Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Taman Festival, Tempat Terangker di Bali

 

Salah satu sudut Taman Festival Bali dengan seni mural yang menyeramkan (Sumber dokumen pribadi)

 

          Bali bukan hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang mengagumkan. Baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Tetapi, Bali juga mempunyai tempat yang unik. Yaitu, tempat angker yang membuat bulu kuduk merinding.

          Taman Festival Bali merupakan salah satu tempat yang dikenal sebagai tempat terangker di Bali. Sebenarnya, Taman Festival ini bukanlah tempat sembarangan. Tempat ini diklaim sebagai pusat hiburan terbaik dan terlengkap se-Asia Tenggara.

          Taman Festival merupakan tempat hiburan yang merupakan milik salah satu anggota keluarga Cendana. Banyak suara simpang siur tentang siapa kepemilikan tempat mewah tersebut. Namun, menurut Juru Kunci yaitu Bapak Sari (Nengah Slamet) menyatakan bahwa Taman Festival merupakan milik Bambang Trihatmojo.

          Setelah krisis moneter (krismon) 1998. Taman Festival tersebut terpaksa ditutup total. Menurut juru kunci sih karena masalah biaya operasionalnya dan pajak. Sejak penutupan tahun 1998, Taman Festival menjadi terlantar tidak bertuan. Tidak ada yang mengurus sama sekali.

          Beberapa tahun belakangan, konon Taman Festival di bawah pengawasan perusahaan yang menjual mobil merek ternama Mercedes Bens, PT. Hartono Raya Motor. Benar atau tidaknya, informasi tersebut berdasarkan pendapat juru kunci yang saya temui di lokasi.

          Lebih dari 20 tahun tidak diurus, maka Taman Festival terlihat seperti hutan alami. Banyak pohon dan semak belukar tinggi tumbuh di areal tempat hiburan mewah seluas 10 hektar. Bangunan yang ada sudah mengalami rusak parah, runtuh dan hancur bagian atapnya.    


 

Saya mencoba adegan levitasi (terbang) di depan gedung sebagai ikon Taman Festival Bali (Sumber dokumen pribadi)

 

TEMPAT UJI NYALI

 

          Taman Festival Bali ini telah menjadi destinasi UJI NYALI (UKA-UKA). Banyak dari para Content Creator atau paranormal yang mencoba menguji nyali di sini saat malam hari.

          Satu hal yang perlu anda ketahui adalah jangan sekali-kali anda memasuki kawasan ini tanpa ijin, khususnya kepada juru kunci. Karena, sudah banyak kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Kesurupan atau tidak bisa keluar dari areal Taman Festival adalah salah satunya.

          Mengapa anda meski minta ijin terlebih dahulu kepada juru kunci? Saya mengalami sendiri bahwa tempat ini memberikan kesan horor. Meskipun, saya melakukan eksplorasi saat sore hari. Jika anda minta ijin terlebih dahulu, maka juru kunci yang mempunyai ilmu kebatinan akan berusaha membuat netral.

          Dengan kata lain, sang juru kunci akan memohon doa agar segala bentuk makhluk halus yang ada di kawasan Taman Festival untuk tidak mengganggu. Maka, jika anda hendak membuat konten di malam hari, juru kunci akan membuat sesaji atau membakar dupa (hio) selama ritual malam berlangsung.

          Kemudian, satu hal penting ketika berkunjung ke Taman Festival adalah anda tidak perlu sombong. Rendahkan hati anda karena Taman Festival bukanlah area yang semua orang bisa mengeksplorasi. Kecuali, orang yang mempunyai ilmu kanuragan tinggi. Atau, orang yang sudah dikenal oleh penghuni para makhluk halus.

          Juru kunci pernah bercerita kepada saya tentang keangkungan sebuah tim Content Creator yang akan membuat video di Taman Festival saat malam hari. Sang Juru kunci merasa tidak dihormati. Dan, kejadian yang tidak terduga sebelumnya terjadi. Salah satu dari tim tersebut mengalami kerauhan (kesurupan). Dan, mereka tidak bisa keluar area, karena sepertinya semua area terlihat gelap semua.

          Juru kunci juga tanpa disadari mengamati gelagat orang yang akan memasuki Taman Festival Bali. Ketika, pengunjung berkata sopan dan beretika baik, maka beliau akan senang membantu. Membantu dalam hal ini adalah memanggil para penunggu makhlus halus di area Taman Festival untuk tidak mengganggu orang yang bersangkutan.

          Kondisi tersebut saya alami sendiri. Kami berempat bertujuan untuk membuat konten di Youtube. Saya berniat baik untuk melakukan eksplorasi Taman Festival di sore hari. Kami tidak berani mengeksplorasi malam hari. Kami khawatir ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Karena, kami masih ada rasa takut yang luar biasa. Setelah melihat tayangan tentang eksplorasi Taman Festival sebelumnya di kanal Youtube.

          Bukan itu saja. Untuk eksplorasi pada malam hari di Taman Festival Bali tidaklah gratis. Karena, anda mesti membawa pemandu yang akan menetralkan area ekplorasi dari sisi magis. Jika anda datang secara tim atau rombongan, maka anda mesti membayar biaya eksplorasi sebesar Rp1 Juta.

          Jika, timnya lebih dari 10 orang maka setiap orang akan dikenakan biaya sebesar Rp 100 rb. Biaya tersebut untuk biaya pemandu (juru kunci), biaya sesaji dan lain-lain. Namun, percayalah, anda dijamin aman dari gangguan makhluk halus. Hal itu yang diutarakan juru kunci pada kami.       

          Kedatangan kami berempat yang dianggap beradab oleh juru kunci. Ternyata, merangsang kekaguman sang juru kunci. Menjelang maghrib, kami hendak pulang karena sudah tidak berani untuk melakukan ekplorasi.

          Namun, tidak disangka, sang juru kunci dengan kerelaan menyempatkan kami memandu (mengeksplorasi) SELURUH ISI DARI TAMAN FESTIVAL BALI. Sebuah kesempatan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Mula-mula, saya takut bakal ditarik bayaran. Karena, sang juru kunci mengawal kami hingga selesai maghrib.

 

“Ayo, saya bantuin kamu agar tahu semua tempat di sini” kata juru kunci yang membuat saya kaget.

 

DIDAMPINGI JURU KUNCI

 

          Bak durian runtuh. Akhirnya, ajakan juru kunci saya terima dengan senang hati. Kami berempat pun dipandu melakukan eksplorasi mistis yang membuat kesan horor dan bulu kuduk merinding selama Taman Festival Tour.

          Pertama yang membuat kaget saya adalah keberadaan beberapa makhluk halus yang berada di sebuah pohon besar. Makhluk halus tersebut konon katanya berupa siluman ular raksasa.

          Bukan itu saja, di pohon besar tersebut bersemayam sosok kakek-kakek yang merupakan tangan kanan dari dari Ketua Umum makhluk halus penguasa Taman Festival. Di areal ini, anda jangan coba-coba berkata kotor, songong atau sombong. Bisa-bisa kualat atau kesurupan.

          Saat saya berada di dekat pohon besar tersebut. Secara magis, juru kunci melihat penghuni pohon tersebut tersenyum kepada kami. Sang juru kunci pun berpesan, agar jangan mengganggu teman saya.

          Namun, ternyata, salah satu dari makhluk halus tersebut ada yang usil. Mereka berebutan menepuk tangan dan pundak saya. Saat itu, bulu kuduk saya merinding akut. Saya merasa gemetar sekali.

 

“Tadi ada yang usil minta kenalan sama masnya” kata juru kunci kepada saya.

 

          Pohon besar tersebut berada di depan bekas Gedung Turbo Theater 3 dimensi. Gedung Turbo Theater sendiri sudah diliputi akar-akar pohon. Gedung tersebut terlihat seperti diliputi sarang laba-laba dari tangan Spiderman.   

 

 

Gedung Turbo Theater 3 dimensi (Sumber dokumen pribadi)

 

          Jujur, saya beruntung dipandu oleh juru kunci Bapak Sari. Beliau terlihat gembira sekali memandu kami. Apapun yang telah terjadi di areal ini, beliau ceritakan kepada kami. Penghuni makhluk halus yang sering mengganggu para pengunjung sering datang dari Gedung deretan tempat pembuatan minuman berakhohol atau bir.

          Di Gedung tersebut, satpam perusahaan yang pernah bertugas di Taman Festival, sering mengalami gangguan makhlus halus. Satu hal yang menjadi penyebabnya adalah karena dia jarang melakukan persembahyangan ala agama Hindu.    


 

Gedung untuk pembuatan minum alkohol dan bir (Sumber dokumen pribadi)

 

          Dari Taman festival Tour bersama juru kunci, ada hal yang menarik perhatian saya. Yaitu, adanya kenekadan orang untuk melakukan aktivitas mesum. Aktifitas yang ada di Taman Festival Bali tercatat hingga 20 kasus. Percaya atau tidak, laporan kasus mesum tersebut justru diketahui oleh juru kunci dari laporan makhlus halus penunggu Taman Festival Bali.

          Selain itu, kejadian yang menghebohkan adalah kasus pemerkosaan atau rudapaksa. Seorang wanita cantik asal Singaraja dirudapaksa oleh pacar dan 4 temannya hingga meninggal. Ngerinya, wanita tersebut dibunuh hingga kedua matanya ditusuk benda tajam.

          Untuk mengenang kejadian mengerikan tersebut, maka salah satu seniman Bali melukis (seni mural) sosok wanita yang dibunuh pada sebuah dinding. Kasus rudapaksa tersebut berada di deretan gedung pembuatan minuman alkohol dan bir. Sekali lagi, percaya atau tidak, para pembuat konten sering tergiur untuk mengeksplorasi di tempat mengerikan ini.

          Percaya atau tidak, satu hal yang perlu kalian ketahui bahwa kamera anda akan mengalami gejala buram. Ketika anda melakukan perekaman di areal ini. Dengan catatan, tanpa adanya ijin dari sang juru kunci.

          Saya dan teman sendiri mengalami rekaman kamera terlihat buram (tidak terlihat). Kata sang juru kunci, lensa kamera kami ditutupi oleh makhluk tidak kasat mata. Sungguh, tidak masuk akal.

          Namun, ketika sang juru kunci meminta ijin makhluk halus penghuni areal ini. Dan, kami juga disarankan untuk berbagi rejeki di areal ini. Kebetulan, saya membawa permen. Maka, satu buah permen saya lemparkan ke areal tersebut. Dan, sungguh aneh tapi nyata, kamera smartphone bisa berfungsi dengan baik. Alhamdulillah.      

 

Lukisan seni mural wanita cantik yang menjadi korban rudapaksa (Sumber dokumen pribadi)

 

          Bersama juru kunci, kami pun melakukan eksplorasi hingga suassana gelap (habis maghrib). Jujur, saya makin merinding. Namun, kehadiran juru kunci yang sudah dikenal seluruh makhluk halus penghuni Taman Festival, membuat keberanian kami tumbuh.

          Saya pun akhirnya tahu bahwa di Taman Festival terdapat sebuah gunung buatan setinggi kurang lebih 30 meter. Di samping gunung buatan tersebut mengalir beberapa air terjun. Selanjutnya, airnya akan mengalir ke danau buatan. Sebuah teknologi tinggi saat itu.


 

Gunung buatan di Taman Festival Bali (Sumber dokumen pribadi)

 

 

          Saya juga tahu bahwa di Taman Festival terdapat kawasan penangkaran burung, kolam buaya, restoran bawah tanah dan lain-lain. Namun, suasana yang membuat bulu kuduk saya merinding adalah keberadaan pura dalem yang berada di pinggir sungai besar.  

          Dekat pura dalem tersebut terdapat sebuah tempat untuk bersuci (melasti). Yang membuat saya merinding adalah keberadaan patung buaya putih di tempat persembahyangan. Terletak persis di pinggir sungai. Keberadaan patung buaya putih tersebut, karena keberadaan penghuni kawasan tersebut yaitu seekor jelmaan buaya putih.

          Kalimat juru kunci yang disampaikan ke saya membuat bulu kuduk merinding. Pasalnya, dia mengatakan persis di samping “yang diklaim” tempat mandi buaya putih tersebut.

 

“Sebelumnya, saya tidak tahu di area tersebut ada penghuni buaya putih. Suatu malam, saya berkeliling Taman Festival Bali ini. Malam-malam, saya mendengar gemericik air dekat pura. Saya dengar seperti orang sedang mandi. Saya amati diam-diam. Ternyata, manusia jelmaan seekor buaya putih sedang mandi di malam hari. Lama-kelamaan, saya pun paham dan kenal dengan penghuni makhluk halus tersebut.”

 

            Jika, anda ingin mendapatkan informasi selengkapnya. Anda bisa melihat video Taman Festival Tour berikut ini    

 

 



Taman Festival Bali. Teman Terangker di Bali (Sumber dokumen pribadiYoutube)

Post a Comment for "Taman Festival, Tempat Terangker di Bali"