Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tiket Naik Candi Borobudur yang Mahal, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Candi Borobudur

Kawasan candi di Destinasi Super Prioritas (DSP) Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah (Sumber: shutterstock)

 

 

          Study Tour atau studi wisata ke Candi Borobudur saat masih SMP dulu, masih menjadi ritual rutin menjelang kenaikan kelas. Ya, Candi Borobudur masih menjadi magnet, agar siswa mau mempelajari sejarah peradaban bangsa.

          Kunjungan wisatawan yang datang ke Candi Borobudur sungguh fantastis. Namun, semakin melonjaknya jumlah kunjungan memberikan dampak yang menakutkan tentang kelestarian Candi Borobudur itu sendiri. Dengan tiket masuk sebesar Rp50 ribu untuk wisatawan lokal dan kekira Rp350 ribu untuk wisatawan mancangera. Maka, wisatawan bebas menjelajahi setiap sudut Candi Borobudur hingga lantai 10 atau puncak tertinggi. Meskipun, lantai 9 dan 10 Candi Borobudur sudah tidak boleh dinaiki pengunjung.

          Keberadaan Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah dibangun sejak abad ke-8 saat wangsa Syeilendra, pemerintahan Samaratungga. Pembangunan Candi Borobudur sebagai tempat pemujaan atau persembahyangan agama Buddha saat itu memakan waktu hingga 75 tahun.  Yang berlanjut hingga pemerintahan putri Samaratungga, Pramodyawardani.

          Keagungan Candi Borobudur diakui oleh UNESCO sebagai World Heritage (warisan dunia) sejak tahun 1991. Dengan demikian, Candi Borobudur tidak lagi menjadi milik Bangsa Indonesia. Tetapi, telah menjadi milik dunia. Dengan kata lain, kondisi Candi Borobudur akan menjadi perhatian dunia.

 

Naik Rp750 Ribu

          Kini, Candi Borobudur menjadi perbincangan publik dikarenakan wacana tiket naik Candi Borobudur akan berubah menjadi Rp750 ribu untuk wissatawan lokal dan $100 untuk wisatawan mancanegara. Tiket masuk Candi Borobudur tetap Rp50 ribu. Tetapi, pengunjung yang ingin naik ke bagian stupa akan dikenakan tarif Rp750 ribu. Wacana kenaikan tiket naik Candi Borobudur tersebut menjadi pro kontra netizen.

          Apalagi, setelah wacana tersebut diiyakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Di mana, sang menteri mengatakan, tiket masuk ke kawasan wisata Candi Borobudur akan dinaikkan. Pernyataan tersebut diunggah dalam akun instagram @luhut.pandjaitan pada 4 Juni 2022 lalu.

 

"Sambatan dalam bahasa jawa yang berarti gotong royong adalah prinsip yang kami pakai untuk bersama-sama mengembangkan konsep Candi Borobudur sebagai laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional. Dalam kunjungan pagi ini saya kembali menekankan sinergi antara konservasi dan pariwisata melalui mekanisme “’single authority agency" sehingga Borobudur bukan hanya menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas, tetapi juga destinasi wisata berkualitas.

Saya juga memastikan penerapan prinsip ekonomi biru, hijau, dan sirkular sudah mulai diterapkan sesuai dengan arahan Presiden @jokowi. Maka dari itu, mulai hari ini akan dilaksanakan uji coba penggunaan bus listrik sebagai shuttle bus kendaraan pariwisata. Rute perjalanan shuttle bus ini meliputi Borobudur-Malioboro-Prambanan. Dengan menggunakan kendaraan listrik dan EBT, saya rasa akan semakin mempertegas komitmen Indonesia dalam penggunaan energi ramah lingkungan.

Kami juga sepakat dan berencana untuk membatasi kuota turis yang ingin naik ke Candi Borobudur sebanyak 1200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5000 rupiah saja. Sedangkan untuk masuk ke Kawasan Candi akan akan tetap mengikuti harga yang sudah berlaku.

Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur, ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang."

 

          Dari postingan di atas memberikan pemahaman bahwa wacana kenaikan tiket naik Candi Borobudur bertujuan menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.

 

Pengikisan Bangunan Candi

          Penetapan tiket naik Candi Borobudur dikarenakan sistem kuota pengunjung setiap harinya sebanyak 1.200 orang. Dengan adanya Batasan kuota tersebut, maka sangat baik untuk melindungi bangunan Candi Borobudur atau konservasi demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.

          Perlu diketahui bahwa bangunan Candi Borobudur mulai mengalami penurunan dan pengikisan. Hal ini disebabkan karena adanya beban berlebih akibat kunjungan wisatawan. Konon, sejak tahun 1984, permukaan Candi Borobudur telah mengalami keausan hingga 5cm. Bukan hanya itu, kondisi permukaan Candi Borobudur pun telah turun atau amblas kekira 12 cm.  

          Sebagai informasi, jumlah kunjungan wisatawan yang menaiki Candi Borobudur sebelum pandemi Covid-19 rata-rata 10 ribu orang per hari. Sedangkan, selama pandemi, pengelola menutup akses naik ke Candi Borobudur. Pengunjung hanya terbatas sampai ke pelataran atau halaman candi.

          Kuota kunjungan wisatawan yang naik ke Candi Borobudur juga berperan penting untuk menghindari dari aksi nakal pengunjung. Konon, aksi vandalisme pengunjung sangat sulit dideteksi. Hal ini dikarenakan jumlah petugas yang terbatas, dibandingkan jumlah pengunjung. Aksi corat-coret adalah aksi pengunjung yang bisa merusak kelestarian Candi Borobudur.

          Bukan itu saja, aksi vandalisme yang mengkhawatirkan adalah keberadaan permen karet yang menempel pada bangunan Candi Borobudur. Permen karet tersebut sulit dihilangkan. Perlu kehati-hatian untuk membersihkan permen karet, agar tidak menimbulkan aus bangunan candi.

          Pengunjung juga banyak yang nakal dengan memegang, bersandar atau menginjak bangunan Candi Borobudur. Aksi ini, bukan hanya menimbulkan tingkat keausan atau pengikisan. Tetapi, bisa merusak atau mematahkan bangunan Candi Borobudur.

          Ketika, aksi vandalisme pengunjung yang berjumlah puluhan ribu tidak terkontrol. Maka, kelestarian bangunan Candi Borobudur akan menemui kekhawatiran yang tinggi. Dengan kata lain, pihak UNESCO mewanti-wanti agar pemerintah Indonesia mengambil tindakan penting keberadaan Candi Borobudur. Karena, Candi Borobudur bukan hanya sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP). Tetapi telah menjadi bukti tentang peradaban bangsa tempo dulu.

          Jika, keberadaan lansekap peradaban bangsa itu hilang. Maka, anak cucu di masa depan tidak akan lagi menikmati bukti nyata tentang peradaban tinggi bangsa Indonesia di abad ke-8.

          Dengan adanya tujuan menjaga kelestarian budaya nan agung Candi Borobudur. Maka, wacana tiket naik Candi Borobudur sebesar Rp750 ribu akan memantik jumlah kunjungan yang benar-benar ingin memahami sejarah.

          Namun, wacana tiket mahal tersebut justru mendapat sentilan dari Ketua Teravada Indonesia Biksu Pannyavaro. Bahwa, kenaikan tiket yang mahal akan memberikan efek yang luar biasa. Warga biasa khususnya warga sekitar Candi Borobudur yang benar-benar ingin memahami sejarah peradaban bangsa tempo dulu akan semakin kesulitan untuk naik ke Candi Borobudur.

 

Kesadaran Tinggi

          Saya pribadi memahami bahwa Pemerintah mempunyai tujuan baik untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur. Hal yang perlu dilakukan masyarakat Indonesia adalah meningkatkanya kesadaran akan kelestarian budaya. Perlu edukasi yang berkelanjutan bahwa Candi Borobudur adalah situs warisan dunia yang perlu dijaga kelestariannya. Hilangkan aksi-aksi vandalisme yang bisa merusak kondisi bangunan Candi Borobudur.

          Andai saja. wacana kenaikan tiket Candi Borobudur telah ditetapkan secara resmi. Maka, hal yang kita lakukan adalah perlu mendukung program pemerintah dalam menjaga kelestarian budaya. Namun, seandainya wacana tersebut dibatalkan atau ditunda, maka mari kita tingkatkan karakter kesadaran diri kita. Bahwa, kita meski bersama-sama menjaga kelestarian Candi Borobudur. 

        Ingat, kita berkunjung ke Candi Borobudur bukan hanya untuk berselfie ria dengan duduk, memegang, bersandar di bangunan candi. Tetapi, hendaknya kita belajar tentang peradaban nan agung tempo dulu. Mari belajar memahami sejarah bangsa. Candi Borobudur telah menampilkan lansekap budaya bangsa Indonesia tempo dulu.   


 

Post a Comment for "Tiket Naik Candi Borobudur yang Mahal, Apa yang Harus Kita Lakukan?"