Maha Gangga Valley, Pesona Keindahan Alam di Lembah Bali Timur
Maha Gangga Valley, perpaduan keindahan alam dan kreatifitas seni di Bali Timur (Sumber: dokumen pribadi)
Banyak kalangan menyatakan
bahwa Bali itu terbagi menjadi empat secara geografis, yaitu Bali Barat, Bali
Utara, Bali Selatan dan Bali Timur. Juga terbagi menjadi dua wilayah besar
karena faktor gugusan perbukitan atau gunung, yaitu Bali Utara dan Bali
Selatan.
Seringkali, pembagian dua
wilayah besar ini menunjukan ketimpangan sosial dan derasnya aktifitas pariwisata.
Bali Selatan dianggap dengan kawasan yang banyak mendulang pundi-pundi, karena
pembangunan pariwista yang berkembang cepat.
Karena, berbagai fasilitas
pariwisata seperti perhotelah hingga bandara. Sedangkan, Bali Utara dianggap
sebagai kawasan yang kekurangan fasilitas pariwisata, karena bandara domestik
yang belum ada. Juga, akses lokasi yang terbilang susah dieksplorasi.
Bahkan, seringkali kekayaan berupa
pendapatan karena pariwisata di Bali Selatan mampu menandingi pendapatan
pariwisata dari Bali Barat, Bali Utara dan Bali Timur. Namun, apapun kondisi
geografis yang ada tidak menyurutkan Pemerintah Daerah di Bali untuk berbenah
dan membangun daerahnya.
Salah satu cara mendulang
pendapatan pariwisata adalah membangun destinasi wisata baru yang menarik
banyak pengunjung. Oleh sebab itu, salah satu kawasan di Bali Timur, Pemerintah
Kabupaten Karangasem membangun destinasi wisata baru yang menakjubkan.
Destinasi wisata itu bernama MAHA GANGGA VALLEY.
KEINDAHAN
ALAM LEMBAH
Pemerintah Kabupaten
Karangasem meski bersyukur, karena mempunyai kondisi geografis yaitu perpaduan
antara perbukitan, gunung dan pantai. Kondisi persawahan model terasering masih
terjaga dengan baik. Bahkan, saya katakan bahwa bentangan alam persawahan yang
berada di lembah gunung sangat alami dan asri.
Itulah sebabnya, MAHA GANGGA
VALLEY dibangun di kawasan lembah Kecamatan Abang. Kawasan yang sangat alami
dan hijau, di mana mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani. Saya melihat
destinasi wissata tersebut seperti kawasan kampung kecil yang ada di sebuah lembah.
Maha Gangga Valley tampak dari kejauhan (Sumber: dokumen pribadi)
Akses jalan ke Maha Gangga Valley
sangat baik, kurang lebih 70km dari pusat Kota Denpasar. Atau, kurang lebih 85km
dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Sedangkan, jarak lokasi Maha Gangga Valley
dari pusat Kota Karangasem kurang lebih 7km.
Tiket masuk Maha Gangga Valley
sebesar Rp20 ribu. Anda akan disambut dengan suasana alami dan klasik sejak di
bagian tiket. Masalah parkir yang begitu luas membuat pengunjung merasa nyaman.
Maha Gangga Valley ini
mempunyai ikon wisata yang berupa patung angsa yang menggunakan mahkota. Tinggi
patung tersebut kurang lebih 7 meter. Bahkan, patung tersebut terlihat jelas ketika
anda melihatnya dari luar lokasi (dari jalan raya).
Yang unik, bagian bawah patung
angsa tersebut terlihat cetakan banyak “pis bolong” (uang berlubang khas Bali).
Uang ini sebagi tanda tentang kekayaan dan kemakmuran. Saya mempunyai persepsi
baik bahwa destinasi wisata Maha Gangga Valley dirancang untuk mendatangkan
kemakmuran. Bukan hanya bagi investor, Pemerintah Daerah, tetapi juga bagi
masyarakat sekitarnya.
Ikon Maha Gangga Valley yang berupa patung angsa setinggi kurang lebih 7 meter (Sumber: dokumen pribadi)
Maha Gangga Valley menawarkan
perpaduan keindahan alam lembah Bali Timur dan karya klasik manusia. Anda bisa
menyusuri jalan setapak, yang di kanan dan kirinya terdapat bentangan tanaman
padi atau bunga gumitir (marigold). Anda juga bisa melihat beberapa
karya trampil manusia, seperti berbagai patung yang terpasang di pinggir jalan
setapak.
Jalan setapak yang menampilkan keindahan alam dan kreatifitas seni (Sumber: dokumen pribadi)
Menarik, ada beberapa spot
jalan setapak yang bagus untuk mengabadikan kenangan. Seperti, jalan yang
ditutupi dengan untaian kayu. Menjadi sebuah lorong (gang) unik untuk berfoto
ria. Terlihat sepele, tetapi ketika ditata dengan baik, maka akan menjadi
sebuah seni yang indah.
Spot Lorong kayu yang ikonik di Maha Gangga Valley (Sumber: dokumen pribadi)
Anda juga bisa menikmati beberapa jalan setapak yang berhiaskan bunga dan patung unggas berwarna putih. Bahkan, suasana makin alami dan mengesankan. Ketika, bentangan padi yang mau dipanen menjadikan suasana semakin indah. Inilah salah satu contoh perpaduan alami dan kreatifitas klasik manusia.
Pemandangan padi, bunga dan patung angsa (Sumber: dokumen pribadi)
Anda juga akan terpesona saat
melewati jalan lorong yang panjangnya sekitar 50 meter. Di mana, jalan tersebut
dihiasi dengan bambu sebagai atapnya. Penutup untaian kayu bambu tersebut
didesain melengkung. Anda bisa
mengabadikan kenangan di spot ini. Bisa sambil terbang (levitasi) ala
saya. Atau, sambil duduk di kursi kayu. Semua terserah anda!
Adegan levitasi di lorong bambu (Sumber: dokumen pribadi)
Sepertinya, destinasi wisata
Maha Gangga Valley mengadopsi kearifan lokal khas Waerebo Nusa Tenggara Timur
(NTT). Hal ini terlihat dari bangunan di sini menggunakan atap bangunan
berbentuk kerucut. Dan, bahan bangunan tersebut terbuat dari bahan serba kayu
atau alam. Di mana, atapnya terbuat dari atap rumbia.
Bangunan khas Maha Gangga Valley yang berupa bangunan khas Waerebo NTT (Sumber: dokumen pribadi)
Jika, anda beruntung akan
menemukan tumpukan batang padi. Sebagai bukti, bahwa masyarakat sekitar habis merayakan
masa panen. Cara merontokan batang padi pun masih terlihat alami atau
tradisional. Hal ini terlihat dari alat perontok padi yang berupa papan kayu.
Digunakan sebagai tempat landasan merontokan padi.
Beruntung, bisa mengabadikan kegiatan ala petani dalam merontokan padi (Sumber: dokumen pribadi)
Maha Gangga Valley juga
menampilkan spot wisata kekinian. Terlihat dari adanya dua tempat ayunan
(swing). Pertama, ayunan tinggi yang berada persis di pinggir
jurang dekat dengan air terjun. Saya belum paham, apakah ayunan ini gratis atau
berbayar.
Tetapi, dari cara
penanganannya, saya memprediksi bahwa ayunan tinggi tersebut berbayar. Terlihat
dari adanya petugas khusus yang menangani spot ini. Juga, ayunan
terlihat terkunci, saat tidak digunakan pengunjung.
Kedua,
ayunan yang berada tidak jauh dari patung angsa. Ayunan tersebut terbilang
kecil dan gratis. Pengunjung bebas menggunakannya, tanpa pantauan petugas. Tetapi,
yang menarik dari ayunan ini adalah tempat duduknya seperti kursi sofa. Dan,
berhiaskan bunga-bunga imitasi di kanan dan kiri ayunan.
Ayunan (swing) kecil menjadi destinasi para pengunjung (Sumber: dokumen pribadi)
Selain ayunan, Maha Gangga
Valley menampilkan berbagai spot foto yang menarik. Seperti, tempat selfie
ala sarang burung buat bertelur. Spot foto yang lagi hits beberapa tahun
belakangan ini. Spot foto tersebut terletak tidak jauh dari ayunan kedua yang
telah dijelaskan di atas.
Jika, pengunjung merasa capai,
maka anda tidak perlu bingung. Karena, Maha Gangga Valley telah menyediakan beberapa
bale bengong untuk istirahat. Bahkan, ada dua restoran yang siap melayani
pengunjung. Restoran ini berada di tengah-tengah lokasi wisata.
Spot foto berupa sarang burung (Sumber: dokumen pribadi)
Dari beberapa spot
wisata, saya sangat tertarik dengan spot jembatan kayu yang panjangnya
kurang lebih 30 meter. Jembatan tersebut didesain dengan atap dan pembatas kayu
di kanan dan kirinya. Sepanjang kanan dan kiri jembatan tersebut digantung
beberapa hiasan ukiran dari buah kelapa. Ukiran tersebut menampilkan beberapa
emosi atau karakter manusia.
Saya menyempatkan diri untuk
mengabadikan kenangan di spot ini. Dengan gaya ala levitasi (terbang), maka
kenangan makin indah. Dari jembatan kayu ini, anda bisa melihat di sekelilingnya
berupa lembah dan bentangan persawahan yang terlihat hijau dan alami. Juga,
anda bisa melihat gugusan bukit dan Gunung Agung yang terkenal di Bali.
Spot foto berupa jembatan kayu. Saya menyempatkan diri untuk adegan levitasi (Sumber: dokumen pribadi)
AIR TERJUN
DAN CAMPING
Jujur, hal paling menarik bagi
saya dari destinasi wisata Maha Gangga Valley adalah keberadaan dua air terjun.
Air terjun terjun tersebut berada d sisi utara (bawah pohon besar) dan sisi
timur (paling belakang) Maha Gangga Valley.
Saya tidak sempat mencoba atau
eksplorasi keduanya. Tetapi, saya gembira bisa eksplorasi air terjun yang
berada di sisi utara yang bernama AIR TERJUN TENGGKORAK (TENGKORAK WATERFALL).
Anda meski menuruni puluhan anak
tangga dari tanah. Tidak terlalu jauh ke bawah, sehingga tidak membuat capai
dan pegal-pegal kaki. Ada ruang ganti (change room) dan toilet duduk.
Tetapi, pembatas (dinding) toilet ini terbuat dari kayu yang masih terlihat
sela-selanya. Jadi, jika ada orang yang usil atau jahat, maka orang dari luar
bisa melihat ke dalam ruangan dalam toilet. Tahu kan maksud saya?
Namun, saya merasakan bahwa
kondisi toilet sangat bersih. Bahkan, aliran airnya sangat deras. Hal ini
sering dialami beberapa destinasi wisata, ketika aliran air macet, maka sangat
mengganggu kenyamanan pengunjung.
Perlu diketahui bahwa air terjun
ini menawarkan air yang jernih alami. Unik, ada 3 air terjun yang letaknya
tidak berjauhan. Tinggi air terjun tersebut kurang lebih 3 meter. Tetapi, anda
tidak perlu khawatir karena debit air terjun tersebut sangat deras.
Di tempat jatuhnya air (sungai),
pihak pengelola telah menyediakan ban dalam untuk berenang. Cocok sekali untuk
pelesiran keluarga. Anda juga bisa menjelajah track (lintasan) sungai
yang berbatu. Saya yakin adrenalin anda kian terpacu.
Air Terjun Tengkorak (Tengkorak Waterfall) yang mempunyai 3 air terjun (Sumber: dokumen pribadi)
Maha Gangga Valley juga
menawarkan tempat camping bagi para pengunjung. Kawasan camping ini
berada dekat dengan ayunan pertama, yang telah saya jelaskan di atas. Bangunan
tempat tinggal yang mempunyai atap ala bangunan Waerebo NTT ini benar-benar
sangat klasik dan mengadopsi kearifan lokal.
Di sekeliling kawasan camping,
terdapat kebuh bunga marigold (gumitir). Pengunjung tinggal merogoh isi
kocek sebesar Rp550 ribu per malam untuk 2 orang dewasa dan 1 anak-anak.
Pengguna jasa camping akan mendapatkan sensasi alam. Jika, pengunjung
ingin hemat dan bersahabat dengan alam, pihak pengelola telah menyiapkan tempat
untuk memasak.
Taman bunga Gumitir yang berada di sekeliling tempat camping (Sumber: dokumen pribadi)
Bangunan untuk camping yang berbentuk rumah khas Waerebo NTT (Sumber: dokumen pribadi)
Saya tidak sempat
mengeksplorasi air terjun kedua yang berada paling belakang dari Maha Gangga
Valley. Sebagai gantinya, pengunjung bisa menikmati spot pandang yang
unik, yang berada di tengah-tengah sawah. Spot ini berupa bangunan kayu
yang tingginya kurang lebih 7 meter. Anda mesti menaiki beberapa tangga dulu. Dan,
anda bisa menikmati pemandangan bebas dari spot ini.
Sayang, pemandangan di
sekelilingnya berupa bentangan padi yang telah dipanen. Bisa dibayangkan, jika bentangan
tanaman padinya masih menghijau. Benar-benar amazing!
Spot pandang dari kayu yang tingginya kurang lebih 7 meter (Sumber: dokumen pribadi)
Asik, kan?
Menjelajah keindahan Maha Gangga Valley bagi saya ibarat “pay 1 get 3”. Bayar
satu, tetapi dapat 3 spot menarik yaitu 1 bentangan alam di lembah Bali
Timur dan 2 air terjun yang membuat dinginnya badan saat cuaca panas.
Jadi, bagi anda yang
kebingungan mencari destinasi wisata keren alami, maka Maha Gangga Valley bisa
menjadi alternatif bagus liburan anda. Jangan lupa ya, tetaplah menjaga
kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes). Agar, liburan anda
makin menyenangkan. Yuk, lihat video menarik perjalanan saya di Maha Gangga
Valley.
Maha Gangga Valley (Sumber: dokumen
pribadi/Youtube)
Post a Comment for "Maha Gangga Valley, Pesona Keindahan Alam di Lembah Bali Timur"