JIKA PARTA-PARTAI POLITIK MENCARI SELAMAT DI TAHUN POLITIK 2014
JIKA
PARTA-PARTAI POLITIK MENCARI SELAMAT
DI
TAHUN POLITIK 2014
Oleh
Casmudi, S.AP
Rekam jejak partai-partai politik
yang ada sekarang ini membuat kita mengelus dada. Hal ini disebabkan banyak
kader dari partai-patai politik yang
satu persatu bergelimpangan. Terseret dari berbagai kasus besar yang menghiasi
wajah media, baik lokal maupun nasional. Masyarakat dipertontonkan berbagai kasus yang
menjerat partai politik beberapa tahun
belakangan ini.
Partai Demokrat dihempas kasus besar,
seperti Kasus
pembangunan Wisma Atlet di Palembang. Kasus ini melibatkan
mantan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, Mantan Menpora Andi Alfian Mallarangeng yang
juga mantan anggota Dewan Pembina PD Mantan Bendahara PD M. Nazaruddin dan
mantan Wasekjen PD, Angelina Sondakh.
Di tubuh Partai Golkar, terdapat
kasus pengadaan kitab suci Al Quran di Kementrian Agama. Kasus ini melibatkan
kader partai Golkar, Zulkarnaen Djabar. Anggota DPR Partai Golkar daerah pemilihan
Jabar V ini divonis 15 tahun penjara. Putranya Dendy yang juga kader Partai
Golkar juga divonis 15 tahun penjara. Partai Golkar semakin dibuat tidak nyaman
setelah muncul kasus tertangkap tangannya M. Akil Mochtar, Ketua Mahkamah
Konstitusi dalam kasus suap Pilkada Bupati Lebak, Banten. Perlu diketahui,
bahwa Akil Mochtar sebelum menjadi Ketua MK (Mahkamah Kontitusi) adalah kader
partai Golkar dan pernah menjadi anggota DPR selama 3 periode. Kasus suap dalam sengketa Pilkada Bupati Lebak
tersebut melibatkan Tubagus Chaeri Wardana (Wawan). Wawan adalah adik Gubernur
Banten, Ratu Atut Choisyah. Selain sebagai Gubernur Banten, Ratu Atut adalah
tokoh perempuan Partai Golkar.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
dihantam kasus impor daging sapi. Kasus ini melibatkan Presiden PKS M. Lutfhi
Hassan yang akhirnya ditangkap dan dipenjara.
Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) tertimpa kasus yang melibatkan 15 kader partai terlibat
dalam kasus korupsi pemilihan Deputy Gubernur Bank Indonesia (BI) di antaranya
Panda Nababan, Dudhi Makmun Murod, Agus Chondro dan Willem Tutuarima.
Partai Amanat Nasional (PAN) diserang kasus dugaan pemerasan PT. Merpati
Airlines yang menyeret nama kadernya, M Hatta atau yang biasa dipanggil Charlie.
Di tingkat daerah ada Kasus korupsi
asuransi fiktif ini diduga merugikan APBD Semarang 2003 hingga Rp. 1,8 miliar.
Kasus ini menyeret Djunaedi, Ketua Majelis Pertimbangan DPD PAN Kota Semarang
yang sehari-hari menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Semarang. Selain Djunaedi, kasus
ini juga menyeret anggota Komisi C DPRD Kota Semarang AY Sujianto dan tiga
mantan anggota DPRD Semarang Sriyono, Elvi Zuhroh, dan Purwono Bambang Nugroho.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
ditimpa dugaan skandal seks anggota FKB
DPRD Jatim Ahmad Nawardi dengan seorang janda asal Jember, Jawa Timur.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
didera Kasus korupsi proyek pengadaan Alquran Rp. 35 miliar yang di tangani
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus ini menyeret salah seorang anggota
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI yang membahas anggaran tersebut adalah politisi
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) asal Sumatera Utara, Hasrul Azwar.
Kejadian-kejadian korupsi yang
menimpa beberapa partai tersebut memberikan keuntungan besar bagi partai
politik peserta Pemilu 2014 lainnya, seperti Partai Gerindra, Partai Hanura, Partai Nasdem, PKPI dan PBB yang
belum atau tidak terseret berbagai kasus yang menjerat para kadernya. Tapi, menurut peribahasa “tak ada gading yang tak retak”
memberikan kepercayaan diri bagi partai politik yang telah tersangkut berbagai
kasus (baca: korupsi) untuk merehabilitasi dirinya. Partai-partai politik yang
ada pun mencari selamat dengan maksud mendulang suara rakyat di tahun politik
2014. Berbagai program pun diluncurkan melalui berbagai media. Iklan-iklan yang
memberikan harapan rakyat, bertebaran di berbagai media, baik surat kabar,
elektronik maupun media sosial. Meskipun
pada saat nantinya, harapan rakyat yang pernah dijanjikan bersifat semu alias
fatamorgana. Setidaknya partai politik tersebut berusaha memberikan pencitraan
diri secara positif terhadap masyarakat.
Apakah pencitraan diri tersebut ampuh atau tidak, suara rakyat di Pemilu 2014
yang menentukan.
“Ayo memilih untuk Indonesia”.
*) Diolah dari berbagai sumber
Post a Comment for "JIKA PARTA-PARTAI POLITIK MENCARI SELAMAT DI TAHUN POLITIK 2014"