5 Hal Unik yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Pernikahan Khas Bali
Pernikahan khas Bali (Sumber: shutterstock)
Pernahkah
kalian menghadiri pernikahan (pawiwahan) masyarakat Bali? Kalau sudah,
tentu kalian bisa mendapatkan hal-hal unik dari pernikahan itu, bukan? Nah,
yang belum pernah hadir di acara pernikahan khas Bali. Atau, pengin tahu keunikan
pernikahan masyarakat Bali. Maka, tulisan ini bisa menjadi insight (wawasan)
buat kalian.
Ngomong-ngomong,
pernikahan khas Bali memberikan nuansa keuanikan tersendiri. Apalagi, jika
dibandingkan dengan pernikahan masyarakat khas Pulau Jawa. Setidaknya, ada 5
hal unik yang perlu kalian ketahui tentang pernikahan khas Bali. Apa saja itu?
Yuk, baca tulissan ini sampai selesai.
PRE-WEDDING
Hal
unik yang pertama kali saya dapatkan adalah acara Pre-Wedding.
Percaya atau tidak, sepasang calon pengantin khas Bali yang hendak menikah gaya
masa kini adalah keharusan memulai dengan Pre-Wedding. Di mana, sepasang
calon pengantin melewati masa romantic yang dibingkai dalam kenangan berupa
foto atau video.
Jangan
kaget, jika bisnis Pre-Wedding hingga Wedding organizer menjadi
bak cawan di musim hujan. Bahkan, banyak organizer tersebut yang
memberikan harga khusus atau promo yang menarik pelanggan. Berbagai spanduk
penawaran harga promo tersebut, banyak terpasang di berbagai perempatan kota
besar di Bali, seperti Denpasar, Gianyar dan Tabanan.
Pre-wedding khas Bali (Sumber:
shutterstock)
DEKORASI YANG SANGAT MENARIK
Tidak
dapat dipungkiri bahwa masyarakat Bali dikenal sebagai gudangnya seni. Dalam
hajatan apapun, maka dekorasi memberikan pemandangan yang khas dan unik. Sama
halnya dengan hajatan pernikahan (pawiwahan) yang menjadi acara sakral dalam
lingkungan keluarga dan adat Bali. Maka, pernikahan akan diadakan sebaik
mungkin. Bukan hanya memberikan kenangan manis bagi kelurga mempelai, tetapi
bagi tamu yang datang.
Untuk
menyambut tamu undangan, maka masyarakat Bali akan mendekorasi jalan masuk ke
rumah mempelai, dengan hiasan gerbang yang unik. Jika, dalam masyarakat Jawa
akan terdapat hiasan janur kuning. Maka, masyarakat Bali akan menghiasi janur
yang dirangkai jadi gerbang penyambutan yang indah. Maka, jika anda melihat
sebuah gang atau gerbang rumah dihiasi dengan untaian janur dan perangkat lainnya.
Maka, hajatan pawiwahan sedang terjadi. Dan, biasanya di bagian depan
gerbang akan terdapat bingkai Pre-Wedding pasangan pengantin.
Dekorasi bagian depan atau gerbang
hajatan pernikahan khas Bali yang unik dan indah (Sumber: shutterstock)
SEPI DARI UNSUR MUSIK
Sekarang
ini, hiburan dalam hajatan baik sunatan atau pernikahan maka sangat bervariasi.
Dari kesenian yang berbau kearifan lokal hingga dangdut koplo khas Jawa Timur
menjadi pemandangan yang khas. Ketika anda mendengar audio system yang
melengking jedag-jedug di sebuah rumah orang karena pentas musik. Maka,
bisa dipastikan ada hajatan pernikahan, sunatan atau lainnya. Terasa hampa,
ketika hajatan tanpa hiburan musik, bukan?
Namun,
sungguh berbeda dengan hajatan pernikahan di Bali. Selama 12 tahun merantau di
Bali, saya belum pernah mendengar atau melihat pernikahan yang “nanggap”
hiburan musik layaknya di Jawa. Perlu diketahui bahwa acara pernikahan khas
Bali sangat jauh dari hiburan musik. Sungguh sepi.
Masyarakat
Bali memahami bahwa keistimewaan pernikahan terdapat pada ikatan cinta yang
dipadukan dengan adat-istiadat. Prosesi pernikahan adalah hal yang sangat sakral
dan syahdu.
Konon,
kurang lebih ada 8 langkah yang harus dilalui oleh pasangan pengantin Bali.
Yaitu, 1) Menentukan hari baik; 2) Upacara Ngekeb (upacara yang
melambangkan transformasi mempelai perempuan dari remaja menjadi seorang istri
yang setia terhadap suaminya); 3) Penjemputan calon mempelai perempuan; 4) Upacara
Mungkah Lawang atau membuka pintu (Upacara menjemput mempelai perempuan
yang berada di kamarnya); 5) Upacara Mesegehagung (menyambut kedatangan
kedua belah mempelai terutama mempelai perempuan); 6) Upacara Madengen-dengen
(menyucikan kedua belah pihak dari hal-hal negatif); 7) Upacara Mewidhi
Widana (upacara penyempurnaan proses pembersihan diri dari kedua belah
pihak); dan 8) Upacara Mejauman Ngabe/Tipat Bantal, yaitu keluarga suami
mengantar istri kembali ke rumahnya dan memohon restu kepada keluarganya karena
telah menjadi bagian keluarga besar sang laki-laki.
Jadi, yang membuat unik pernikahan Bali, bukan karena adanya hiburan dangdut koplo atau pentas musik lainnya. Bahkan, ketika saya menghadiri beberapa acara pernikahan teman dengan tidak memakai baju adat khas Bali. Sungguh, menjadi pemandangan tamu lokal. Karena, pernikahan di Bali diadakan dengan adat, maka masyarakat yang hadir pun sebisa mungkin datang dengan baju adat.
Prosesi pernikahan khas Bali (Sumber:
popbela.com)
KULINER TERBAGI DUA, HALAL DAN NON HALAL
Hal
unik yang membuat saya kaget adalah adanya kuliner yang dianggap umat Islam
sebagai kuliner halal dan non halal. Pada acara resmi termasuk acara pernikahan
khas Bali, maka kuliner yang mengandung unsur babi adalah hal yang lumrah. Dari
babi guling hingga daging babi yang diolah layaknya sayur.
Ketika,
saya menghadiri acara pernikahan teman pada tahun 2012 di daerah Amed,
Karangasem. Saya menjadi tamu yang tidak bisa menikmati kuliner hajatan. Mengapa? Karena, kuliner yang
disajikan tuan rumah mengandung unsur babi. Sebagai muslim, maka saya
menghindari. Dan, saya pun hanya menikmati jajanan yang disajikan.
Berbeda
dengan ketika menghadiri pernikahan teman pada tahun 2013 dan 2018. Tuan rumah
yang beragama Hindu sangat memahami bahwa tamu yang datang bukan hanya beragama
Hindu. Tetapi, tamu yang beragama Islam juga diundang.
Maka,
dua kali kesempatan menghadiri undangan pernikahan tersebut bisa menikmati
kuliner hajatan. Karena, ternyata kuliner di bagi 2 tempat. Bagian dalam untuk
tamu yang beragama Hindu atau selain Islam. Dan, bagian luar untuk kuliner tamu
yang beragama Islam.
Bahkan,
ketika saya salah ambil kuliner non halal, tuan rumah langsung sigap mengatakan
bahwa kuliner yang saya ambil adalah adalah kuliner mengandung babi. Saya pun
malu-malu pindah ke tempat kuliner yang dijamin halal. Konon, kuliner tersebut
biasanya pesan dari catering orang yang beragama Islam.
Kuliner babi guling khas Bali (Sumber: shutterstock)
LELAKI SEBAGAI JURU MASAK
Jika
di Jawa, maka bagian dapur orang hajatan akan dipenuhi oleh ibu-ibu atau
wanita. Tabu rasanya jika lelaki berada di dapur. Lelaki tempatnya di bagian
depan untuk menyambut tamu. Maka, jangan kaget jika laki-laki masuk dapur akan
menjadi bahan ketawaan ibu-ibu.
Berbeda
dengan masyarakat Bali. Kaum lelaki justru menjadi tukang masak yang handal.
Dari masak lawar khas Bali hingga babi guling adalah urusan lelaki Bali. Menurut
adat bahwa lelaki Bali lebih handal memasak dibandingkan wanitanya. Karena,
wanita mempunyai pekerjaan tersendiri yaitu menyajikan atau membuat canang
untuk tempat sesaji atau persembahan.
Jadi,
lelaki menjadi manusia paling sibuk ketika acara pernikahan. Meskipun, lelaki
Bali juga sibuk membuat kuliner saat acara adat lainnya. Hal inilah yang
membedakan kebiasaan lelaki khususnya di masyarakat Jawa. Anda makin tahu kan?
Lelaki Bali sedang menyiapkan bahan-bahan masakan (Sumber: kompas.com)
Post a Comment for "5 Hal Unik yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Pernikahan Khas Bali"