Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rumah Pribadi Dari Hasil Usaha Gerobak Siomay Dan Batagor Kaki Lima

Gerobak Siomay dan Batagor kaki lima Pak Wirso
UMKM gerobak siomay dan batagor Pak Wirso atau Pak So yang berada di jalan Patuha Kota Denpasar Bali (Sumber: dokumen pribadi)

 

 

            Ada peribahasa yang mengatakan bahwa Kota Roma tidak dibangun dalam semalam. Ya, sebuah kesuksesan tidak terjadi dalam sekejap. Atau, kesuksesan tidak terjadi hanya dengan membalikan telapak tangan. Harus dibangun dengan tetesan keringat dan air mata. Sama halnya dengan kita yang hidup merantau di tanah orang. Maka, untuk mencapai kesuksesan perlu diiringi dengan kerja keras tiada henti.

           

GEROBAK KAKI LIMA

            Mari belajar tentang kesuksesan dari sosok Pak Wirso, yang merantau di pulau Dewata Bali. Beliau mulai merantau di kota Denpasar, sejak mendekati tahun milenium sampai sekarang. Hingga, Pak Wirso mempunyai anak semata wayang yang sudah remaja.

            Pak Wirso yang berasal dari Kota Brebes Jawa Tengah, bisa menjadi inspirasi UMKM buat orang lain.  Karena, merantau di kota besar macam Denpasar, dan hingga mampu membeli rumah sendiri bukanlah hal mudah. Banyak perantau di Denpasar yang berjiwa lemah, berakhir pulang kampung tanpa hasil. 

            Percaya atau tidak, ada ungkapan para perantau yang hidup di Denpasar. Yang melakukan  pekerjaan informal, “bisa membeli rumah sendiri adalah orang hebat”. Karena, bisa makan dan bayar kontrakan lancar saja, sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Perlu diketahui, harga tanah dan bangunan di kota Denpasar sungguh mahal.

            Jika, anda ingin memiliki tanah 1 are (10 m x 10 m) harus merogoh uang kurang lebih 500 juta. Bahkan, tanah yang berada di sekitar pusat kota, harganya hingga miliaran. Harga tersebut belum termasuk bangunan. Anda bisa mendapatkan berita terkini tentang harga tanah dan bangunan, serta berita lainnya di Bali, melalui media Tribunnews, baik yang mainstream atau online.

            Seorang pedagang kaki lima macam Pak Wirso, yang mampu membeli rumah dari UMKM gerobak siomay dan batagor adalah salah satu “lokal bercerita” yang perlu diteladani. Sebagai informasi, usaha Pak Wirso berada di jalan kecil, jalan Gunung Patuha Denpasar. Pak Wirso tidak menggunakan warung atau bangunan semi permanen untuk usahanya.

            Maka, untuk menghalau panasnya matahari, Pak Wirso menggunakan dua payung. Usaha gerobak siomay dan batagor tersebut, dimulai sejak pagi hingga sore hari. Beliau ditemani anak semata wayangnya untuk melayani pembeli. Kadangkala, jika Pak Wirso sedang kerepotan atau banyak pembeli, istri tidak sungkan untuk membantunya.

 

MEMBELI RUMAH

            Saya sempat berbincang dengan beliau saat sore hari. Sungguh, yang membuat saya kaget adalah keberadaan rumah pribadi. Bukan rumah kontrakan atau kos-kosan. Dengan ilmu nekad, Pak Wirso membeli rumah yang ditempatinya sekarang seharga Rp500 jutaan. Tentu, dengan bantuan Bank BRI, Pak Wirso mengajukan pinjaman untuk membeli rumah secara kontan. Selanjutnya, Pak Wirso akan mencicil angsuran pinjaman tersebut setiap bulannya ke Bank BRI.

            Demi mendapatkan pinjaman dari Bank BRI tersebut, Pak Wirso melakukan sebuah hal yang tidak dilakukan banyak orang. Pak Wirso membuat usaha gerobak kaki lima siomay dan batagor tersebut laksana sebuah usaha berbadan hukum. Agar, Pak Wirso bisa mendapatkan kartu NPWP, untuk mengajukan pinjaman ke Bank BRI. Benar-benar, sebuah tindakan yang cerdas.

 

“Mengangsur tiap bulan ke Bank BRI, anggap saja bayar kontrakan mas. Kalau rumah sendiri kan pikiran tenang” kalimat sederhana yang saya terima dari Pak Wirso.

  

            Sebelum masa Pandemi Covid-19, Pak Wirso mempunyai 2 gerobak untuk mengangsur pinjaman ke Bank BRI. Dengan kata lain, penghasilan dari UMKM tersebut lancar jaya. Pak Wirso tidak kerepotan untuk membayar angsuran ke Bank BRI. Namun, saat Pandemi Covid-19 melanda, beliau merasakan sulitnya membayar angsuran pinjaman uang. Karena, hasil penghasilan gerobak  siomay batagor menurun drastis. Belaiu harus pintar-pintar mengatur keuangan.

 

USAHA MEMBAIK

            Alhamdulillah, seriring dengan membaiknya kondisi perekonomian, usaha gerobak Pak Wirso berangsur membaik. Apalagi, anak sekolah yang menjadi langganannya mulai mendatangi usahanya. Perlahan, Pak Wirso mulai bisa tersenyum lebar, karena usaha gerobaknya dikerubungi para pelanggan.

            Selain itu, keramahan Pak Wirso dalam melayani pelanggan membuat usahanya disambangai banyak orang. Apalagi, harga siomay dan batagor yang sangat bersahabat, serta rasa yang cocok di lidah menjadi incaran banyak pelanggan. Tidak salah, jika banyak generasi milenial yang sempat memposting usaha Pak Wirso di media sosial.

            Saya sendiri pernah mengabadikan usaha Pak Wirso di salah satu media sosial, yang sedang tenar di kalangan generasi milenial. Dan, postingan usaha gerobak Pak Wirso di media sosial menjadi viral. Hingga, banyak orang yang penasaran ingin mencicipi siomay dan batagornya. Kuliner UMKM yang enak dan membuat kenyang banyak orang, dengan harga ramah di kantong.

            Dari perjalanan kesuksesan Pak Wirso bisa menjadi inspirasi bagi kita. Menurut Calvin Collidge menyatakan bahwa sikap tekad yang tidak terkalahkan hanya ada pada jiwa pemenang. Dan, Pak Wirso telah membuktikan dengan UMKM gerobak siomay dan batagornya, mampu mengalahkan kerasnya kehidupan di perantauan Kota Denpasar. Bahkan, Pak Wirso telah menjadi sosok pemenang dengan membeli rumah sendiri. Selamat Pak Wirso, semoga menjadi inspirasi banyak orang.  


 

Post a Comment for "Rumah Pribadi Dari Hasil Usaha Gerobak Siomay Dan Batagor Kaki Lima"