Para narasumber yang hadir dalam peluncuran produk baru Prudential Indonesia. Ki-ka: dr. Gede Pande Sastrawan, Sp.PD., Sheila Widya Nanda, Manger Stategic Product Management Prudential Indonesia , Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia Jens Reisch (Sumber: dokumen pribadi)
Perkembangan era digital kian meningkat. Kondisi ini digunakan sebagai sarana untuk melakukan pengenalan sebuah informasi lebih mendalam. Salah satunya adalah pengenalan bisnis asuransi. Dunia asuransi mulai dilirik banyak orang. Meskipun, perlu peningkatan awareness masyarakat lebih baik.
Itulah sebabnya, salah satu perusahaan asuransi
PRUDENTIAL INDONESIA sangat jeli untuk melakukan penetrasi pasar. Bukan hanya secara konvensional, tetapi PRUDENTIAL INDONESIA kian intens melakukan pengenalan dunia asuransi melalui ranah digital. Langkah bagus, PRUDENTIAL INDONESIA menyelenggarakan acara dengan mengundang berbagai media berbasis online dan para blogger. Sekaligus, PRUDENTIAL INDONESIA mengenalkan produk terbaru yaitu
PRUCritical Benefit 88. Acara tersebut digelar di Harris Hotel & Residence Sunset Road Badung Bali.
Penetrasi Prudential Indonesia
Sebagai informasi bahwa PRUDENTIAL INDONESIA bagian dari Prudenstial Plc, yang berkantor pusat di London, telah melayani lebih dari 26 juta nasabah di seluruh dunia selama 170 tahun. Prudential Corporation Asia (PSA), yang telah beroperasi selama 95 tahun, telah membantu 15 juta nasabah di 12 pasar di seluruh wilayah Asia. Di Indonesia sendiri, Prudential Indonesia telah beroperasi selama 23 tahun dan melayani lebih dari 2,3 juta nasabah dengan berbagai produk yang menguntungkan untuk masa depan. Dan, didukung oleh lebih dari 277.000 tenaga pemasar berlisensi.
President Director Prudential Indonesia Jens Reisch menyatakan bahwa akselerasi pasar yang dilakukan oleh Prudential Indonesia di berbagai lini. Bukan hanya tagline “Always Listening. Always Understanding” yang berubah menjadi “Listening. Understanding. Delivering”. Tetapi, Prudential Inodnesia juga kian gencar melakukan sosialisasi dunia asuransi melalui ranah digital yang berbarengan dengan peluncuran produk baru.
President Director Prudential Indonesia Jens Reisch (Sumber: dokumen pribadi)
Prudential Indonesia sangat memahami bahwa pendekatan terhadap masyarakat khususnya nasabah akan selalu ditingkatkan. Itulah sebabnya, tagline tambahan “delivering” kini menjadi semangat untuk selalu dekat dengan nasabah. Dengan pendekatan yang kuat, hangat dan berkelanjutan. Dampaknya, pada kuartal III Tahun 2018 lalu, Prudential Indonesia telah mengumpulkan dana nasabah hingga Rp 20 triliun.
Penyakit Kritis
Peluncuran produk terbaru Prudential Indonesia yang bernama PRUCritical Benefit 88 menghadirkan narasumber yang berkompeten. dr. I Gede Pande Sastrawan, SpPD-Finasim, dokter spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospital (RS Siloam Bali) menjadi pembicara yang luar biasa. Materi yang dipaparkan “Critical Illness” berisi tentang penyakit dalam khususnya penyakit kritis.
dr. I Gede Pande Sastrawan, SpPD-Finasim (Sumber: dokumen pribadi)
Penyakit kritis masih menjadi hal yang menakutkan setiap orang. Perlu diketahui bahwa penyakit kritis tersering dialami masyarakat adalah 1) Stroke; 2) Serangan jantung; 3) Kanker; dan 4) Gagal Ginjal Kronis. Penyakit yang masuk dalam kategori Penyakit Tidak Menular (PTM) telah banyak memakan korban hingga kematian. Bahkan, jumlah korban juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Menarik, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Departemen Kesehatan menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Sebagai contoh, berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Berikut, prevalensi salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM), yaitu STROKE.
Prevalensi Stroke berdasarkan Riskesdas tahun 2018 (Sumber: bahan presentasi dr. I Gede Pande Sastrawan, SpPD-Finasim)
Apa sih yang menyebabkan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut? Ternyata, kenaikan prevalensi ini berhubungan erat dengan “POLA HIDUP” hidup, antara lain: merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur. Healthy lifestyle (gaya hidup sehat) sangat ditekankan untuk mengurangi ancaman dari Penyakit Tidak Menular (PTM). Beberapa pola hidup sehat yang bisa dilakukan adalah: 1) Mengatur pola makan dengan gizi seimbang; 2) Olahraga teratur dan istirahat cukup; 3) Menghindari rokok, alkohol dan NAPZA; 5) Perilaku seksual yang sehat; 6) Berpikir positif dan hindari stress; 6) Mengupayakan lingkungan yang sehat; dan 7) Melakukan Check-up kesehatan secara rutin.
Pola hidup sehat (Sumber: bahan presentasi dr. I Gede Pande Sastrawan, SpPD-Finasim)
Pola hidup sehat tersebut harus disiasati dengan perilaku “CERDIK” yaitu: C (Cek kondisi kesehatan secara berkala), E (Enyahkan asap rokok), R (Rajin Aktifitas Fisik), D (Diet sehat dengan kalori seimbang), I (Istirahat yang cukup), K (KIendalikan Stress). Cerdik mengatasi kesehatan tubuh anda agar terhindar dari berbagai macam penyakit khususnya penyakit kritis.
Perilaku CERDIK untuk menjaga kesehatan (Sumber: bahan presentasi dr. I Gede Pande Sastrawan, SpPD-Finasim)
PRUCritical Benefit 88
Penyakit kritis menjadi ancaman bagi siapa saja. Itulah sebabnya, Prudential Indonesia mengeluarkan produk baru yang erat berhubungan dengan penyakit kritis, PRUCritical Benefit 88. Merujuk pada World Health Organization (WHO) yang mengungkapkan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan menjadi penyebab 73% penyebab kematian di Indonesia.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 Kementerian Kesehatan, prevalensi berbagai PTM seperti kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, dan hipertensi mengalami kenaikan. Hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%, prevalensi stroke naik 7% menjadi 10,9% , penyakit ginjal kronis naik dari 2% menjadi 3,8%, dan prevalensi kanker naik dari 1,4% menjadi 1,8%.
Mengejutkan sekali karena PTM juga berpotensi menyebabkan kesulitan keuangan. Penelitian “ASEAN Cost in Oncology” (ACTION) mengungkapkan bahwa dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut, hampir 50% mengalami kebangkrutan, dan 29% meninggal dunia. Penelitian dilakukan dari 2014 sampai 2015. Oleh sebab itu, untuk melindungi pasien dan keluarganya dari dampak keuangan akibat penyakit kritis, Prudential Indonesia meluncurkan PRUCritical Benefit 88.
Jens Reisch President Director Prudential Indonesia, mengatakan, “Berjuang melawan penyakit kritis sangat menguras emosi serta fisik pasien dan keluarganya dan dapat mengganggu perencanaan keuangan. Melalui PRUCritical Benefit 88, Prudential berharap bisa memberikan ketenangan pikiran pada nasabah dan keluarganya. Nasabah dapat memanfaatkan uang perlindungannya untuk membantu biaya pengobatan rumah sakit, dan juga biaya hidup. Produk ini melengkapi portofolio solusi kesehatan dan proteksi Prudential karena kami terus melayani kebutuhan nasabah yang terus berubah. Kami percaya PRUCritical Benefit 88 dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia dalam mengantisipasi dan mengelola dampak keuangan yang ditimbulkan oleh penyakit kritis”.
Sedangkan, Sheila Widya Nanda, Manger Stategic Product Management Prudential Indonesia menegaskan bahwa produk PRUCritical Benefit 88 sangat bermanfaat bagi siapa saja. Untuk melindungi dampak keuangan dan penyakit kritis.
Sheila Widya Nanda, Manger Stategic Product Management Prudential Indonesia (Sumber: dokumen pribadi)
PRUCritical Benefit 88 memberikan jaminan yang menguntungkan bagi nasabah terhadap penyakit kritis. Adapun, proteksi yang bisa dijamin dari produk PRUCritical Benefit 88 adalah:
1. Perlindungan komprehensif untuk meninggal atau 60 kondisi kritis tahap akhir , tanpa periode masa bertahan hidup (survival period)
2. 10% Uang Pertanggungan (UP) untuk angioplasty tanpa mengurangi UP PRUCritical Benefit 88 dengan maksimal Rp 200.000.000,-
3. 200% tambahn UP akan dibayarkan jika Tertanggung meninggal karena kecelakaan sebelum usia 70 tahun.
4. Perlindungan sampai usia 88 tahun dengan jangka waktu pembayaran premi yang dapat dipilih yakni selama 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun atau premi tunggal
Bukan hanya proteksi terjamin, tetapi, dengan produk PRUCritical Benefit 88, Uang Pasti Kembali seperti:
1. 100% Uang Pertanggungan (UP) akan dibayarkan bila Tertanggung Utama masih hidup dan polis masih aktif hingga usia 88 tahun; atau
2. Jaminan manfaat 100% pengembalian premi pada tahun Polis ke-20. Jika nasabah memilih pengembalian premi, maka polis terakhir
“Kehadiran PRUCritical Benefit 88 sejalan dengan brand baru Prudential yaitu “Listening. Undestanding. Delivering” serta focus “We Do Health”. Melalui komitmen baru ini, kami mempertegas tujuan perusahaan untuk selalu mendampingi nasabah dalam setiap tahap kehidupan” (Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia)
Akhirnya, melindungi diri dan keluarga dari dampak keuangan dan penyakit kritis adalah pilihan yang baik. Ancaman penyakit kritis tidak bisa anda hindari. Pola hidup sehat adalah salah satu cara untuk menghindari penyakit kritis tersebut. Namun, masa depan kesehatan baik di masa muda dan tua (pensiun) nanti menjadi pertaruhan nyawa. Oleh sebab itu, memilih proteksi yang bisa menjamin diri dan keluarga menjadi pilihan cerdas. PRUCritical Benefit 88 menjadi solusi yang bisa anda lakukan demi jaminan keszehatan di masa mendatang.
Kami adalah orang-orang yang melakukannya (Sumber: dokumen pribadi)
Untuk keterangan lebih lanjut, bisa hubungi:
Nini Sumohandoyo
Corporate Communication & Sharia Director
PT Prudential Life Assurance
Prudential Tower Jl. Jend. Sudirman Kav. 79 Jakarta 12910
Phone: 021 2995 8888
Fax: 021 2995 8855