya iklan produk yang mengusung tema cerita rakyat adalah Marjan.  Tidak ada yang lain.

Rasa kearifan lokal yang dikembangkan Marjan juga mempunyai nilai tersendiri. Iklannya juga dibuat seperti membuat sekuel film laga, dengan efek yang bagus. Lihatlah pada sekuel kedua, adegan Purbasari dan Lutung Kasarung.

Adegan Lutung Kasarung yang berputar-putar dan Purbasari yang mengeluarkan tenaga dalam. Saya melihat bahwa efek ilmu tenaga dalam video iklan ini “amazing” banget. Bak film laga yang mengembangkan efek CGI (Computerized Grafic Ilustrator). Maaf banget jika penamaan efek ini salah, Corect Me If It Wrong (CMIIW).

Yang jelas, iklan Marjan memberikan kesadaran kembali masyarakat. Agar memahami kearifan lokal yang ada. Salah satunya, cerita rakyat yang berkembang sejak dulu. Di mana, masyarakat mulai tidak peduli dengan cerita rakyat tersebut. Tetapi, masyarakat lebih hepi dengan cerita-cerita dalam film box office Film Barat.

Terima kasih Marjan. Engkau, bukan hanya menjual minuman segar untuk bekal buka puasa. Yang mengundang  selera. Dan, seringkali membuat air liur menetes. Tetapi, engkau telah menyadarkan masyarakat Indonesia. Untuk mencintai budayanya. Cerita rakyat yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Kearifan lokal yang tak pernah lekang oleh waktu.  



Post a Comment for "Marjan dan Kearifan Lokal"