Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Anak Indigo, Anugerah atau Musibah?

 

Anak Indigo (Sumber: shutterstock)

 

 

 

“Mama, itu banyak anak kecil plontos lagi lari-lari kayak tuyul”

 

Kalimat yang diucapkan Elrico (9 tahun), ketika diantar ibunya, Dyah Catur (42) menuju sekolahnya di kawasan Jakarta Barat. Sebenarnya, jalan yang dilewati tersebut bukanlah rute yang dilaluinya setiap hari. Namun, untuk mempercepat waktu, maka mencari rute tercepat adalah keharusan. Agar, tidak telat ke sekolah.

Mengantar anak ke sekolah menjadi pekerjaan rutin Dyah Catur ketika masih tinggal di Jakarta. Kini, dia dan keluarga hijrah ke Magelang Jawa Tengah. Karena, saran keluarga mertuanya. Selain, alasan kebutuhan hidup yang semakin meningkat di kota besar macam Jakarta.

Sejatinya, Dyah Catur mempunyai dua putra. Yang sulung masih kelas 8 SMP. Sedangkan, Elrico masih duduk di kelas 3 SD. Elrico bisa dikatakan sebagai anak spesial atau Anak Indigo karena memiliki salah satu ciri unik. Yaitu, bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh anak-anak normal lainnya. Dengan kata lain, Elrico memiliki kemampuan indra keenam. Mampu melihat hal-hal “gaib” dan membaca kejadian masa depan.

 

Anugerah

 

Anak indigo mendeskripsikan anak yang memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa dan bahkan yang bersifat supranatural, serta memiliki pemikiran nalar di luar pemikiran anak-anak pada umumnya.

Menurut para ahli menyatakan bahwa Anak Indigo memiliki pancaran warna aura yang unik. Yaitu, memiliki warna indigo alias biru keunguan. Juga, warna Indigo merupakan warna dari chakra mata ketiga. Di mana, warna tersebut merujuk pada kemampuan seseorang melebihi rata-rata. Seperti kemampuan indra keenam, membaca pikiran orang lain sampai melihat masa depan.

Itulah Sebabnya, salah satu ciri dari Anak Indigo adalah memiliki indra keenam. Maksudnya, Anak Indigo mampu mengirim atau menerima informasi dengan tidak melibatkan kelima panca indra. Anak Indigo memiliki kemampuan telepati dan clairvoyance. Kemampuan tersebut berupa prekognisi (menerawang masa depan) maupun retrokognisi (mengetahui masa lalu).

Lantas, bagaiamana keberadaan Anak Indigo dalam keluarga dan masyarakat? Menurut saya, keberadaan Anak Indigo masih menjadi pro kontra. Dalam artian, Anak Indigo bisa menjadi anugerah dan bisa menjadi musibah bagi keluarga.

Anda pasti tahu Roy Kiyoshi, kan? Kelebihan sebagai Anak Indigo membawanya dikenal publik. Ia mampu mengeksplorasi kelebihannya hingga menjadi selebritis. Yang sering tampil di berbagai acara televisi. Bahkan, apa yang terjadi pada diri Roy Kiyoshi menjadi bahan pemberitaan.

Bukan itu saja, kelebihan sebagai anak Indigo pada Roy Kiyoshi menjadi sumber penghasilan. Mengapa? Karena, saat tampil di acara televisi tidaklah gratis, bukan?           Pantas saja, jika Roy Kiyoshi sering merubah tampilan wajahnya beberapa tahun lalu. Tentu, operasi wajah membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Melihat kemampuan Anak Indigo macam Roy Kiyoshi tentu bisa menjadi anugerah bagi keluarga dan masyarakat. Karena, Anak Indigo mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Masyarakat menjadi paham kondisi Anak Indigo melalui berbagai tayangan di berbagai media.

Anak-anak Indigo “mungkin” bisa dimanfaatkan secara baik. Seperti, melihat keberadaan makhluk gaib yang ada di sekitarnya. Atau, Anak Indigo bisa menjadi “alat bantu” untuk memprediksi kejadian apa yang akan terjadi. Tentu, cara membaca Anak Indigo membuat semua orang yang ada di sekelilingnya menjadi takjub. Orang Jawa bisa menyebutnya sebagai anak yang mempunyai “Daya Linuwih”. Atau, kemampuan lebih yang tidak dimiliki oleh anak-anak lainnya.  

 

Musibah

 

Namun, selain sebagai Anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan Anak Indigo justru menjadi musibah. Seperti apa yang terjadi pada keluarga Dyah Catur. Dyah Catur adalah adik ipar saya. Beberapa hari yang lalu, keluarga kecil tersebut berkunjung ke Ngawi Jawa Timur. Dengan tujuan berkabung karena ayahnya atau mertua saya meninggal dunia.

Saat kami santai, Dyah Catur memberikan informasi tentang kondisi Indigo pada anak bungsunya, Elrico. Di mana, Elrico telah memiliki indra keenam sejak kecil. Dia memiliki kemampuan indra keenam yang bisa melihat keberadaan makhluk gaib. Dan, mampu membaca peristiwa apa yang akan terjadi. Tentu, kelebihan ini tidak lepas dari Kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Kenyataannya, kelebihan sebagai Anak Indigo justru menjadi musibah keluarga Dyah Catur. Saya sempat berbincang-bincang serius dengan Dyah Catur dan suaminya Feri yang bekerja di sektor perbankan. Keluarga tersebut menceritakan dengan detil tentang sedihnya mempunyai Anak Indigo.

Dyah Catur dan suaminya menginginkan Elrico seperti anak normal lainnya. Bahkan, keluarga tersebut sudah melakukan berbagai cara dan berkonsultasi pada psikolog, saudara dan pendeta. Kesimpulan dari berbagai usaha tersebut menyatakan bahwa orang-orang yang didatangi tidak mampu untuk membuat anak kecil macam Elrico bisa kembali normal.

Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah keluarga perlu melibatkan selalu Elrico dalam berbagai kegiatan. Dan, Elrico perlu diberi pemahaman agar “cuek” terhadap makhluk gaib yang mengajaknya untuk bermain. Konon, jika Elrico selalu merespon ajakan makhluk gaib. Maka, makhluk gaib tersebut “seakan-akan” mengendalikan perbuatannya.

 

“Mama, Elrico sudah capai karena anak-anak itu selalu memaksa saya untuk bermain”

 

Kalimat yang membuat pedih dan sedih Dyah Catur. Ajakan makhluk gaib membuat Elrico tidak bebas seperti anak-anak lainnya. Bukan itu saja, kemampuan indra keenam Elrico justru membuat keluarganya tidak nyaman.

Ada beberapa kejadian yang membuatnya takut. Ketika, keluarga tersebut jalan-jalan di sebuah lantai mall di Jakarta. Tanpa sadar, Elrico memberi tahu bahwa ia melihat perempuan berbaju putih dan rambut panjang ala Kuntilanak di sebuah langit-langit mall.

Kemampuan membaca peristiwa masa depan terlihat, saat keluarga tersebut pergi berbelanja di sebuah supermarket. Padahal, cuaca sedang panas-panasnya. Namun, Elrico justru memberikan informasi yang tidak masuk akal kepada orang tuanya.

 

“Mama, buruan pulang yuk. Mau hujan, jemuran di rumah belum diangkat”

 

Merespon informasi dari Elrico seperti tidak percaya. Orang tuanya menganggap bagai angin lalu. Karena, mereka melihat bahwa kondisi cuaca dalam kondisi terang benderang. Tidak terlihat mendung sedikitpun. Namun, apa yang terjadi sungguh membuat keluarga tersebut kaget. Karena, ketika mereka pulang dan barusan memasuki rumah, hujan pun turun dengan derasnya.

Kejadian yang membuat bulu kuduk merinding pernah dialami saat Dyah Catur bertamu ke rumah saudaranya di malam hari. Padahal, kondisi ruang tamu dalam kondisi terang benderang. Namun, belum sempat berbincang-bincang antara tamu dan tuan rumah. Kondisi malam itu sungguh menjadi riuh dan orang yang ada di ruang tamu berlarian. Apa yang terjadi? Elrico dengan lantangnya mengatakan bahwa di dalam ruang tamu tersebut melihat penampakan harimau jadi-jadian.

Dari berbagai kejadian menyeramkan selama ini. Dyah Catur merasa lelah apa yang dialami anak bungsunya. Kemampuan indra keenamnya justru membuat hidupnya tidak nyaman. Keluarga kecil tersebut berharap besar agar Elrico bisa hidup normal layaknya anak-anak lainnya.

Salah satu hal yang dilakukan adalah jangan memancing kelebihan Elrico.  Contohnya, bertanya kepada Elrico, makhluk gaib apa yang bisa dilihat. Maka, kemampuan Indigo Elrico secara tidak langsung akan terpacu. Dan, makhluk gaib yang ada di sekelilingnya memaksa untuk mengganggunya kembali.

Buat anda yang mempunyai anak Indigo, apakah keberadaanya sebagai anugerah atau musibah? Bagi saya, apapun yang terjadi pada anak Indigo adalah Kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Semoga keluarga Dyah Catur bisa hidup nyaman dengan keberadaan anak Indigo macam Elrico. Dan, tidak larut dalam sedih. Semoga.   

Post a Comment for "Anak Indigo, Anugerah atau Musibah?"