Cara Mencegah Timbulnya Stunting Pada Anak Alergi Susu Sapi (ASS) Agar Tumbuh Kembang Dengan Baik
Kurang lebih 60%
usia produktif dimiliki Bangsa Indonesia. Tentu, perkawinan selalu menjadi
mimpi masyarakat membangun rumah tangga. Selanjutnya, masalah kelahiran anak
akan selalu menjadi harapan banyak pasangan. Sayang, kondisi anak yang
dilahirkan tidak selalu indah yang dibayangkan. Salah satu masalah kelahiran anak
adalah Alergi Susu Sapi (ASS), di mana tumbuh kembangnya berpotensi timbulnya Stunting.
Menurut Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), sekitar 7,5% anak Indonesia mengalami Alergi Susu Sapi
(ASS). Maka, untuk memberikan kesadaran masyarakat tentang kondisi anak Alergi
Susu Sapi (ASS) dan potensi timbulnya penyakit Stunting, maka Danone Indonesia menyelenggarakan webinar online
yang mengusung tema Allergy Awareness
Week 2023 “Ketahui Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting”. Acara tersebut
dihelat pada tanggal 31 Mei 2023 pukul 13.00-14.00 WIB melalui aplikasi Zoom
dan Youtube Nutrisi Anak Bangsa.
Adapun, pembicara
yang hadir di acara webinar online tersebut adalah:
1. Arif
Mujahidin, selaku Corporate Communication
Director Danone Indonesia.
2. Dr.
dr. Zahrah Hikmah, Sp.A. (K), selaku Dokter Spesialis Anak dan konsultan Alergi
Imunologi.
3. Chacha
Thalib, selaku influencer & mom dari anak Alergi Susu Sapi (ASS).
4. dr.
Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH, selaku Dokter Spesialis Anak dan Founder aplikasi
Tentang Anak.
Para pembicara yang hadir saat webinar online (Sumber: Danone Indonesia)
ALERGI SUSU SAPI (ASS)
Bagaimana cara
mengetahui jenis penyebab alergi? Alergi disebabkan karena memakan sesuatu,
menyentuh sesuatu, perang bantal, atau menggendong kucing. Di mana, pemicu
fisik adalah kedinginan, kepanasan, sakit flu, berlari-lari. Sedangkan, pemicu
psikis adalah menangis, ketakutan, marah.
Penyebab alergi (sumber: Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A. (K))
Adapun, hal yang
menjadi pencetus alergi disebut Alergen.
Perlu diketahui, pencetus alergi dapat berupa makanan (susu sapi, kacang
kedelai, kacang tanah, makanan laut, gandum, telur, ikan) dan sesuatu yang
terhirup (tungau debu rumah, serbuk dari tanaman, kecoa, serpihan kulit
binatang, jamur).
Lantas, bagaimana dengan Alergi Susu Sapi (ASS)? Alergi
Susu Sapi (ASS) merupakan reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara
imunologis terhadap protein susu sapi. Reaksi-reaksi ini dapat diperantarai IgE
dan non-IgE.
Reaksi alergi
yang diperantarai IgE cenderung memiliki manisfestasi klinis yang lebih berat,
memakan waktu lebih lama untuk sembuh, tetapi lebih mudah untuk
mendiagnosisnya. Sebagai informasi, angka kejadian dari 0,5%-0,75%, kejadian
berkurang dengan bertambahnya usia, manifestasi terbanyak adalah Dermatitis atopik (35%).
Agar lebih memahami
timbulnya Alergi Susu Sapi (ASS), maka kita perlu mengetahui gejalanya yang
terjadi pada anak, yaitu:
1. Umum:
Anafilaksis (11%).
2. Batuk
kronik berulang à Saluran napas: Asma (21%); Rintis
(20%).
3. Diare
(dapat disertai darah) à
Saluran cerna: diare (53%); Kolik (275).
4. Kulit
kemerahan dan biduran à
Urtikaria (18%); Dermatitis atopik (35%).
5. Ada
muntah.
6. Dapat
disertai bengkak di mata dan telinga.
Menarik, timbulnya gejala
diare, kram perut, kolik, terkadang tinja disertai darah, sehingga pada proses kronik
dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan
dan perkembangan, serta anemi. Dan, anda perlu membedakan dengan gejala karena
infeksi, juga membedakan dengan gejala karena intoleransi laktosa.
Itulah sebabnya, alergi khususnya Alergi Susu Sapi (ASS) memberikan
dampak menyebabkan anak-anak memiliki risiko malnutrisi dan gangguan
pertumbuhan yang lebih tinggi. Konsekuensinya malnutrisi dan gagal tumbuh, meningkatnya
kebutuhan; eliminasi diet; suplementasi yang tidak mencukupi; restriksi
berbagai jenis makanan; substitusi yang tidak sesuai; kesulitan pemberian
makanan.
Maka, diperlukan prinsip tata laksana Alergi Susu Sapi (ASS)
melalui 1) Identifikasi pencetus alergi atau protein susu sapi; 2) Hindari
makanan dan minuman yang mengandung protein susu sapi dan produknya; 3) Hari-hati
membaca label makanan; 4) Pastikan nutrisi mencukupi; 5) Monitor status gizi;
dan 6) Konsultasi ke Dokter Spesialis anak.
Anak dengan
Alergi Susu Sapi (ASS) membutuhkan perhatian nutrisi yang lebih. Pentingnya
memperhatikan nutrisi anak Alergi Susu Sapi (ASS) karena Alergi (tata laksana
kurang baik), sering sakit, diet ketat, malas makan, Picky eater memberikan
dampak jangka panjang yang berpotensi timbulnya stunting.
Nutrisi yang
bisa diberikan untuk alergi yaitu: 1) Karbohidrat, protein dan lemak merupakan
sumber nutrisi makro, vitamin dan mineral nutrisi mikro yang dibutuhkan untuk
tumbuh dan kembang; 2) Makanan alergi banyak mengandung protein dan lemak yang
penting; 3) Anak alergi sering sakit, sehingga kebutuhan juga lebih besar; dan
4) Penggantian makanan harus adekuat sehingga
dapat menjamin tumbuh kembang anak dan mencegah terjadi penyakit akibat
kekurangan nutrisi mikro seperti riketsia
atau tipus.
TUMBUH KEMBANG ANAK ASS
Perlu diketahui, timbulnya Alergi Susu Sapi (ASS) yang tidak
ditangani dengan baik, bisa berpotensi timbulnya Stunting. Stunting
adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak dibawah
rata-rata atau anak sangat pendek. Sebagai contoh anak yang menderita stunting,
tinggi anak normal pada usia 9 tahun sekitar 131 cm. Tetapi, pada anak stunting
pada umur yang sama memiliki tinggi badan sekitar 90 cm.
Stunting membuat
tubuh anak tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan
berlangsung dalam waktu yang lama. Bahkan, stunting
memberikan dampak terjadinya gangguan kecerdasan pada anak, dikarenakan
kurang gizi kronis. Perlu digarisbawahi, stunting adalah pendek, tetapi pendek
belum tentu stunting.
Tumbulnya stunting pada anak bisa dicegah. Tindakan
penting untuk mencegah terjadinya stunting
anak, seperti: 1) Diet
eliminasi 3 minggu; 2) Provokasi (risiko malnutrisi dan stunting à
pada anak yang dipantang banyak dan lama; 3) Penyebab didapat (makanan
pengganti harus sesuai dan pantau penambahan berat dan tinggi badan); 4) Dihindari
selama 3-6 bulan tergantung reaksi alergi (konsultasi ke dokter jika curiga
anak mengalami gangguan tumbuh kembang)
Setelah 6 bulan eliminasi, maka dilakukan upaya untuk
mengetahui apakah seorang anak sudah toleran atau belum terhadap protein susu
sapi. Bila masih alergi, maka asupan ASI atau susu mengikuti cara pemberian
sebelumnya. Bila makanan padat sudah cukup memberi kalori, maka susu tidak lagi
menjadi sumber gizi utama, pemberian susu dan sejenisnya disesuaikan diagnosis
paling akhir (apakah masih alergi atau toleran)
Perlu dipahami, jika anak ada
ASS, Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan khusus
sehingga pemberian nutrisi tetap optimal dan terhindar dari risiko stunting. Sebagai contoh, teruskan
pemberian ASI dan hindari memberikan asupan mengandung protein susu sapi
seperti keju, yogurt dan mentega.
Semua orang tua berharap anaknya yang mempunyai Alergi Susu
Sapi (ASS) bisa tumbuh kembang dengan normal. Maka, orang tua dan keluarga
perlu memonitoring anak ASS dengan baik. Adapun, monitoring
tumbuh kembang pada anak Alergi Susu Sapi (ASS) adalah dengan:
1. Enam
bulan pertama monitoring berat badan, panjang badan, kepatuhan diet pada usia,
1, 2, 4 bulan.
2. Enam
bulan kedua kehidupan, evaluasi berat badan, panjang badan, serta kepatuhan
pantang pada usia 6, 9, 12 bulan.
3. Setelah
usia 1 tahun, evaluasi pertumbuhan
setiap 6, 12 bulan.
Mom Chacha Thalib
dalam webinar online memberikan pengalamannya dalam memonitoring anaknya yang
mempunyai ASS dengan baik. Chacha Thalib memberikan nutrisi yang cukup untuk anaknya.
Juga, perhatian besar suaminya dalam ikut memonitoring anaknya dengan baik. Tetapi,
hal yang paling penting adalah orang tua perlu memahami tentang makanan yang
mempunyai dampak ASS. Menurut Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A. (K), berikut label
makanan yang mengandung protein susu sapi dan yang bisa dikonsumsi.
Label bahan yang tidak dan mengandung susu sapi (Sumber: Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A. (K))
Jadi, anak dengan Alergi Susu Sapi (ASS) bisa tumbuh dan kembang dengan baik. Asalkan, orang tua memahami benar kebutuhan anak ASS dengan nutrisi yang tepat. Orang tua perlu memonitoring anak ASS secara cermat, karena jika tidak, anak ASS berpotensi timbulnya stunting.
2 comments for "Cara Mencegah Timbulnya Stunting Pada Anak Alergi Susu Sapi (ASS) Agar Tumbuh Kembang Dengan Baik"