Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ruang Publik (Public Space) Ngawi ala Jalan Malioboro

 

Ruang Publik (Public Space) yang berada di sebelah barat jalan Yos Sudarso Kota Ngawi Jawa Timur (Sumber: dokumen pribadi)

 

 

 

Ruang Publik (Public Space) sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ruang Publik menjadi bukti untuk “memanusiakan manusia”. Dengan kata lain, masyarakat membutuhkan kenyamanan dan kemananan dalam mengakses fasilitas publik di kotanya.

Di era digital, di mana setiap kondisi kota seluruh nusantara bisa dibagikan dengan mudah. Apalagi, akselerasi pengenalan daerah untuk menjadi tujuan wisata menarik sedang berkembang. Itulah sebabnya, setiap daerah atau kota berusaha mempercantik kotanya, agar nyaman dan aman dihuni.  Bukan itu saja, kecantikan sebuah kota yang bisa diakses publik akan menjadi kebanggaan masyarakat.

Belajar dari ruang publik yang ada di Jalan Malioboro Yogyakarta. Malioboro menjadi etalase Kota Yogyakarta. Bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi telah dikenal di mancanegara. Apa sih yang menarik dari Malioboro? Tentu, ruang publik yang nyaman dan aman. Seperti dalam lagunya grup KLA Project.

 

RUANG PUBLIK JALAN YOS SUDARSO

Sama halnya dengan kawasan jalan Malioboro Yogyakarta. Kota Ngawi Jawa Timur kini berbenah untuk mempercantik kotanya. Salah satu hal yang dilakukan adalah menata salah satu jalur jalan Yos Sudarso sebelah kiri (sebelah barat). Jalur ini ditata menjadi sebuah ruang publik (Public Space) yang nyaman, aman dan asri.    

 

 

Swafoto (selfie) dengan latar belakang ruang public jalan Yos Sudarso Ngawi (Sumber: dokumen pribadi)

 

Ruang Publik ini diresmikan saat kepemimpinan Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyo atau yang sering dikenal Bapak Kanang. Kini, kepemimpinan Kabupaten Ngawi beralih ke Bupati Baru (yang dulunya sebagai Wakil Bupati) yaitu Bapak Ony Anwar Harsono.  

 

 

Prasasti peresmian oleh Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyo (Kanang) yang berada di kawasan ruang publik (Sumber: dokumen pribadi)

 

Di ruang publik ini, jalur disterilkan dari kendaraan bermotor. Karena jalur ini didesain lebih tinggi dibandingkan dengan jalan raya. Juga bertujuan untuk menata Pedagang Kaki Lima (PKL) secara teratur. Ada beberapa angkringan yang berderet, di salah satu spot ruang publik ini. Angkringan tersebut dicat dengan warna yang berbeda. Terlihat seperti warna bendera partai.  



Deretan angkringan yang berada di kawasan ruang publik (Sumber: dokumen pribadi)

 

Jalur ruang publik jalan Yos Sudarso Ngawi berawal dari pos polisi perempatan Kartonyono Ngawi yang terkenal itu. Bagi kalian yang suka lagunya Caknan seperti lagu Perempatan Kartonyono Medot Janji. Maka, kalian pasti penasaran letak perempatan Kartonyono, kan? Perempatan tersebut ke utara merupakan jalan Yos Sudarso.

Ciri khas perempatan Kartonyono adalah keberadaan patung gading gajah purba. Berada di tengah-tengah perempatan Kartonyono. Mengapa harus gading gajah purba? Perlu kalian ketahui bahwa Ngawi dikenal sebagai daerah yang mempunyai situs peninggalan  jaman purba. Anda bisa datang berkunjung ke Museum Trinil, yang jaraknya kurang lebih 10 km dari perempatan Kartonyono.

Di Museum Trinil tersebut, anda akan melihat berbagai peninggalan sejarah masa purba. Nah, salah satu peninggalan berharga yang masih terjaga hingga kini adalah gading gajah purba. Itulah sebabnya, gading gajah purba perempatan Kartonyono menjadi ikon Kabupaten Ngawi. Di mana, anda bisa menikmati patung gading gajah purba yang bisa bergerak secara memutar di perempatan Kartonyono tersebut.

 

MEJA DAN KURSI

Saya merasakan bahwa ruang publik jalan Yos Sudarso terlihat nyaman, aman dan asri. Bagi anda yang pertama kali datang ke Kota Ngawi, anda akan melihat plang arah berbagai kawasan di Kabupaten Ngawi ala jalan Malioboro Yogyakarta.   

    

Papan penunjuk beberapa kawasan penting di Kabupaten Ngawi Jawa Timur (Sumber: dokumen pribadi)

 

Jalur selebar kurang lebih 6 meter tersebut dipaving. Dan, di bagian tengah terdapat jalur untuk penyandang disabilitas. Di bagian kanan dan kirinya terdapat deretan lampu jalan dengan desain tiang yang unik dan berwarna gelap. Juga, terdapat beberapa set meja dan kursi yang terbuat dari batu sepanjang ruang publik tersebut.



Meja dan kursi yang terbuat dari batu di ruang publik (Sumber: dokumen pribadi)

 

Bukan hanya pasangan meja kursi yang terbuat dari batu. Di ruang publik ini juga terdapat beberapa set kursi khas taman. Kursi panjang yang terbuat dari kayu terlihat elegan. Dengan kerangka dari besi berwarna hitam kelam. Saya mencoba duduk di bangku tersebut merasakan hawa nyaman dan aman. Sayangnya, angkringan yang berderet dekat tempat duduk tersebut belum buka. Saya merasa seperti berada di taman-taman yang ada di luar negeri.   



Kursi unik khas taman yang berada di ruang publik (Sumber: dokumen pribadi)

 

Namun, dari beberapa tempat duduk yang berada di jalur ini, spot yang menarik adalah tempat duduk yang berbentuk serangga “kepik”. Setiap pasangan tempat duduk unik ini, terdapat 4 buah kepik” yang berbeda besarnya. Makin asik, kondisi taman yang berada di sepanjang jalur ini tumbuh subur. Karena, dirawat secara serius. Saya melihat dari dekat, beberapa petugas penataan kota Ngawi bekerja. Mereka membuang sampah dan memotong tanaman yang terlihat kurang serasi.     



Tempat duduk yang berbentuk serangga “kepik” menjadi spot yang instagrammable (Sumber: dokumen pribadi)

 

Jujur, saya berpikir sejenak, ketika menikmati berbagai fasilitas ruang publik ini. Apa yang saya pikirkan? Sungguh “luar biasa” jika ruang publik ini diperpanjang di sebelah timur jalan Yos Sudarso. Juga, diperpanjang hingga jalan protokol yang menuju ke arah selatan hingga terminal lama Ngawi.

Saya memahami bahwa menggarap ruang publik tersebut perlu kajian mendalam (feasibility study). Dan, yang tidak kalah serunya adalah besaran dana yang harus dianggarkan Pemerintah Kabupaten Ngawi.  

Sebagai warga Ngawi, saya berharap besar agar Ngawi bisa melesat jauh seperti kota besar lainnya di Indonesia. Bukan hanya dikenal lokal, tetapi bisa dikenal para traveler Nusantara. Juga, bisa menjadi daya tarik wisata para traveler mancanegara. Untuk mengenalkan kecantikan Ngawi membutuhkan sinergi yang harmonis dari lintas stakeholder.  Mari dukung Ngawi agar bisa melesat jauh di era digital yang kian tak terbendung.  

Post a Comment for "Ruang Publik (Public Space) Ngawi ala Jalan Malioboro"