Jalan-jalan ke Candi Banyunibo
Ada ungkapan yang selalu
diingat banyak orang. Bahwa, Yogyakarta selalu memberikan kenangan indah. Tak
bisa ke lain hati. Karena, bukan hanya sambutan masyarakat yang ramah dan “njawani”.
Yogyakarta juga menyimpan berbagai kenangan indah berupa destinasi wisata
menarik. Ya, banyak destinasi wisata menarik yang harus anda kunjungi saat
menyambangi Yogyakarta.
Apalagi, jika anda hobi traveling?
Tidak salah lagi, anda mesti jalan-jalan ke Yogyakarta. Kota yang menyimpan
banyak cerita indah. Juga, menyimpan segudang tempat wisata yang mengagumkan.
Kali ini, saya akan mengajak anda jalan-jalan di tempat wisata yang kondisi
udaranya sejuk. Sebuah tempat wisata peninggalan tempo dulu. Yup, saya
akan mengajak anda berkunjung ke tempat wisata Kompek Candi Banyunibo.
Reruntuhan Candi Banyunibo
Yogyakarta dikenal dengan
kawasan yang menyimpan banyak peninggalan sejarah berupa candi. Namun, Candi
Banyunibo sangat menarik untuk dikunjungi. Karena, Candi Banyunibo merupakan
peninggalan agama Budha yang terjaga hingga kini. Perlu diketahui bahwa Candi
Banyunibo merupakan komplek candi yang terletak di Dusun Cepit, Kelurahan
Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Ketika saya berkunjung ke
Candi Banyunibo, saya merasakan udara pagi yang sangat segar. Mentari baru
muncul dari balik bukit. Memang, Candi Banyunibo dengan candi lainnya di
Kabupaten Sleman sungguh berbeda. Karena, Candi Banyunibo dikelilingi oleh
perbukitan yang ada di sebelah utara, timur dan selatannya.
Seperti candi-candi
lainnya. Candi Banyunibo dahulunya berupa reruntuhan yang tiada bentuk. Itulah
sebabnya, Candi Banyunibo bisa ditemukan kembali dalam keadaan runtuh pada
tahun 1940 lalu. Pemerintah Indonesia mengadakan penelitian secara serius untuk
mempelajari reruntuhan candi tersebut hingga tahun 1942. Setelah menemukan
bentuk aslinya, maka diadakan pemugaran candi hingga tahun 1978.
Unik sekali, sekilas,
jika anda melihat Candi Banyunibo dari luar komplek, postur tubuh candi
berbentuk tambun. Dan, komplek Candi Banyunibo berada di sebelah timur sebuah
sungai. Terdapat Candi induk Banyunibo yang menghadap ke barat.
Saya melihat bentuk candi
yang masih utuh di bagian tengah. Dan, beberapa candi dalam kondisi runtuh di
bagian kanan dan belakangnya. Ternyata, komplek Candi Banyunibo terdiri dari
satu bangunan candi induk yang utuh dan 6 buah candi perwara yang runtuh. Yang
terdiri dari 3 buah candi perwara di bagian selatan dan 3 buah candi perwara di
bagian timur.
Salah satu dari 6 Candi Perwara di bagian utara candi induk yang telah runtuh (Sumber: dokumen pribadi)
Arsitektur Candi
Banyunibo sungguh mengesankan. Candi Banyunibo yang mempunyai ukuran 15,325 m x
14,24 m dengan tinggi 14,25 m dan tinggi candi adalah 2,5 m membuat saya
terpesona. Apalagi, masyarakat tempo dulu sangat memperhatikan dampak dari
hujan. Hal ini terlihat dari masing-masing sudut candi terdapat Jaladwara.
Yang berfungsi sebagai saluran air hujan.
Terpesona Bagian Luar Candi
Yuk,
kita perhatikan kondisi bagian luar Candi Banyunibo. Bagian kaki Candi
Banyunibo pada masing-masing sisinya dibagi menjadi beberapa bidang (panel)
yang berupa hiasan yang berupa tumbuh-tumbuhan yang keluar dari pot-pot bunga yang berbentuk seperti
sandaran lampu duduk, pinggan, buah wortel dan siput yang dianggap sebagai lambang
kehidupan atau kesuburan. Nah, di atas kaki candi terdapat selasar tanpa
pagar langkan yang berfungsi sebagai jalan untuk mengelilingi candi.
Saya mengabadikan kenangan di pintu masuk candi induk (bagian tangga). Ini merupakan traveling yang menyenangkan, karena saya ingin berkunjung kembali ke sini (Sumber: dokumen pribadi)
Spot instagrammable
yang membuat saya tertarik untuk mengamati lebih jeli adalah keberadaan kedua
relief yang menggambarkan Hariti, Dewi kesuburan dalam agama Budha. Dan,
Vaisravana (suaminya). Sementara, di sisi dalam dan luar juga terdapat
relief tokoh Kuwera.
Merangkak ke bagian atap
candi, saya seperti melihat atap bangunan Belanda tempo dulu. Jika anda
mengamati atap Candi Banyunibo bagian bawah, maka anda akan melihat bagian yang
berbentuk daun berbentuk bunga Padma (ghanta). Di mana, di bagian di
atasnya diletakan puncak atap yang berbentuk stupa. Di bagian ini, ciri khas
candi yang berlatarbelakang peninggalan agama Budha sangat kental sekali.
Seperti stupa yang sering anda lihat di Candi Borobudur. Stupa di bagian
teratas Candi Banyunibo terdiri dari Prasadha, Harmika dan Yasti.
Lantas, apa yang bisa
anda amati di bagian dinding penampil? Saya memperhatikan secara seksama karya
luar biasa di bagian dinding penampil sebelah selatan. Saya memperhatikan
sebuah relief seorang wanita yang dikerumuni anak-anak. Ternyata, relief tokoh
wanita tersebut adalah Dewi Hariti. Sedangkan, relief di dinding sebelah
utara justru menggambarkan seorang pria dalam posisi duduk.
Perlu diketahui bahwa relief
tokoh wanita tersebut menggambar anak-anak yang sedang memanjat sebatang pohon.
Dan, Dewi Hariti sedang dikerumuni anak-anak. Sebagai informasi bahwa Dewi
Hariti dalam kepercayaan agama Budha dianggap sebagai manifestasi Dewi
Kesuburan. Namun, ada juga yang menganggap sebagai Dewi Ibu dan Dewi
Kekayaan. Anda akan melihat tampilan Dewi yang umumnya digambarkan sebagai
figur dewi, dengan alat genetial yang menonjol dan selalu disertai oleh
anak-anak pengikutnya.
Cahaya dan Udara Dalam Candi
Setelah mengamati bagian
luar candi, saya tergelitik untuk masuk bagian dalam candi. Meskipun, tidak ada
penerangan lampu. Tentu, anda bisa menggunakan lampu yang ada di smartphone.
Atau, menggunakan senter kecil, jika sudah dipersiapkan dari rumah. Hanya sinar
mentari dan udara pagi yang teraa segar menerobos masuk melalui beberapa lubang
jendela. Hanya ada satu tangga untuk masuk ke bagian dalam candi. Menarik, di
bagian kiri dan kanan tangga terdapat
pahatan tokoh-tokoh yang belum dapat diketahui identitasnya.
Selanjutnya, di bagian
ambang pintu masuk terdapat hiasan Kamalakara. Sedangkan, pada bagian
ujung pipi tangga terdapat hiasan Makara yang berakhir dengan relief
seekor singa. Apakah relief ini menandakan ketangguhan masyarakat tempo dulu?
Entahlah.
Ketika saya masuk ke
bagian dalam candi, saya melihat keberadaan bilik yang berukuran 6,875 m x 4,5
m. Dan, di bagian dinding candi terdapat
jendela-jendela yang di atas dengan pilaster.
Berfungsi baik untuk masuknya cahaya atau udara.
Dari balik jendela candi tersebut,
saya melihat rombongan wisatawan dari Tasikmalaya Jawa Barat. Saya pun
terkesima dan mendekati rombongan tersebut. Mereka menggunakan 5 mobil jip atap
terbuka ala jip Road Race. Ternyata, jip tersebut adalah milik warga
lokal yang disewakan sebesar Rp300 ribu per jip untuk sekali Tour Adventure
(petualangan wisata). Tour Adeventure tersebut akan mengunjungi beberapa
tempat wisata sesuai keinginan wisatawan.
Sementara, setiap jip
bisa diisi kurang lebih 5 orang. Tidak sedikit ibu-ibu yang berhijab sungguh
gembira dan penuh gelak tawa. Ketika, jip tersebut membelah jalanan yang di
samping kanan dan kirinya pepohonan dan persawahan. Mereka ada yang duduk
maupun yang berdiri sambil menikmati pemandangan selama perjalanan wissata.
Jadi, tips menarik buat
kalian, jika anda melakukan wisata secara rombongan. Maka, menggunakan jip
sewaan akan memberikan kenangan yang tak terlupakan. Anda
bisa patungan bersama teman-teman untuk menyewa jip tersebut. Dan, anda
siap-siap menguji adrenalin, ketika jip membelah jalan yang berlumpur. Sambil
menikmati udara Yogyakarta Istimewa yang masih segar. Selamat happy traveling
dan menikmati keindahan Indonesia.
Post a Comment for "Jalan-jalan ke Candi Banyunibo"