NYARIS TERJERAT PRAKTEK PESUGIHAN DEWI LANJAR
Dewi Lanjar atau Ibu Hajah Siti
Hadijah (Sumber: antvklik.com)
Berbicara
masalah Pesugihan atau yang di Jawa Barat dikenal dengan nama Muja
sungguh ngeri-ngeri sedap. Sebuah praktek gaib hitam yang menghalalkan
segala cara. Dan, bersekutu dengan setan
untuk mendapatkan kekayaan harta benda atau kejayaan secara instan. Para pelaku
pesugihan hanya menyiapkan niat untuk memenuhi persyaratan, agar dapat
mendapatkan kekayaan secara mendadak.
PESUGIHAN DI PULAU JAWA
Di
pulau Jawa terkenal dengan adanya praktek pesugihan. Menurut Balai Bahasa Jawa
Timur tahun tahun 2018 menyatakan bahwa ada beberapa tempat pesugihan terkenal
di Jawa. Jika, dilihat dari sisi lokasi geografi, keunikan, dan unsur pembentuk
cerita. Yaitu 1) Pesugihan Gunung Kawi di Wonosari, Kepanjen, Malang; 2) Pesugihan
Makam Ngujang di Tulungagung; 3) Pesugihan Roro Kembang Sore di Gunung Bolo,
Tulungagung; 4) Pesugihan Gunung Kemukus di Gunung Sari, Pendem, Sumberlawang,
Sragen; 5) Pesugihan Pulau Seprapat di Desa Bendar, Juwana, Pati; 6) Pesugihan
Nyi Puspo Cempoko di Desa Kabongan, Rembang; 7) Pesugihan Pohon Ketos di Desa
Bero, Trucuk, Palar, Klaten; 8) Pesugihan Dewi Lanjar, di Pantai Slamaran,
Pekalongan; dan 9) Pesugihan Nyi Blorong di Sendang Pengilon, Desa Bangunjiwo,
Bantul.
Tetapi,
selain kesembilan tempat pesugihan tersebut, sejatinya masih banyak tempat lain
pesugihan di Jawa, seperti di Gunung Surowiti Gresik, Alas Purwo Banyuwangi, Sendang
Jimbung Klaten, Sendang Alas Kucur di Paseban Bayat Klaten, dan sebagainya. Dengan
kata lain, praktek pesugihan sudah ada sejak dulu.
Praktek
pesugihan sangat dilarang oleh agama. Mengapa? Karena, selain bersekutu dengan
setan, dan dalam prakteknya di luar ajaran agama Islam. Praktek pesugihan juga
mengandung risiko yang sangat tinggi.
Namun,
meskipun praktek pesugihan dilarang dan berisiko tinggi, masih banyak orang
yang mau melakukannya. Banyak faktor yang membuat orang terjun ke dunia praktek
pesugihan. Seperti, ketidaktahanan terhadap kondisi ekonomi, ingin mendapatkan
kejayaan atau lemah iman.
Menarik,
beberapa paranormal atau parapsikolog menjelaskan bahwa apapun bentuk
pesugihannya, akan selalu minta tumbal bagi pemiliknya. Tumbalnya, baik berupa
nyawa sendiri, anak-isteri sendiri, maupun anggota keluarga lainnya.
Bahkan, ada yang mengatakan, efek pesugihan terkait erat dengan kehidupan
anak-cucu sampai tujuh turunan, karena yang diambil oleh pesugihan adalah
rejeki anak-cucu
Yang
tidak banyak orang tahu adalah praktek pesugihan dianggap sebagai sebuah
kejahatan. Di mana, kejahatan tersebut melibatkan unsur kekuatan
supranatural. Bagaimana caranya? Kejahatan tersebut dilakukan dengan cara
mencuri hak orang lain. Dan, menjual jiwa baik dirinya sendiri maupun jiwa
orang lain dengan kekuatan gaib hitam. Tak pelak lagi bahwa praktek pesugihan
dilakukan dengan menempuh jalan sesat untuk kepentingan sesaat.
Tidak
dapat dipungkiri, praktek pesugihan masih ada di era digital sekarang ini.
Tentu, pelakunya pun sangat hati-hati, karena kemajuan media sosial semakin
berkembang. Sekali ceroboh, maka praktek pesugihan seseorang akan terkuak ke publik.
Bisa-bisa, menjadi bahan perundungan dan digeruduk warga. Oleh sebab itu,
pelaku pesugihan sangat hati-hati.
PESUGIHAN DEWI LANJAR
Di
tulisan ini, saya akan menceritakan pengalaman yang berhubungan dengan dunia
gaib. Kebetulan, tokohnya adalah bapak saya sendiri. Beliau beberapa kali bercerita
kepada anal-anaknya tentang dunia pesugihan. Dengan maksud agar tidak terjebak
dalam praktek jahat tersebut.
Karena
pengalamannya, bapak saya sangat paham tentang ciri-ciri praktek kotor dan
jahatnya pesugihan. Karena, masa mudanya sering tirakat atau puasa. Juga,
sering ngalap berkah (berziarah ke makam keramat atau alim ulama).
Bapak
saya sangat benci dengan praktek pesugihan. Alasan yang mendasari adalah adanya
tumbal yang harus dipenuhi saat perjanjian dengan makhluk gaib melalui juru
kunci. Alhamdulillah, meskipun orang lain mendadak kaya raya karena praktek
pesugihan. Bapak saya masih kuat iman dan tidak tergoda, karena tidak mau
menjual tumbal keluarga atau orang lain. Namun, alasan yang utama adalah karena
dilarang oleh agama.
Di
tahun 1970-an, bapak saya sangat tertarik dengan praktek uang pinjam. Praktek
pinjam uang pada makhluk gaib dengan mengembalikan sejumlah uang atau harta sesuai
dengan perjanjian di awal. Yang menarik bapak saya adalah tanpa adanya praktek
tumbal. Kejadian tersebut saat saya belum lahir, tetapi dua kakak saya pertama (perempuan
dan laki-laki) masih kecil-kecil.
Sejatinya,
bapak saya tidak mau melakoninya karena perjanjian tersebut berhubungan dengan makhluk
gaib penguasa Pantai Utara Jawa (Dewi Lanjar). Bapak saya sering menyebutnya “Ibu
Haji”. Karena, menurut cerita, Dewi Lanjar adalah nama lain dari Hj. Siti
Hadijah yang berguru pada Syekh Asnawi bin Abdulrahman Al-Bantani. Bahkan, ada
yang mengatakan bahwa sejatinya Dewi Lanjar adalah nama lain dari Dewi Rantam
Sari. Dia adalah salah satu dari 28 abdi Gusti Kanjeng Ratu Kidul (penguasa
laut selatan).
Adapun
disebut Dewi Lanjar karena Ibu Haji tersebut adalah seorang janda yang
ditinggal suaminya. Di mana, suaminya seorang nelayan yang meninggal di lautan.
Menurut saya, mungkin kejadian inilah yang membuat Ibu Haji ingin menjadi
penguasa Laut Jawa.
Percaya
atau tidak, tidak mudah untuk bisa bertemu dengan makhluk penguasa Pantai
Utara. Menurut bapak saya, hanya orang pilihan yang akan memenuhi
permintaannya. Salah satunya selalu berbuat baik dan rajin puasa menurut
penerawangan juru kunci dan Ibu Haji itu sendiri.
Perlu
diketahui bahwa tempat gaib yang menuju langsung ke istana Ibu Haji atau Dewi Lanjar
terdapat di Pantai Slamaran, dekat dengan Pantai Pelabuhan Perikanan Nusantara
Pekalongan Jawa Tengah. Bahkan, Jembatan Kali Loji yang berada di kawasan Panjang
Wetan disinyalir sebagai tempat angker. Kenapa?
Kali Loji (Sumber Radar Semarang)
Banyak
kejadian aneh seperti orang hilang di kawasan tersebut. Bagi paranormal atau
anak indigo akan memahami bahwa jembatan Kali Loji tersebut merupakan pintu
gerbang atau akses menuju istana Dewi Lanjar. Makanya, orang yang hilang
tersebut kerap ditemukan di kawassan pantai Slamaran. Maka dari itu,
orang-orang yang hendak melakukan praktek pesugihan dan berhubungan dengan Dewi
Lanjar akan dipandu juru kunci di Pantai Slamaran tersebut.
Pantai Slamaran Pekalongan (Sumber: antvklik.com)
UANG PINJAM
Seperti
telah dibahas di atas, bapak saya tidak ingin berhubungan dengan Dewi Lanjar.
Karena, akan berhubungan dengan praktek pesugihan. Namun, karena iming-iming
atau rayuan pihak lain bahwa praktek uang pinjam gaib tidak akan meminta
tumbal. Maka, bapak dan ibu saya pun terpaksa melakukan perjanjian dengan Ibu
Haji atau Dewi Lanjar dengan nama UANG PINJAM GAIB.
Tentu,
uang pinjam gaib tersebut harus dikembalikan sesuai kesepakatan awal. Di
antaranya, bapak saya wajib membangun sebuah masjid, memberi makan fakir
miskin, dan lain-lain yang membuat bapak saya sangat antusias. Karena, uang
pinjam tersebut akan dikembalikan dalam bentuk amal dan kebaikan.
Bapak
saya begitu bahagia karena akan kaya mendadak dengan alasan tanpa mengorbankan
tumbal dan tidak keluar dari ajaran agama. Di malam jumat kliwon sesuai dengan
waktu yang dijanjikan. Bapak dan ibu mempersiapkan segala ube rampe
(sesajian). Menyiapkan lemari kosong dan terbuka pintunya sebagai tempat uang.
Dan,
bapak saya mengatakan dengan semangat bahwa Ibu Haji akan datang sesuai dengan
apa yang dijanjikan, yaitu tepat pukul 00.00 dengan mengendarai kereta kencana.
Tentu, bunyi kereta kencana tersebut hanya akan didengar oleh bapak dan ibu
saya. Orang lain tidak akan tahu keberadaan Ibu Haji tersebut, karena sifatnya
makhluk astral.
Sungguh,
Ibu Haji datang tepat waktu sesuai dengan apa yang dijanjikan. Serta, Ibu Haji
datang dengan membawa uang dengan jumlah yang fantastis. Bapak dan Ibu saya
menghitungnya dengan hati-hati, yang jumlahnya hingga 1 miliar. Jika
disetarakan dengan nominal uang sekarang, maka nominalnya kurang lebih 100
miliar. Uniknya, uang tersebut bisa dihitung dalam semalam. Konon, bapak saya
sampai tidak mampu memasukan semua uang ke dalam lemari besar yang tadinya
kosong.
Seperti
manusia biasa, maka mendapatkan kekayaan yang super wah akan bahagia. Namun, di
saat bapak dan ibu saya selesai menghitung, Ibu Haji kembali mengingatkan persyaratan
dan kewajiban kembalinya uang pinjaman gaib tersebut. Sungguh kaget bapak saya,
ketika Ibu Haji mengatakan yang di luar dugaan.
“Bapak, jangan lupa uang pinjamannya,
harus dibalikan tepat waktu. Lagi, anakmu yang laki-laki itu dipelihara dengan
baik. Minta apa saja dikasih, karena suatu saat akan saya bawa”
Mendengar
kalimat Ibu Haji, spontan bapak saya menyadari bahwa Ibu Haji akan meminta
tumbal anak laki-laki (kakak saya yang sekarang menjadi Kepala Sekolah Pelayaran
di Palabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat). Padahal, bapak saya lagi sayang-sayangnya
punya anak laki-laki. Tidak mau kehilangan dengan cara apapun, kecuali kematian
oleh Allah SWT.
Saat
itu juga, bapak dan ibu saya tidak terima dan memarahi Ibu Haji. Bapak tidak
terima kalau Ibu Haji mengingkari janji yang telah disepakati sejak awal.
Karena, awal perjanjian awal hanyalah UANG PINJAM bukan praktek pesugihan yang
memakan tumbal anak sendiri.
Tanpa
buang waktu, bapak saya membuang semua ube rampe atau sesajian, dan
membatalkan semua perjanjian yang telah dilakukan. Dan, bapak saya pun mengusir
tamu gaibnya itu.
UANG DI LEMARI HILANG
Aneh,
sejak kepergian Ibu Haji dengan kereta kencananya itu, uang miliaran yang
memenuhi lemari besar dan kosong hilang seketika. Sejak saat itu, bapak saya
sangat benci dengan namanya praktek pesugihan. Karena, menurut bapak saya bahwa
praktek pesugihan akan selalu memakan tumbal. Baik dari keluarganya sendiri
maupun dari orang lain.
Saya
bersyukur, karena bapak saya tidak jadi meneruskan praktek UANG PINJAM
tersebut. Meskipun, menurut cerita bapak dan ibu saya, satu persatu 2 kakak cewek
(yang lahir setelah kakak laki-laki saya) dan 1 adik laki-laki saya (konon meninggal
tidak wajar).
Oleh
sebab itu, saya menjadi orang yang diapit oleh 2 kakak dan 1 adik yang sudah meninggal dunia. Menurut,
kepercayaan orang Jawa harus “diruwat” untuk menghilangkan hal-hal buruk atau
kesialan hidup.
Namun,
saya hanya percaya kepada Allah SWT. Dialah Yang Maha Membolak-balikan keadaan.
Dan, dari pengalaman bapak saya waktu dulu, menjadi pelajaran berharga bahwa
apapun kesulitan dalam hidup anda. Praktek pesugihan bukanlah cara mudah yang
harus ditempuh. Anda bukan hanya menyekutukan Allah SWT, tetapi SUNGGUH
risikonya sangat tinggi.
Percayalah,
harta yang diperoleh selain tidak halal dan barokah, juga tidak sebanding
dengan kesengsaraan yang anda alami dan tujuh keturunan anda. Maka, di saat kesulitan hidup mendera anda,
cara yang paling indah adalah MENDEKATLAH KEPADA ALLAH SWT DALAM IBADAH DAN
DOA. Semoga bermanfaat buat anda.
Post a Comment for "NYARIS TERJERAT PRAKTEK PESUGIHAN DEWI LANJAR"