Belanja Pakaian Bekas Impor Murah Ala Pasar Kodok
Salah satu sudut Pasar Kodok Kota Tabanan
Bali (Sumber: dokumen pribadi)
“Pengin belanja pakaian murah?
Ke Pasar Kodok aja”
Kalimat yang sering
diungkapkan orang sebagai sindiran atau buat guyonan. Pertama kali, saya
mendengarnya agak lucu juga. Karena, dari namanya terdengar aneh. Seakan-akan,
pasar tersebut menjual daging kodok atau katak. Padahal, aslinya pasar tersebut
adalah pasar pakaian bekas, Yang lokasinya terletak di kota Tabanan Bali.
Lantas, mengapa dinamakan Pasar
Kodok? Jujur, saya belum memahami alasannya. Namun, saya mempunyai persepsi
sendiri. Dinamakan Pasar Kodok karena para pengunjung sambil berjongkok.
Saat memilih pakaian bekas yang diinginkan sesuai selera.
Dikarenakan, barang dagangan
rerata digelar ala lapak dagangan di pasar. Akhirnya, penyebutan Pasar Kodok
melekat di masyarakat hingga sekarang. Kenyataannya, pakaian bekas yang dijual
justru mengalami pergeseran. Bukan lagi digelar, tetapi digantung dengan
menggunakan hanger.
Apakah, penyebutannya menjadi
Pasar Berdiri? Tentu, tidak. Karena, nama Pasar Kodok sudah
melekat kuat di masyarakat Kota Tabanan Bali dan sekitarnya. Bahkan, image
Pasar Kodok dikenal sebagai pasar pakaian bekas terbesar di Kota Tabanan.
Sejatinya, Pasar Kodok ini
tidak berbeda dengan Pasar Senggol. Yang rame buka pada sore hingga malam hari
di tempat lain. Namun, Pasar Kodok ini buka sejak pagi hari. Uniknya, Pasar
Kodok bisa menjadi destinasi wisata fashion. Karena, banyak desain pakaian
yang terlihat di sini.
Saya beberapa kali menyambangi
Pasar Kodok. Bermaksud ingin melihat situasi yang ada. Pasar Kodok itu terlihat
luas, kira-kira 5 hektar luasnya. Berada di antara perkampungan penduduk.
Menarik, dari gaya logat bahasa yang muncul, pedagangnya rerata pendatang dari
Jawa Timur. Dan, logat Bahasa Madura sangat mendominasi di kawasan ini.
Banyak jenis pakaian bekas
yang ada di Pasar Kodok. Dari kemeja hingga jaket tebal. Semuanya menarik
perhatian pembeli, dengan harga yang terjangkau. Sangat pas bagi pengunjung
yang ingin tampil menawan, tetapi kondisi kantong ngepres. Saya sendiri
melihat kemeja warna putih banyak digantung di beberapa lapak. Terlihat bersih,
tetapi warnanya agak sedikit buram. Namanya juga pakaian bekas.
Pasar Kodok menjadi oase
bagi masyarakat yang membutuhkan pakaian dengan budget yang minim.
Tetapi, jika anda beruntung, ada saja jenis pakaian yang bagus, seperti tampilan
pakaian bermerek. Maka, pengunjung mesti pintar-pintar memilih dan
memilah. Karena, kualitas pakaian bekas tidak sama dengan pakaian baru jebolan
langsung dari pabrik.
Tips
buat anda saat membeli pakaian bekas adalah merendam pakaian di air panas atau
mendidih terlebih dahulu. Buat apa? Perlu anda ketahui bahwa pakaian bekas
impor sangat riskan terhadap kesehatan tubuh. Pakaian impor mengandung banyak
bakteri atau virus berbahaya.
Menurut Direktur Jenderal
Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Kementerian Perdagangan, Widodo di
laman investor.id (05/02/2015) menyatakan, "Jika dilihat dari
kasat mata, sesungguhnya pakaian impor bekas tersebut sudah tidak layak pakai.
Kandungan mikroba tertinggi dari satu sampel memiliki nilai total sebesar
216.000 koloni per gram dan kapang sebesar 36.000 koloni per gram".
Meskipun, pakaian bekas impor
sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi masyarakat sering mengabaikan realitas yang
ada. Hal ini dikarenakan “mungkin” kurangnya sosialisasi bahaya pakaian bekas
impor. Atau, kebutuhan mendesak akan pakaian dan harganya ramah di kantong.
Masyarakat masih tidak peduli,
dengan masalah dampak kesehatan dari pakaian bekas impor. Apalagi, kasus
kesehatan karena dampak dari pakaian bekas impor, belum pernah diekspos media
secara kontinuitas. Maka, masyarakat beranggapan “ketika kasus kesehatan
karena pakaian bekas impor belum muncul di permukaan, maka pakaian bekas impor
aman-aman saja dipakai”.
Kita tidak bisa menyalahkan
masyarakat. Karena, sosialisasi tentang bahaya pakaian bekas impor belum
dilakukan secara massal, di berbagai media. Ada anggapan yang beredar di
masyarakat Indonesia, jika gak viral maka gak diurus.
Apalagi, keberadaan pasar
pakaian bekas impor juga aman-aman saja. Di beberapa tempat, justru muncul kawasan
pasar pakaian bekas baru. Seperti yang terlihat di kawasan jalan Malioboro Kota
Denpasar Bali. Dari satu penjual pakaian bekas impor, kini kawasan tersebut
mulai banyak lapak yang menjual pakaian bekas impor.
Bahkan, saat malam hari, lampu
lapak dagangan terlihat terang benderang. Banyak pembeli yang berdatangan. Untuk
memilih pakaian bekas impor, sesuai selera dan anggaran di kantong.
Hal ini menunjukan bahwa
masalah harga masih menjadi alasan kuat masyarakat. Apalagi, kondisi Pandemi Covid-19
membuat masyarakat mesti berhemat. Mencari alternatif lain yang bisa menekan
pengeluaran. Tanpa peduli tentang dampak kesehatan tubuh yang ada.
“Halah,
selama ini aman-aman saja kok. Kalau ada yang murah, ngapain pilih yang mahal”
Mungkin, kalimat yang ingin
diungkapkan bagi pembeli. Saat, ditanya alasan membeli pakaian bekas impor. Jadi,
di artikel ini, saya pribadi memberikan pandangan bahwa dampak kesehatan dari
pakaian bekas impor sungguh luar biasa. Memang, dampaknya gak langsung terjadi
kayak karma spontan.
Namun, saya juga tidak bisa
melarang, bagi anda yang mau membeli pakaian bekas impor. Karena, saya bukanlah
ahli kesehatan atau pejabat pemegang kebijakan. Yang berani mengatur-ngatur
masyarakat.
Saya hanyalah orang biasa yang
ingin berbagi pandangan. Bahwa, ada Pasar Kodok di kota Tabanan yang ramai
dikunjungi, dan bisa menjadi destinasi wisata. Itu saja kok! Terima kasih atas
kunjungannya di blog saya ya.
Post a Comment for "Belanja Pakaian Bekas Impor Murah Ala Pasar Kodok"