Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Seni Burok dan Tradisi Membangunkan Sahur



Membangunkan orang untuk makan sahur dengan 
obrok Burok (Sumber: tempo.co) 




Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di mana, perintah puasa di bulan Ramadhan adalah wajib bagi orang-orang yang beriman. Perintah puasa juga diwajibkan bagi umat terdahulu. Namun, perbedaan puasa umat Islam dengan umat-umat terdahulu adalah terletak pada makan sahur.
Makan Sahur adalah hal yang disarankan bagi orang yang berpuasa. Mengapa? Karena, waktu sahur merupakan waktu yang banyak menebarkan barokah. Itulah sebabnya, banyak orang yang berusaha untuk berbuat kebaikan saat sahur.

Berkah Waktu Sahur
Salah satu hal yang menarik untuk dilakukan waktu sahur adalah membangunkan orang untuk melakukan makan sahur. Dan, membangunkan orang untuk melakukan makan sahur merupakan salah satu keberkahan waktu sahur  di bulan Ramadhan.
Perlu diketahui bahwa, tradisi membangunkan orang untuk makan sahur telah ada sejak jaman dulu seperti di daerah Timur Tengah. Bahkan, tradisi membangunkan orang untuk makan sahur  mulai semarak era Dinasti Abbasiyah. Selain seruan muadzin, ada juga tradisi menggunakan dentuman  meriam seperti yang pernah terjadi pada masa kekhalifahan Mamluk pada tahun 865 Hijriyah.
Di Arab Saudi, dalam Rihlah Ibnu Bathutah (1829), petualang bernama lengkap Muhammad Bin Abdullah Bin Bathuthah menceritakan, meski tidak dijumpai dalam riwayat Nabi Muhammad SAW, namun sudah ramai di abad pertengahan.

"Jika datang waktu sahur, muadzin mengumumkan datangnya waktu sahur dari atas shauma'ah yang berada di sudut timur Masjidil Haram. Ia berdiri sembari mengingatkan penduduk Mekkah akan datangnya waktu sahur," tulis Bathutah.

Tahukah anda, di negeri kita sendiri bahwa salah satu Proklamator RI Mohammad Hatta atau Bung Hatta sempat mendengarkan orang yang membangunkan untuk makan sahur. Kalimat, “sahur, sahur, sahurrr …” membekas pada ingatan sang Proklamator RI sebelum beliau menemani Bung Karno membacakan Prolamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di pagi harinya saat bulan Ramadhan. 

Obrok Burok
Setiap tempat di dunia khususnya di Indonesia mempunyai tradisi yang berbeda-beda untuk membangunkan orang makan sahur. Salah satu tradisi membangunkan orang sahur yang unik adalah tradisi obrok burok yang ada di daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa khususnya di Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Obrok burok yang tidak lain merupakan kesenian burok sudah ada sejak lama di kawasan Pantura.


Burok khas Losari Brebes Jawa Tengah Indonesia 
(Sumber: rosacollection)


Daerah Pantura yang dikenal dengan ciri khas musik tarling (gitar dan seruling) mempunyai tradisi Obrok Burok yang menarik perhatian setiap kalangan. Obrok Burok sendiri merupakan seni budaya yang berawal dari Bedawang Cirebon Jawa Barat. Kesenian ini berupa boneka besar layaknya ondel-ondel khas DKI Jakarta yang berisi orang di dalamnya. Yang membedakannya adalah model bonekanya yang berupa burok atau kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra dan Mi’raj ke Sidratul Muntaha.



Seni Burok banyak ditanggap atau didatangkan dalam 

hajatan khususnya sunatan (Sumber: infobudaya.net)


Menurut laman infobudaya.net menjelaskan bahwa Seni Burok adalah salah satu kesenian rakyat yang sangat terkenal dan digemari di kalangan masyarakat Brebes dan sekitar Cirebon. Seni Burok merupakan bentuk sinkretis yang merupakan tradisi Badawang dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat. Dalam tradisi ini, mereka membawa patung orang-orangan besar atau makhluk seperti raksasa yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain kostum dan dilengkapi topeng atau ukiran wajah dan kepala. 
Bukan sekedar mengambangkan seni budaya, tetapi Obrok Burok  juga mempunyai tujuan ganda yaitu ikut mensyiarkan ajaran agama Islam. Masyarakat semakin memahami tentang perjalanan relegius Rasulullah dengan menggunakan kendaraan Buroq atas ijin Allah SWT. Kesenian Burok   sendiri sering “ditanggap” atau diundang dalam acara hajatan. Biasanya dalam acara sunatan.


kesenian burok khas brebes pantura 
(Sumber: Samingun Sentana)


Dan, seni Burok tampil bukan hanya sendiri, tetapi tampil 2 macam dan sering ditemani boneka model lain seperti harimau atau singa. Untuk menyemarakan kesenian tersebut maka seni Burok dilengkapi dengan musik dangdut tarling dan penyanyi. Perlengkapan musiknya tidak berbeda jauh dengan yang diusung banyak band nasional. Bedanya, genre musik yang dibawakan lebih ke musik traling khas Pantura.
Perlu diketahui bahwa Obrok Burok jika di Kabupaten Brebes bagian barat seperti Kecamatan Tanjung, Bulakamba dan Losari justru lebih dikenal sebagai “Umbul Burok”. Saat bulan Ramadhan, kehadiran Obrok Burok  banyak ditunggu oleh masyarakat menjelang makan sahur. Saya sendiri pernah mengikuti obrok Burok saat tinggal di kampung halaman. Berbagai lagu khas Cirebonan sangat mendominasi sepanjang perjalanan. Ketika obrok Burok lewat perkampungan maka banyak masyarakat yang bangun.
Bukan hanya musik dangdut yang bisa membangunkan banyak orang. Tetapi, lengkingan suara khas penyanyi dalam menyanyikan cengkok musik Cirebon sangatlah khas. Lagu-lagu yang dibawakan juga yang sedang hits atau dinyanyikan oleh penyanyi yang sedang tenar seperti Aas Rolani dan lain-lain.   
  

Obrog Puasa Pantura, Bangunkan Sahur Dgn 
Organ Dangdut Pantura Keliling (Sumber: Info Channel 24)


Percaya atau tidak, acara hajatan khsususnya sunatan di daerah Pantura tidak lengkap rasanya jika tidak mendatangkan kesenian burok. Bila perlu bisa mendatangkan penyanyi hits Cirebonan untuk mendendangkan musik khas dangdut Panturaan.
Itulah sebabnya, kehadiran Obrok Burok tidak berbeda jauh seperti kehadiran musik tarling di pagi hari. Obrok Burok sudah menjadi tradisi sejak saya masih kecil hingga sekarang. Bukan itu saja, Obrok Burok juga sangat membantu membangunkan orang untuk makan sahur. 
Bahkan, ketika obrok burok masih jauh, banyak orang yang sudah berdiri menunggu kehadirannya di pintu rumah masing-masing. Jika masyarakat berkenan atau mempunyai rejeki lebih maka obrok burok akan tampil di rumah secara khusus secara rutin (setiap malam) selama bulan Ramadhan.
Tradisi Obrok Burok betul-betul ngangenin. Ada pepatah Pantura, “ora krasa wulan Romadhon lamon ora nana Umbul Burok” (tidak terasa bulan Ramadhan jika tidak ada Obrok Burok).

  

Referensi :





Artikel ini juga tayang di Kompasiana

Post a Comment for "Seni Burok dan Tradisi Membangunkan Sahur"