Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pesona Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) Bali yang Mengagumkan

 

Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) yang mempesona (Sumber: dokumen pribadi)

 

 

Apa yang menarik Bali?

 

Jika anda berkunjung atau berlibur di Bali, maka keberadaan patung bukanlah hal yang aneh. Setiap persimpangan jalan di penjuru Bali, anda akan melihat keberadaan patung. Sebuah ciri khas yang tidak akan anda temukan di pulau lain.

Bahkan, jika anda berkunjung di kawasan Singapadu Sukawati Gianyar, maka pembuatan patung menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat. Namun, ada satu patung yang sangat menarik perhatian banyak orang. Yaitu, Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha). Patung raksasa tersebut telah menjadi destinasi wisata yang menarik bagi semua orang.

 

Petuah Sang Budha

 

Keberadaan Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) berada di kompleks Vihara Dhamma Giri. Yang berada di jalan Gajah Mada Pupuan, Kabupaten Tabanan Bali menghipnotis banyak orang. Jarak destinasi wisata ini kurang lebih 70 km dari pusat kota Denpasar. Akses ke lokasi ini bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, rental atau Tour & Travel.

Dari kota Denpasar, anda tinggal menuju ke arah Gilimanuk. Setelah sampai di pertigaan jalan yang hendak ke arah Pupuan, anda belok ke kanan menyusuri jalan tersebut. Jalur jalan ke Pupuan ini sungguh adem dan eksotis. Karena, sepanjang perjalanan, anda akan melihat fenomena sawah terasering yang tidak kalah dengan terasering Ceking Ubud Gianyar.

Jalan ke lokasi berbelok-belok, naik dan turun. Tetapi, jalan dalam kondisi baik. Jika anda menyempatkan waktu, anda bisa mengambil spot foto alam berupa bentangan sawah terasering yang menggugah hati. Atau, mampir di beberapa Air Terjun yang tidak jauh dari jalan utama tersebut.

Setelah anda menempuh kurang lebih 45 km  melewati pasar Desa Pujungan, maka anda akan melihat petunjuk nama Vihara sebelah kiri.  Lokasi Vihara Dhamma Giri seperti komplek rumah pribadi. Di mana, bagian depan tertutup pagar tinggi dan diselimuti rumput khas pagar. Namun, anda akan melihat jelas petunjuk nama vihara tersebut.   

 

 

Pintu gerbang pertama Vihara Dhamma Giri yang berada di jalan Gajah Mada Pupuan Tabanan Bali (Sumber: dokumen pribadi)

 

Sungguh, kompleks vihara tersebut asri dan teduh. Setelah melewati gerbang utama, anda mesti menaiki beberapa tangga. Anda akan disambut dengan arsitektur naga di sebelah kanan dan kiri tangga naik tersebut. Jejeran tumbuhan bonsai juga akan menjamu mata anda.

Setelah tiba di bagian atas, anda akan disambut dengan petugas Vihara. Anda mesti mengisi buku tamu dan tidak lupa menerapkan Protokol Kesehatan (Covid-19). Tiket masuk destinasi wisata ini hanya mengisi donasi sukarela, yang ada di dekat pengisian buku tamu.


 

Pintu masuk Vihara Dhamma Giri yang mempunyai arsitektur naga dan berjejer pohon bonsai (Sumber: dokumen pribadi)

 

Tidak seperti destinasi wisata lainnya, di dekat pengisian buku tamu ini. Anda akan melihat ruang pertemuan, tempat souvenir dan puluhan burung merpati yang terlihat jinak. Anda bisa berfoto dengan burung merpati tersebut, seperti di destinasi wisata luar negeri.

Juga, anda akan melihat beberapa petuah atau motivasi Sang Budha, yang terpasang di beberapa pohon yang tumbuh di kawasan ini. Petuah tersebut diambil dari Kitab Budha Tripitaka. Keberadaan petuah tersebut sangat menarik perhatian pengunjung.


 

Salah satu petuah atau motivasi yang diambil dari Kitab Tripitaka (Sumber: dokumen pribadi)

 

Sebelum anda memasuki area utama, anda akan melihat Prasasti Asoka. Prasasti ini berupa tugu setinggi kurang lebih 15 meter. Di bagian bawah prasasti tertulis sebuah peringatan. Yang menunjukan bahwa kompleks Vihara Dhamma Giri diresmikan Bupati Tabanan saat itu pada tanggal 27 November 2007.



Prasasti Asoka di Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) (Sumber: dokumen pribadi)

 

Selanjutnya, untuk memasuki area utama, anda mesti menaiki beberapa tangga kembali. Anda akan disambut dua papan tulisan besar yang terpasang di depan pintu masuk tempat persembahyangan Vihara Dhamma Giri. Dua papan tulisan tersebut berisi tentang PERENUNGAN KERAP KALI dan 14 PEDOMAN HIDUP MANUSIA.

Sepertinya, papan Perenungan Kerap Kali menjadi pelajaran buat manusia tentang jati dirinya. Dengan kata lain, manusia meski merenungi tentang dirinya. Sedangkan, salah satu pedoman yang menarik saya adalah MUSUH BESAR MANUSIA SEJATINYA DIRI SENDIRI.

 

 

Perenungan kerap kali dan 14 pedoman hidup manusia (Sumber: dokumen pribadi)

 

Bagi umat Budha yang berkunjung ke Vihara Dhamma Giri, maka tempat persembahyangan menuju ke atas dengan menaiki beberapa anak tangga. Terlihat jelas di pintu gerbang tempat persembahyangan berupa gerbang warna hitam bernuansa Budha. Ada beberapa stupa di bagian atas gerbang pintu masuk tersebut.  

 

 

Jalur menuju tempat persembahyangan (Vihara Dhamma Giri) (Sumber: dokumen pribadi)

 

Patung Budha Tidur

 

Perlu diketahui bahwa di area utama mempunyai beberapa spot menarik pengunjung. Pertama, patung Budha berwarna putih. Di mana, Patung Budha berada di tengah-tengah taman yang asri. Banyak pohon atau bunga yang mengelilinginya. 

Patung Budha tersebut sedang duduk bersila di atas lilitan ular Kobra berwarna keemasan. Dan, terlihat dipayungi oleh ular Kobra yang mempunyai kepala 7. Saya belum tahu arti dari “mengapa kepala ular Kobranya sebanyak 7”.



Patung Budha yang berada di atas ular (Sumber: dokumen pribadi)

 

Kedua, keberadaan Balebengong, yang mempunyai beberapa  tiang penyangga berukiran khas Budha. Balebengong tersebut berada tidak jauh dengan patung Budha yang sedang duduk. Yang unik dari Balebengong tersebut adalah keberadaan lonceng baja berwarna kehitam-hitaman.

Lonceng baja tersebut mempunyai bagian berbentuk lingkaran yang agak menonjol di empat sisinya. Bagian menonjol ini berada di dekat lubang lonceng. Saya memahami bahwa bagian menonjol tersebut adalah bagian untuk dipukul. Karena, di salah satu tiang penyangga Balebengong tergantung alat pemukul lonceng.  

Lonceng baja berukuran diameter kurang lebih 40 cm bagian lubang. Dan mempunyai ketinggian kurang lebih 80 cm tergantung persis di tengah-tengah Balebengong. Lonceng ini merupakan persembahan salah satu kuil dari Kawasaki Jepang dan Bangkok Thailand pada tahun 2540 B.E (Budhist Era atau tahun Budha).   

   

 

Balebengong Vihara Dhamma Giri yang mempunyai lonceng baja (Sumber: dokumen pribadi)

 

Ketiga, dari beberapa spot menarik tersebut, maka keberadaan Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) menjadi tujuan utama para wisatawan. Patung Budha ini berada di bagian kanan tempat persembahyangan. Atau, berada di ujung sebelah kiri dari arah pintu masuk.

Karena, area  Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) merupakan area suci (Holy Area). Maka, setiap pengunjung wajib melepas alas kaki. Ini menjadi penghormatan bagi penganut agama lain.

Area  Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) mempunyai luasan sekitar 20x20 meter.   Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) sendiri berada di bagian ujung dari Holy Area tersebut. Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) mempunyai ketinggian kurang lebih 3 meter. Dan, panjangnya kurang lebih 15 meter.

Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) berwarna putih bersih. Terlihat, Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) tersebut sedang menggunakan salah satu telapak tangan untuk menahan kepalanya. Di bagian depan patung raksasa tersebut terdapat patung Budha kecil yang duduk bersila. Sebagai sarana bagi pengunjung yang hendak memanjatkan doa atau melakukan persembahyangan.

Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) dibatasi dengan pagar setinggi kurang lebih 80 cm. Hal ini bertujuan agar terlihat bersih dan suci dari pengaruh para pengunjung. Bukan itu saja, pagar tersebut juga berfungsi untuk mencegah kenakalan pengunjung. Yang hendak berswafoto (selfie) terlalu dekat dengan Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha).

Latar belakang Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) bernuansa perbukitan dan gunung. Serta, pepohonan hijau yang membuat suasana sekitar area Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) sejuk dan adem.

Yang unik dari area Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) adalah di bagian tengah menuju patung  Budha terdapat jalur lantai yang didesain kotak-kotak. Dan, terdapat batu-batu kecil berwarna putih sepanjang dari bagian depan hingga tepat depan bagian persembahyangan (Patung Budha) kecil.

Saya sendiri belum tahu, mengapa jalur khusus di Holy Area dirancang unik seperti ini. Mungkin, sebagai jalur khusus bagi pengunjung yang hendak bersembahyang. Karena, saat umat Budha sedang konsentrasi untuk memanjatkan doa. Maka, fokus mereka ke patung Budha. Dan, desain unik tersebut menjadi petunjuk mudah. Saat umat Budha sedang berjalan menuju tempat persembahyangan.

Kondisi  Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) benar-benar mempesona. Saya sendiri terpesona untuk meniru gaya tidurnya Sang Budha. Tanpa sungkan, saya pun tiduran ala sang Budha, untuk mengabadikan momen spesial tersebut. Dan, jepret, jadilah posisi unik seperti foto di bawah ini.  


 

Terpesona Patung Budha Tidur (Sumber: dokumen pribadi)


Bagi Brosis yang ingin mendapatkan informasi lebih lengkap. Anda bisa melihat video perjalanan saya di destinasi wisata Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) tersebut.


 

Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) (Sumber: dokumen pribadi/Youtube)


Post a Comment for "Pesona Patung Budha Tidur (The Giant Sleeping Budha) Bali yang Mengagumkan"