YUK, KENALI RISIKO, DAMPAK DAN PENANGANAN KESEHATAN PADA KELAHIRAN PREMATUR
Perlunya pemahaman lebih mendalam pada kelahiran prematur (Sumber: shutterstock/diolah)
Perlu diketahui bahwa setiap tanggal 17 November sejak
tahun 2008 diperingati sebagai Hari Prematur Sedunia (World Prematurity Day).
Peringatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan kewaspadaan
masyarakat terhadap tantangan dan beban yang dihadapi oleh anak yang lahir
secara prematur dan keluarganya.
Fakta menyebutkan bahwa 1 dari 10 anak di dunia lahir
secara prematur. Dengan kata lain, menurut laporan WHO, ada sekitar 15 juta
anak yang dilahir secara prematur di dunia setiap tahunnya. Dan, lebih dari 1
juta yang meninggal karena kelahiran secara prematur.
Oleh karena itu, kelahiran prematur bukanlah masalah sepele.
Apalagi, Angka kelahiran prematur di Indonesia masih tinggi dan meningkat. Masyarakat
perlu mengenali risiko dan dampak kelahiran prematur, serta penanganan
kesehatan selanjutnya.
Untuk memahami lebih dalam tentang kelahiran prematur, maka
ada acara Bicara Gizi dengan tema “Tantangan & Penanganan
Kesehatan Bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur”, yang diselenggarakan oleh Danone
Specialized Nutrition Indonesia pada tanggal 17 November 2021 pukul
13.00-16.00 WIB. Acara tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi
Zoom dan channel Youtube Nutrisi Untuk Bangsa. Dihadiri
oleh 2 narasumber keren, yaitu:
1.
Dr. dr. Rima Irwinda,
SPOG(K), selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal.
2.
Dr. dr. Putri Maharani
TM, SpA(K), selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Perinatologi dan Neonatalogi.
Acara Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia pada tanggal 17 November 2021 pukul 13.00-16.00 WIB (Sumber: Danone Indonesia)
FAKTOR RISIKO KELAHIRAN
PREMATUR
Pada acara keren ini, Ibu Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K),
selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal membahas
tentang “Pentingnya Memahami Faktor Risiko Kelahiran Prematur (Preterm)”.
Ibu Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K), selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal (Sumber: Danone Indonesia/screenshot)
Menurut data WHO tahun 2012 melansir hasil penelitian bahwa
Bangsa Indonesia menduduki peringkat ke-5 setelah 1) India, 2) China, 3)
Nigeria, 4) Pakistan dari 10 negara dengan tingkat kelahiran prematur yang
tinggi. Termasuk, 1) Amerika, 2) Bangladesh, 3) Philipina, 4) Republik
Demokrasi Kongo dan 5) Brazil. Sebagai informasi, kelahiran prematur di
Indonesia setiap tahun sebanyak 675.500. Sedangkan, angka kelahiran prematur
terhadap 100 kelahiran hidup sebanyak 15,5 %.
Ibu Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K) lebih senang menyebutnya
kelahiran preterm. Apa yang dimaksud dengan Kelahiran Preterm? Kelahiran
Preterm merupakan kelahiran pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Kelahiran
preterm terbagi menjadi 4 yaitu: 1) Late
preterm pada usia 34-36 minggu; 2) Moderately Preterm pada usia
32-34 minggu; 3) Very Preterm pada usia kurang dari 32 minggu; dan 4) Extremely
Preterm pada usia kurang dari 25 minggu.
Perlu diketahui bahwa faktor risiko kelahiran preterm
terbagi menjadi 2, yaitu: 1) Dapat dimodifikasi dan 2) Tidak dapat
dimodifikasi. Namun, secara umum moms perlu memahami
beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kelahiran prematur, yaitu:
1. Riwayat kehamilan
sebelumnya, yang meliputi: 1) melahirkan prematur pada kehamilan
sebelumnya; 2) pernah melahirkan secara sesar; dan 3) cedera pada kelahiran
sebelumnya.
2. Kondisi kehamilan,
yang meliputi: 1) ibu memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, tekanan darah
tinggi, anemia dan lain-lain; 2) mengandung lebih dari 1 janin; 3) kondisi
serviks pendek; 4) mengalami infeksi dan pendarahan pada vagina; dan 5) hamil di
usia di bawah 17 tahun dan di atas 35 tahun.
3. Gaya hidup, yang meliputi: 1) kurang gizi; 2) berat badan terlalu rendah sebelum hamil; dan 3) merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang selama kehamilan.
Faktor risiko kelahiran preterm (Sumber: Presentasi Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K)/diolah)
Perlu dipahami bahwa
kelahiran preterm menyebabkan dampak komplikasi pada ibu dan anak yang
dilahirkan baik, jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka
pendek terhadap anak dari kelahiran preterm adalah: 1) masalah pernafasan (sindrom
distress atau gangguan pernafasan berat, apnea of prematurity (jeda
pernafasan), displasia bronkopulmoner atau cedera paru-paru (yang
berlangsung hingga jangka panjang); 2) masalah minum (necrotizing
enterocolitis); 3) pendarahan intravertikular; 4) aliran darah jantung
abnormal (patent ductus arteriosus); 5) sepsi/infeksi
Sedangkan, dampak jangka panjang dari kelahiran
preterm adalah: 1) Cerebal Palsy (lumpuh otak); 2) Development Delay
(terlambat tumbuh); 3) Masalah penglihatan (retinopathy of prematurity);
4) Masalah pendengaran; 5) Gangguan belajar; 6) Penyakit kanker dan paru; dan
7) Terjadinya penyakit DM (Diabeter Melitus) dan alergi (asma dan alergi
pada makanan). Kelahiran preterm kurang
dari 28 minggu dan 28-31 minggu memiliki risiko 17x dan 3,5x lebih besar
menderita gagal jantung dibandingkan dengan anak atau remaja yang dilahirkan
cukup bulan.
Dampak kelahiran preterm terhadap anak (Sumber: Presentasi Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K)/diolah)
Bukan hanya ke anak, kelahiran preterm juga berdampak pada moms
yang melahirkan, yaitu: 1) Anxietas (kecemasan); 2) Depresi
pasca persalinan; 3) Post-Traumatic stress (trauma sehabis melahirkan); dan
4) Masalah bonding (gangguan) dengan bayinya. Di sinilah, peran keluarga
sangat penting untuk menenangkan moms.
Dampak kelahiran preterm terhadap moms yang melahirkan (Sumber: Presentasi Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K)/diolah)
DAMPAK DAN PENANGANAN
KESEHATAN
Narasumber keren yang kedua adalah Ibu Dr. dr. Putri
Maharani TM, SpA(K), selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Perinatologi dan
Neonatalogi. Membahas tentang “Dampak Kelahiran Prematur dan Intervensi yang
Tepat”.
Ibu Dr. dr. Putri Maharani TM, SpA(K), selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Perinatologi dan Neonatalogi. (Sumber: Danone Indonesia/screenshot)
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, Angka
Kematian Neonatus (AKN) atau masa sejak
lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran sebesar
15 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan, Angka kelahiran prematur Indonesia
menurut WHO tahun 2018 sebesar 15,5%.
Setelah dilakukan penelitian ke 25 RS dari 39 RS di Indonesia
menunjukan hasil kelahiran prematur tahun 2019 sebagai berikut: Usia kehamilan
<28 minggu sebesar 0-8,19%, usia kehamilan 28-31 sebesar 0,6-21,65 dan usia
kehamilan 32-36 minggu sebesar 5,11-83,52%.
Risiko yang dikhawatirkan moms terhadap kelahiran
prematur adalah: 1) pertumbuhan anak terlambat dan tidak dapat mencapai kejar
tumbuh yang berakibat anak terlihat kecil dan lebih pendek dibandingkan anak
lain seusianya; 2) Sindrom metabolik (dislipidemia
atau kandungan kadar lemak dalam darah yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, penyakit jantung, Diabetes Melitus dan hipertensi).
Faktanya, kelahiran prematur berisiko terhadap tumbuh
kembang anak, seperti: 1) Adanya gangguan belajar; 2) Adanya gangguan
konsentrasi; 3) Gangguan tingkah laku;
4) Tantrum (ledakan emosi); dan 5) Kesulitan makan.
Menurut Ibu Dr. dr. Putri Maharani TM, SpA(K), kelahiran prematur
memberikan risiko kesehatan anak, seperti: 1) Retinopathy of Preamturity
(rentan kebutaan); 2) Extrauterime Growth Restriction (pertumbuhan tidak
memadai selama rawat inap); 3) Osteopenita of Preamturity (Komposisi
tulang yang gampang patah); 5) Anemia of Prematurity; 6) Necrotizing Enterocolitis (ketidakmatangan saluran
cerna); Respiratory Distress Syndrom/Bronchopulmonary dysplasia (BPD);
7) Gangguan pendengaran; 8) Pendarahan intraventrikular; dan 9) Gangguan Neurodevelopment
(perkembangan syaraf).
Oleh sebab itu, kelahiran prematur membutuhkan penanganan
kesehatan yang baik. Penanganan kesehatan kelahiran prematur dimulai sejak
lahir. Ada 3 tahap penting penanganan kesehatan terhadap kelahiran prematur.
1. Proses kelahiran,
moms hendaknya: 1) Pilih rumah sakit yang sesuai dengan kondisi janin
yang akan dilahirkan; 2) RS mampu memberikan pelayanan optimal; 3) Penanganan
di awal kelahiran sangat menentukan masa depan anak; dan 4) Gangguan pernafasan
sering dialami anak yang lahir prematur, harus ditangani dengan baik.
3. Lakukan skrining, yang mencakup: 1) Retinopathy of Preamturity; 2) Extrauterime Growth Restriction; 3) Osteopenita of Preamturity; 4) Anemia of Prematurity; 5) Gangguan pendengaran; dan 6) USG Kepala.
Penanganan kesehatan pada kelahiran prematur (Sumber: presentasi Dr. dr. Putri Maharani TM, SpA(K)/diolah)
Selanjutnya, untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak
prematur, maka moms bisa melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Rutin
mengontrol untuk pemantauan tumbuh kembang; 2) Tanyakan, apakah anak prematur
sudah tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan; dan 3) Apakah perkembangan sudah
sesuai dicapai sesuai usianya.
Moms juga memantau pertumbuhan anak prematur dengan menggunakan Buku KIA Khusus. Atau, bisa memantau pertumbuhan anak dengan mengacu pada Standar pertumbuhan anak menurut WHO (WHO Child Growth Standard). Perlu diingat bahwa Anak lahir prematur adalah anak yang tangguh. Berjuang lebih keras karena lahir lebih awal. Maka, anak prematur bisa dikatakan anak yang istimewa.
2 comments for "YUK, KENALI RISIKO, DAMPAK DAN PENANGANAN KESEHATAN PADA KELAHIRAN PREMATUR "