Mengintip Lauhul Mahfudz, Sebuah Blue Print dari Allah SWT
Keberadaan
galaksi di alam semesta ini sudah tercatat di Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz) (Sumber: Shutterstock)
“Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak
jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)" (Q.S. Al-An'aam: 59)
Ada harus mengimani tentang adanya qada dan qadar. Karena, qada dan
qadar tersebut telah tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). Ingat, manusia
bisa mengubah nasib, tetapi manusia tidak akan mampu mengubah takdir. Allah SWT
mempunyai maha kuasa atas segala makhluknya.
Konon, ada sebuah cerita lucu dan
unik. Cerita ini hanya sebagai lelucon belaka ya, jangan terlalu diambil serius. Parmin adalah sosok
anak muda yang giat dan rajin dalam mencari rejeki. Ia juga tidak lupa
melakukan sholat 5 waktu. Tetapi, meski ia rajin bekerja dan sholat, ia belum
juga dianugerahi jodoh yang baik sekaligus cantik.
Parmin hampir putus asa. Karena, ia tidak mungkin mendapat jodoh pintar, cantik
dan sholihah. Padahal,
dalam Lauhul Mahfudz tertulis, Parmin akan bertemu jodohnya di Makkah Al
Mukarromah ketika sedang berhaji. Parmin akan berkenalan dengan sebuah
keluarga Bapak dan ibunya yang membawa haji anak ceweknya. Keluarga tersebut
terkesima dengan Parmin karena fasih berbahasa Arab dan sedang menempuh
pendidikan S3 di Arab Saudi. Begitulah kira-kira Lauhul Mahfudz mencatat
sekilas perjalanan Parmin.
Tetapi, pada kenyataannya Parmin hampir putus asa, jika bicara masalah
jodoh. Padahal, Parmin anak yang rajin dan pintar, serta rajin ibadah. Parmin
seringkali mengeluh tentang nasib hidupnya. Bahkan, dalam doanya terkesan
ragu-ragu atas ketetapan Allah SWT.
“Ya
Allah ya Tuhanku. Hamba sudah berusaha sebaik mungkin. Hamba selalu berdoa ketika
menyembah dan menyebut nama-MU. Tetapi, nasib jodoh saya belum terlihat juga.
Ya Allah, bolehkah saya mengintip (Lauhul Mahfudz) barang sejenak untuk
mengetahui catatan perjalanan hidup saya” doa Parmin dalam ibadahnya.
Singkat cerita, Allah SWT memberikan iradatnya kepada Parmin untuk mengintip
catatan perjalanannya dalam hitungan sepersekian detik triliun tahun cahaya.
Dan, Parmin sempat membaca sekilas tulisan perjalanan hidupnya. Ia sempat membacanya:
“Hai
Parmin, kamu harus rajin ibadah. Kamu harus fokus urusan akhirat. Masalah dunia
….”
Parmin gembira sekali. Berterima kasih kepada Allah SWT dalam setiap
doanya. Ia memahami kalimat yang ia baca dari (Lauhul Mahfudz). Bahwa, ia harus fokus masalah
ibadah (akhirat) saja, tidak perlu tenggelam dalam masalah dunia.
Setelah membaca sekilas perjalanan hidup tersebut, Parmin rajin ibadah. Yang
tadinya, ia rajin bekerja untuk bekal melanjutkan S2, kini dikesampingkan.
Karena, Parmin beranggapan bahwa dengan melanjutkan pendidikan ke tingkat S2,
dia tidak menjamin mendapatkan istri yang baik, pintar dan sholihah.
Akhirnya, Parmin hanya rajin ibadah dan doa saja. Untuk kebutuhan dunia,
ia mengandalkan sebuah keajaiban. Celakanya, dengan menunggu datangnya rejeki
tanpa bekerja, maka rejeki tidak datang juga pada diri Parmin.
Akhirnya, Parmin sering ngutang kepada saudara dan temannya untuk biaya
hidup dan makan. Bahkan, Parmin berani ngutang di Pinjol, karena terdesak
kebutuhan hidup. Malang tak dapat ditolak, Parmin menjadi buruan debt collector pinjol, karena tidak mampu
membayar tagihan. Alhasil, Parmin masuk penjara. Di dalam penjara, Parmin
menyesali hidupnya karena tidak mau bekerja. Ia bertobat kepada Allah SWT.
Padahal, kenyataannya, Parmin salah mengartikan apa yang tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). Yang
dimaksud di Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz) adalah Parmin jangan berhenti
ibadah dan bekerja (akhirat dan dunia berjalan seimbang).
Parmin ditakdirkan akan melanjutkan kuliah S3 di Arab Saudi karena beasiswa full funded. Dan, di Makkah Al Mukarromah inilah, kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz) telah mencatat jodohnya Parmin yang cantik, pintar dan sholihah. Bahkan, wanita tersebut anak saudagar kaya.
Tetapi, karena Parmin tidak sabar dan ragu akan kehendak Allah. Maka, Parmin selalu salah mengartikan apa yang telah ditakdirkan Allah. Allah SWT tidak akan memberikan cobaan kepada manusia yang melebihi batas.
Padahal, hidup harus selalu optimis atas kondisi yang ada. Allah Maha Berkehendak kepada setiap makhluknya. Percayalah, Allah telah mencatatkan perjalanan hidup Parmin dan makhluk alam semesta di Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). Ibarat kata, Lauhul Mahfudz bagai Blue Print (Cetak Biru) Allah SWT atas alam semesta dan seluruh seisinya. Tidak ada satu kejadian pun di alam semesta ini yang luput dari sifat Maha Tahunya Allah. Subhanallah.
2 comments for "Mengintip Lauhul Mahfudz, Sebuah Blue Print dari Allah SWT"
Kita memang harus tawakal dan bersabar dalam hal jodoh dan urusan lainnya. Kita harus berusaha dan berdoa karena Allah SWT sangat sayang hambanya yg berjuang di jalanNYA.