CADEL, BISAKAH BICARA R NORMAL?
Cadel (Sumber: merdeka.com/diolah)
“Uler
menclok ning pager, muter-muter didudut kleler?”
Kalimat
menarik yang mengandung arti Ulat hinggap di pagar, berputar-putar ditarik
lentur. Kalimat yang akan saya ingat seumur hidup. Karena, kalimat itu
menjadi bahan bullyan (perundungan) orang yang lebih tua umurnya dari pada
saya. Dan, kalimat tersebut menjadi bahan perundungan banyak pihak selama saya
duduk di bangku SD.
BIRU
“Bisa
ngomong kata BIRU nggak?”
Satu
kata singkat yang tidak mampu saya katakan secara normal waktu SD. Kata yang
selalu menjadi ledekan tetangga dekat “setiap ketemu saya”. Saya mau marah,
tetapi saya hanyalah anak kecil. Yang waktu itu, sangat tabu jika anak kecil melawan
orang dewasa.
Uniknya,
kejadian tersebut tidak pernah menjadi bahan aduan saya ke orang tua. Justru
menjadi bahan renungan saya, setiap kali hendak tidur. Dan, saya bersyukur
terhadap tetangga yang suka melakukan perundungan tersebut. Karena, dialah yang
membuat saya jungkir balik berusaha untuk berkata RRRRRRRRRRRR.
Sungguh,
anak yang tidak bisa berkata huruf “R” alias cadel menjadi sebuah aib waktu
itu. Dan, saya merasa sangat tertekan. Namun, untung ada sisi baiknya di balik
perundungan tersebut. Saya tiada henti untuk bisa melafalkan R selama hampir 6
tahun di bangku SD. Dan, SEJAK DUDUK DI BANGKU SMP, AKHIRNYA SAYA MAMPU BICARA
R. Alhamdulillah.
Pertanyaannya?
Mampukah ORANG CADEL bisa bicara normal? Jawabannya tentu TERGANTUNG KEPADA
MASING-MASING ORANG. Apalagi, di era digital ini, bicara cadel justru
memberikan ruang seperti pisau bermata dua. Satu sisi, si cadel akan menjadi
bahan perundungan. Kalau dia tidak siap, berakibat akan membuatnya tertekan
seumur hidupnya.
Maka,
saran saya, janganlah mem-bully orang cadel. Karena, jika si cadel tidak
siap, ia akan melakukan hal-hal di luar dugaan. Yang bisa merugikan si cadel
dan keluarganya. Sebagai contoh, si cadel akan melawan si pembully atau “maaf” melakukan
aksi bunuh diri karena tertekan jiwanya.
Namun,
jika si cadel siap menghadapi perundungan. Dan, dia merasa bahwa kekurangan
bicara R adalah sebuah anugerah. Maka, kekurangan tersebut justru akan menjadi
nilai lebih. Bahkan, banyak orang yang menjadi terkenal yang bicara masih CADEL.
Sebut saja, artis RICO CEPER yang bicara cadel. Kekurangannya tersebut, justru
disyukuri menjadi sebuah berkah untuk berkarir di dunia entertainment.
Lagi,
baru-baru ini, yang lagi hits adalah Tiktoker Denise Chariesta. Cewek yang
terkenal karena perseteruannya dengan keluarga artis UYA KUYA itu justru makin terkenal.
Salah satu ciri khas dari Denise Chariesta karena biacra cadelnya.
Bahkan,
Denise Chariesta diundang di beberapa acara TV swasta untuk dikulik tentang
perseteruannya dengan beberapa artis. Dan, ternyata CADELnya Denise Chariesta
bukanlah Gimmick. Meskipun, Denise
Chariesta beberapa kali jujur di beberapa acara. Bahwa, dirinya memang sedang
SOCIAL CLIMBER (panjat sosial atau pansos), agar menjadi terkenal di dunia
keartisan.
Yang
saya salut dengan Denise Chariesta, bukanlah keberaniannya menghadapi berbagai
artis terkenal. Tetapi, dia sangat percaya diri, ketika dia berbicara CADEL.
Padahal, banyak orang yang “malu-malu” mengungkapkan kekurangannya tersebut di
muka publik.
CADEL TERUS ATAU NORMAL
“Ular
Melingkar-lingkar di Pagar”
Salah
satu kalimat terkini, yang sering digunakan banyak orang untuk menguji para
CADEL. Apakah, ia mampu bicara R. Percayalah, keyakinan masing-masing orang
untuk bicara normal dari kekurangan CADEL adalah sebuah energi.
Saya
pribadi merasa tersiksa, ketika tidak mampu mengatakan huru R. Waktu SD, saya selalu
berpikir tentang nasib di masa depan. Apakah saya mampu menjadi orang yang bisa
diterima dengan baik oleh masyarakat? Apakah, cadel saya tidak akan menjadi
bahan perundungan nantinya. Sungguh, hati saya berkecamuk saat itu.
Maka,
hal yang saya lakukan adalah saya berusaha untuk berbicara R seintensif
mungkin. Ketika, saya jalan-jalan di tempat sepi, saya akan berbicara R sekeras
mungkin. Untung, saya mempunyai teman sepermainan yang baik hati. Mereka memang
sering guyon atas kekurangan saya. Tetapi, dia sering memberikan tips,
cara atau tutorial agar saya mampu berbicara R.
Saya
merasa lega, karena saya mendapatkan tempat untuk berkeluh kesah. Saya diterima
baik dan tidak menjadi bahan perundungan. Mungkin, teman saya ini sudah punya
cucu sekarang. Karena, orang di kampung saya nikah pada usia muda.
“Kerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr”
“Kurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr”
“Serrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr”
Itu
adalah beberapa kata yang saya ucapakan selama saya duduk di bangku SD. Kapan
pun dan di mana pun, saya akan berusaha untuk mengucapkan kata tersebut.
Memang, bukanlah hal mudah untuk mampu bicara R. Ibarat kata, anda berusaha meluruskan
per baja dengan tangan kosong. Sebuah “hil yang mustahal” kata almarhun pelawak
Srimulat Asmuni. Tidak mungkin terjadi. Namun, ketekunan saya telah membuktikan
bahwa CADEL BISA BICARA NORMAL. Asal, ia mau merubahnya dan tekun mempelajarinya.
“Oh
pantes, lidahnya pendek!”
Sebuah
kalimat yang lazim diucapkan banyak orang. Saat, mendengar orang yang tidak
mampu bicara R. Siapa bilang? Saya juga mempunyai lidah yang pendek kok.
Tetapi, saya mau merubahnya. Saya mau hidup dengan bicara R yang normal, ketika
dewasa dan punya anak. Namun, jika anda pasrah dan menjadikan sebuah anugerah
dari Allah SWT, itu masalah lain.
Kalimat
di atas juga sering melemahkan jiwa dan semangat para cadel. Sepertinya, jika
anda berlidah pendek dan anda cadel. Maka, sampai tua pun tetap cadel. Sekali
lagi, perubahan tergantung pada masing-masing orang. Kalau si cadel ingin bicara
R normal, maka ia akan berusaha semaksimal mungkin bicara R kapan pun dan di
mana pun.
Kuncinya, ia mau tetap cadel terus atau bicara R normal. Si
Cadel yang menentukannya.
Post a Comment for "CADEL, BISAKAH BICARA R NORMAL?"