PENGALAMAN UNIK! NGINAP DI LAPANGAN MARKAS TENTARA UNTUK MENDAPATKAN NOMOR ANTRIAN VAKSINASI COVID-19
Menginap di lapangan markas tentara
demi mendapatkan nomor antrian vaksinasi Covid-19 (Sumber dokumen pribadi)
Pemerintah
Indonesia memberlakukan PPKM Level 3-4, sebagai perpanjangan dari program
sebelumnya yaitu PPKM Darurat Jawa dan Bali. Sebagai warga negara yang baik,
kita harus patuh atas regulasi pemerintah. Tentu, demi kebaikan masyarakat.
Untuk menekan penyebaran Covid-19 makin meluas. Apalagi, ada varian Covid-19
yang lebih ganas seperti varian Delta.
Namun,
apapun munculnya varian baru tersebut, hal yang meski dilakukan adalah masyarakat
meski mempunyai imunitas (kekebalan tubuh). Maka, Pemerintah menggalakan
vaksinasi dengan tujuan untuk menimbulkan kekebalan tubuh masyarakat terhadap
ganasnya penyebaran Covid-19.
Khususnya
di Provinsi Bali sebagai tempat destinasi pariwisata. Maka, program vaksinasi
menjadi hal yang sangat penting. Dimulai dengan orang nomor satu Gubernur Bali
I Wayan Koster dan Wakil Gubernur Cok Ace. Kemudian, menyusul jajaran penting
di tingkat Provinsi Bali. Selanjutnya, vaksinasi digencarkan untuk para pelayan
publik seperti birokrasi, pelaku pariwisata dan lain-lain.
Bahkan,
program vaksinasi mulai intensif di berbagai Puskesman dan berbagai banjar di
seluruh Bali. Menarik, untuk warga pendatang atau yang ber-KTP luar Bali. Maka,
pemerintah menunjuk tempat khusus untuk vaksinasi seperti RSU Sanglah, RS AD
Uddayana dan lain-lain.
MENGINAP DI LAPANGAN MARKAS TENTARA
Kebetulan,
RS AD yang terletak di dekat pusat perbelanjaan Tiara Dewata paling dekat
dengan tempat tinggal saya. Maka, saya pun mencari informasi, bagaimana caranya
agar bisa vaksinasi di RS AD tersebut. Karena, peminatnya yang sangat
membludak, maka pihak penyelenggara memberikan pelayanan bagi masyarakat dengan
syarat HARUS MEMPUNYAI NOMOR ANTRIAN.
Jujur,
untuk mendapatkan nomor antrian vaksinasi tersebut tidaklah mudah seperti
membalikan telapak tangan. Atau, anda datang, dapat antrian dan langsung
vaksinasi. Tidak semudah itu Ferguso!
Pihak
penyelenggara menyediakan jatah nomor antrian sebanyak 600 orang. Untuk menghindari
aksi berebut, maka penyelenggara benar-benar membuat solusi cerdas. Di lapangan
KESDAM/1X Udayana, samping RS AD Udayana telah disediakan 600 kursi yang
tersedia di lapangan milik intansi tentara tersebut. Kursi-kursi diatur dengan
jarak sesuai protokol kesehatan (prokes).
Untuk
mendapatkan nomor antrian, maka siapapun boleh menduduki kursi yang ada. Siapa
cepat dialah yang akan dapat. Jangan kaget, untuk mendapatkan nomor
antrian, maka saya bela-belain datang pukul 10 malam minggu tanggal 17
Juli 2021 lalu.
Ngeri-ngeri
sedap, ternyata 2/3 dari kursi yang ada telah diduduki orang. Pikir saya, ini
orang pada ngantri jam berapa ya? Jika, kuota 600 orang sudah terpenuhi,
maka pintu gerbang markas tentara tersebut akan ditutup. Setiap 10 menit, para
petugas dari unsur tentara mengecek okupansi (kuota) yang telah
tersedia. Dan, pukul 01 dinihari, kuota 600 orang telah terpenuhi. Gila!
Perlu
diketahui bahwa proses pembagian kartu nomor antrian vaksinasi Covid-19
tersebut dimulai pukul 05.30 pagi. Dengan demikian, saya beserta anggota
keluarga dan ratusan orang harus menginap di lapangan markas tentara, dalam
posisi duduk di kursi yang telah disediakan.
Namun,
menunggu waktu pembagian nomor antrian sangatlah membosankan di area yang
benar-benar minim penerangan. Namun, saya katakan gelap gulita. Hanya sorot
lampu dari bangunan sekitar dan lampu smartphone para pengantri. Saya
tidak bisa membayangkan, jika malam itu terjadi turun hujan yang deras. Betapa
kroditnya suasana malam yang gelap tersebut.
Bersyukur,
Allah SWT sayang, maka malam itu sungguh cerah. Semalaman, saya tidak bisa
tidur, hanya menikmati bintang-bintang di langit. Saya melihat banyak orang
yang rebahan atau tiduran di samping kursi yang diduduki. Bahkan, ada yang
memang prepare dengan membawa tikar untuk tidur. Berbagi kondisi para
pengantri menunggu datangnya pagi menjadi pemandangan menarik.
Saya
merasakan malam itu seperti proses Jurit Malam saat SMA dulu. Petugas tentara
selalu mengingatkan, agar kursi yang telah diduduki jangan ditinggal pergi.
Sebab, jika dalam waktu tertentu tidak bertuan (tidak ada orangnya), maka kursi
tersebut akan menjadi milik orang lain. Yaitu, orang-orang yang mengadu nasib
dengan menunggu di luar pintu gerbang markas tentara.
Saya
masih ingat pesan petugas pos jaga, saat saya bertanya tentang prosedur untuk
mendapatkan nomor antrian vaksinasi.
“Kalau bapak mau pergi, minta tolong
saudara atau anak untuk duduk di kursi yang anda miliki. Kalau tidak, orang lain
bisa saja menduduki kursi yang telah anda incar”.
Maka,
ada saja adegan lucu selama menunggu nomor antrian tersebut. Di mana, sebuah
kursi tidak bertuan. Namun, yang ada justru sebuah helm yang nagkring di kursi
tersebut. Alhasil, menjadi bahan lelucon petugas tentara, yang disambut gelak
tawa ratusan para pengantri nomor antrian.
“Ini kursi, yang mau vaksinasi orangnya
kok gak ada. Yang ada hanyalah helm. Berarti yang mau vaksinasi helm ini ya”
PEMBAGIAN KARTU NOMOR ANTRIAN
Malam
itu, saya sempat memejamkan mata. Namun, tanpa terasa waktu sudah menunjukan
pukul 04.30 pagi. Suara petugas tentara dengan megaphone mengusik
keheningan ratusan orang dalam berbagai posisi. Ada yang tidur, ngantuk, mainin
smartphone dan lain-lain.
“Bapak-bapak, ibu-ibu, sekarang waktu
menunjukan pukul setengah 05 pagi. Tolong semua dalam posisi duduk di kursi.
Atur semua kursi sesuai barisannya dan bersihkan sampah yang ada di sekeliling
anda. Tadi sore dalam kondisi bersih, maka pagi ini saya minta dalam kondisi
bersih juga. Saya kasih waktu sampai pukul 05 pagi, untuk bapak dan ibu jika
mau pergi ke kamar mandi. Setelah itu, semua dalam posisi di kursinya
masing-masing. Ketika, kursi dalam kondisi kosong, maka berarti anda tidak akan
mendapatkan nomor antrian. Ingat, semua yang ada di sini pasti mendapatkan
nomor antrian, nanti tidak usah berebut”
Maka,
menjelang pukul 05 pagi. Jalan yang gelap menuju toilet (dalam bentuk mobil)
dipenuhi dengan orang hilir mudik. Meskipun, gelap gulita, saya merasakan
kenyamanan. Karena, saya yakin bahwa orang-orang yang ada pasti mempunyai niat
baik untuk mendapatkan nomor antrian vaksinasi. Itulah sebabnya, petugas
tentara sudah wanti-wanti tidak akan menanggung segala barang yang
hilang. Karena, menjadi tanggung jawab masing-masing orang.
Tepat
pukul 05.30 pagi, kartu nomor antrian benar-benar dibagikan. Meskipun, kondisi
lapangan markas tentara tersebut dalam kondisi gelap. Menarik, proses pembagian
kartu nomor antrian tersebut dibagi oleh petugas tentara. Dan, dikawal dan
dijaga oleh beberapa tentara juga, seperti pihak Provost.
Tentu,
hal ini bertujuan untuk menimbulkan keamanan dan kenyamanan. Dan, mencegah aksi
berebut nomor antrian. Sungguh, pembagian kartu nomor antrian di pagi yang
gelap tersebut benar-benar tertib.
Setiap
orang yang sudah mendapatkan nomor antrian diwajibkan untuk meninggalkan
lapangan dan langsung pulang. Untuk mencegah kondisi kerumunan. Untuk
selengkapnya, anda bisa melihat video pengalaman saya berikut ini.
Pengalaman unik! Menginap di lapangan markas tentara untuk mendapatkan nomor antrian vaksinasi Covid-19 (Sumber: dokumen pribadi/Youtube)
Post a Comment for "PENGALAMAN UNIK! NGINAP DI LAPANGAN MARKAS TENTARA UNTUK MENDAPATKAN NOMOR ANTRIAN VAKSINASI COVID-19"