Apa yang menarik dari
pengumuman Presiden Jokowi tentang Kabinet Indonesia Maju?
Salah satu hal yang
perlu dicatat adalah bertahannya Budi Karya Sumadi sebagai orang nomor satu di Departemen Perhubungan RI kembali dalam jajaran Kabinet
Indonesia Maju tahun 2019-2024.
Tentu, Presiden Jokowi mempunyai alasan yang kuat, mengapa Budi Karya Sumadi
tetap bertahan pada posisi Menteri Perhubungn RI.
Karena, gebrakannya dalam penerapan teknologi transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
Apalagi, jika mencermati pernyataan dari Presiden Jokowi, di mana semua
menteri wajib fokus pada delivered
ketimbang sent. Orientasi “Hasil”
sangat menentukan dibandingkan dengan “proses”. Mungkin, hal itulah yang menjadi
alasan dari Presiden Jokowi mempertahankan Budi Karya Sumadi, tetap menjadi Menteri
Perhubungan. Publik pun mengamini keputusan Presiden Jokowi tersebut. Namun,
bagi Presiden Jokowi sendiri bahwa sebuah keputusan yang terbaik sebagai
implementasi dari hak prerogatif Presdien.
Transportasi
Publik Idaman
Keberhasilan Budi
Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan di Kabinet Kerja yaitu mengembangkan
teknologi maju di bidang transportasi darat. Pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek menjadi
bukti sebagai proyek prestigious menerapkan
teknologi tinggi. Dan, menjadi harapan besar dalam pengembangan teknologi di
bidang perkeretaapian.
Seperti halnya transportasi
publik berupa MRT (Mass Rapid Transit)
Jakarta, pembangunan LRT Jabodebek
dibangun untuk mengurangi kemacetan lalul lintas. Karena, padatnya kendaraan
yang masuk kota Jakarta dari kota-kota satelit di sekitarnya. Bahkan, dengan
dibangunnya LRT Jabodebek bisa meminimalisir kemacetan di tol Jakarta –
Cikampek (Japek) dan Jagorawi.
Sebagai
informasi, estimasi
kerugian yang diakibatkan tingkat kemacetan yang tinggi di kawasan Jabodetabek
sebesar 65 triliun. Kerugian tersebut terbagi atas: 1) akibat tambahan bahan bakar
yang terbuang sebesar 28,1 triliun; dan 2) akibat tambahan waktu perjalanan
sebesar 36,9 triliun.
Oleh sebab itu, selain MRT Jakarta, maka LRT Jabodebek
menjadi solusi untuk mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas yang kian masif.
Menurut Wikipedia menyatakan bahwa Lintas Rel
Terpadu (LRT) Jabodebek merupakan sistem angkutan cepat dengan kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) yang dibangun
di Jakarta, dan terhubung dengan
kota-kota di sekitarnya seperti Bekasi dan Bogor.
Tarif yang akan dikenakan untuk setiap penumpang sebesar Rp 12.000,-. Tarif
tersebut merupakan tarif subsid dari tarif komersial sebenarnya sebesar Rp
25.000,-.
Dasar pembangunan LRT
Jabodebek yaitu penandatanganan dua (2) Peraturan Presiden (Perpres) Joko
Widodo pada tanggal 2 September 2015. Adapun, Peraturan Presiden (Perpres)
tersebut adalah: 1) Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2015 tentang
Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi
di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi; dan 2) Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di
Wilayah Provinsi Daerah Ibu kota Jakarta. Pembanguan LRT Jabodebek dimulai
sejak ground breaking oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 9
September 2015.
Invetasi
yang digelontorkan untuk pembangunan LRT Jabodebek mencapai Rp29,9 triliun. Sebagian besar
investasi tersebut ditanggung oleh PT KAI (Persero) dengan nilai Rp25,7 triliun
dan Rp4,2 triliun sisanya ditanggung oleh kontraktor PT. Adhi Karya (Persero).
Investasi untuk pembangunan LRT Jabodebek tahap I (kesatu) mencapai Rp2,745 triliun yang
terbagi atas 51 persen atau Rp1,4 triliun dibiayai oleh Penyertaan Modal Negara
(PMN) melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2015. Sisanya, Rp1,345 triliun dari dana publik dari hasil penjualan
saham right issue kuartal pertama 2015.
LRT Jabodebek diyakini akan
menjadi transportasi publik yang nyaman. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan
bahwa pembangunan LRT Jabodebek merupakan salah satu program prioritas
nasional. Oleh sebab itu, LRT Jabodebek menjawab tuntutan masyarakat akan
transportasi umum yang aman, nyaman dan memiliki ketepatan waktu yang tinggi.
LRT Jabodebek akan dioperasikan
dalam 6 (enam) rute, yaitu: 1) Cawang
– Harjamukti;
2) Cawang – Kuningan – Dukuh Atas; 3) Cawang
– Jatimulya;
4) Dukuh Atas – Palmerah Senayan; 5) Harjamukti – Bogor;
dan 6) Palmerah – Grogol/Bogor. Track
tidak menggunakan sepur narrow gauge 1.067 mm seperti yang
ada di Jawa dan Sumatra, Tetapi, sepur standar 1.435 mm untuk memudahkan
dalam pemilihan dan pembelian sarana.
Bagaimana kapasitas
LRT Jabodebek untuk melayani 3 (tiga) lintasan? Perlu diketahui bahwa kapasitas
yang ada di LRT Jabodebek adalah: 1) Kapasitas kereta pada kondisi normal
sebanyak 740 penumpang (per kereta mampu menampung 118 penumpang), sedang saat
kondisi sesak bisa menampung 1.308 penumpang (per kereta mampu menampung 208
penumpang); dan 2) Kapasitas penumpang terdiri dari 174 tempat duduk dan untuk
penumpang berdiri sebanyak 566 penumpang.
LRT
Jabodebek mempunyai panjang lintasan 82,9 km dan melewati 18 stasiun. Stasiun
LRT Jabodebek untuk lintasan Cawang - Harjamukti, yaitu: 1) Stasiun LRT
Harjamukti; 2) Stasiun LRT Ciracas; 3) Stasiun LRT Taman Mini Indonesia Indah;
dan 4) Stasiun LRT Kampung Rambutan. Lintasan Cawang - Jatimulya, yaitu: 1) Stasiun
LRT Jati Mulya; 2) Stasiun LRT Bekasi Barat; 3) Stasiun LRT Cikunir-2; 4) Stasiun
LRT Cikunir-1; dan 5) Stasiun LRT Jati Bening Baru. Untuk lintasan Cawang -
Dukuh Atas, yaitu: 1) Stasiun LRT Cawang; 2) Stasiun LRT Cikoko; 3) Stasiun LRT
Ciliwung; 4) Stasiun LRT Pancoran; 5) Stasiun LRT Kuningan; 6) Stasiun LRT
Rasuna Said; 7) Stasiun LRT Setia Budi; 8) Stasiun LRT Dukuh Atas. Lokasi Depo
LRT Jabodebek berada di Jati Mulya.
Sedangkan,
panjang lintasan tahap I pembangunan LRT Jabodebek dengan 3 lintasan layanan
yaitu 44,43 km. Tahap 1 ini mencakup : 1) lintasan Cawang-Cibubur; 2) Cawang
Dukuh Atas; dan 3) Cawang-Bekasi Timur. Sudah ada
5 trainset (rangkaian kereta) LRT
Jabodebek yang akan melayani 3 (tiga) lintas layanan tersebut. Secara
keseluruhan akan ada 31 rangkaian kereta yang melayani ketiga lintas layanan
tersebut.
Teknologi
Tinggi
Sebuah kebanggaan untuk
bangsa karena LRT Jabodebek merupakan
produk dalam negeri. Gerbang kereta untuk LRT Jabodebek diproduksi oleh PT INKA
(Persero) Madiun Jawa Timur. Untuk memenuhi kebutuhan LRT Jabodebek, maka kereta LRT
Jabodebek dikirim
dari PT INKA (Persero) Madiun ke Depo sementara LRT Jabodebek. Depo terletak di
Stasiun Harjamukti Cibubur Jakarta Timur. Pengiriman sebanyak 6 buah kereta
melalui jalur darat dengan mobil angkut atau Multi-Axle Truck yang memakan waktu 4 hari. Perlu diketahui bahwa Multi-Axle Truck disesuaikan
dari tinggi, lebar dan berat beban kereta LRT Jabodebek, agar bisa berjalan di
beberapa kondisi jalan yang akan dilalui.
LRT
Jabodebek merupakan transportasi darat yang dibuat dengan teknologi tinggi. Ada
6 hal yang menunjukan bahwa LRT Jabodebek menjadi teknologi masa depan, yaitu:
1) Desain khusus (varian desain tampilan kereta dibuat berdasarkan kearifan lokal); 2) Konten lokal (penelitian.
proses
desain, teknologi, teknik & produksi diselesaikan di Indonesia); 3) Kepemimpinan biaya atau DKBP (Desain,
Kualitas, Biaya & Pengiriman); 4) Stok industri bergulir secara nasional (Diproduksi oleh PT INKA Madiun, Stok Bergulir secara nasional di Asia Tenggara); 5) Branding nasional (LRT
adalah Transportasi Modern di Indonesia); dan 6) Teknologi canggih (Ringan, Kuat, Khas & Modular, Bodi
mobil sebagai komponen konten lokal utama menggunakan ekstrusi alumunium 6061).
Kecanggihan dari LRT Jabodebek yang bisa menjadi langkah awal
kemajuan perkeretaapian Indonesia terletak pada sistem pengoperasian. LRT Jobodebek
dioperasikan dengan sistem driver less
atau tanpa masinis. Dan, setiap rangkaian LRT Jabodebek bisa melaju dengan
kecepatan maksimal 100 km per jam.
Senada dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bahwa LRT Jabodebek nantinya bakal
beroperasi tanpa menggunakan masinis (driver
less). LRT Jabodebek lebih canggih dari MRT buatan Jepang. Karena, LRT
Jabodebek dioperasikan menggunakan teknologi tingkat otomasi Grade of Atomation (GoA). Serta, ada 4
hal yang bisa menjadi kelebihan dari LRT Jabodebek, yatiu: 1) Cepat dan aman;
2) Efisien dan ramah limgkungan; 3) Ringan dan nyaman; dan 4) Modern dan
transportasi era baru.
Bagaimana dengan
kondisi interior LRT Jabodebek? Tampilan desain interior memberi kesan
eksklusif. Model tempat duduk (seat)
penumpang yang terlihat elegan. Desain interior yang modern dan nyaman membuat
para penumpang betah melakukan perjalanan dengan LRT Jabodebek.
Tekad
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk membangun LRT Jabodebek menjadi
harapan besar masyarakat. Meski, banyak tantangan yang menghadang dalam
pembangunan LRT Jabodebek tersebut. Setidaknya, ada 6 tantangan dalam pembangunan LRT Jabodebek adalah: 1) Adanya tiga fase
engineering yaitu fase basic engineering
design & detail engineering
design, frase procurement dan fase
kontruksi yang dikerjakan secara paralel dalam waktu 3 tahun; 2) Memerlukan
koordinasi dengan proyek lain yang bersinggungan, seperti kereta api cepat dan Japek Elevated; 3) Analisa batas-batas
ketinggian (clearance); 4) waktu
kerja yang terbatas, hanya 6 jam; 5) ketersediaan lahan; dan 6) percepatan
penyelesaian pembiayaan (financial closed).
Mengatasi tantangan
pembangunan LRT Jabodebek bertujuan untuk meminimalisir kemacetan lalu lintas. Oleh
sebab itu, hal yang dilakukan adalah melakukan terobosan dalam pemilihan lahan.
Pembangunan LRT Jabodebek di area jalan tol menjadi pilihan terbaik. Alasan
pemilihan lokasi LRT Jabodebek di area jalan tol adalah: 1) sejalan dengan
tujuan pembangunan LRT Jabodebek yakni untuk mengurangi kepadatan lalu lintas,
maka pemilihan lokasi jalan tol dapat meminimalisir kepadatan di jalan besar
atau jalan protokol; dan 2) pembangunan LRT Jabodebek yang dilakukan di jalan
tol mampu mengurangi volume kepadatan kendaraan pribadi secara signifikan.
Bukan
hanya di area jalan tol, pembangunan LRT Jabodebek juga didesain melayang (elevated). Dibangun melayang dengan
ketinggian antara 9-12 meter di atas permukaan tanah. Alasan utama LRT Jabodebek
dibuat melayang yaitu: 1) dapat menghemat biaya dan waktu pengerjaan; 2)
Banyaknya flyover dan JPO (Jembatan
Penyeberangan Orang) yang dilewati sepanjang perlintasan; 3) meminimalisir
pembebasan lahan; dan 4) mencegah kecelakaan lalu lintas karena menghindari
perlintasan sebidang.
Salah satu track LRT Jabodebek melewati sungai
Ciliwung. Oleh sebab itu, teknologi long
span (bentang panjang) diterapkan agar pembangunan dapat berjalan tanpa
menganggu aktivitas jalur di bawahnya. Maka dari itu, teknologi tinggi lainnya
dari pembangunan LRT Jabodebek yang tidak kalah hebat adalah penerapan teknologi Long Span (bentang panjang). Teknologi
Long Span menggunakan Vertikal Tendon, Tendon yang dipasang
dari bawah ke atas. Tendon sendiri merupakan elemen baja seperti kawat baja,
kabel batang, kawat untai atau suatu bundel dari elemen-elemen tersebut.
Dalam teknologi Long Span juga menggunakan U-Box Girder yang merupakan kombinasi dari
U-Shaped dan Box Girder berbentuk langsing dan tipis. Jenis Girder tersebut bisa mengurangi polusi
udara saat LRT Jabodebek dioperasikan. Teknologi long span (bentang panjang) yang ada dalam pembangunan LRT
Jabodebek diklaim merupakan long span
terpanjang di Asia.
Beberapa teknologi pemasangan
long span (bentang panjang) yang
digunakan dalam pembangunan LRT Jabodebek di antaranya: 1) Long Span JORR dengan menggunakan U-Box Girder sepanjang 90 m; 2)
Long Span Kali Bekaasi dengan menggunakan U-Box Girder sepanjang 54-90-54 (m);
dan 3) Long Span Cililitan dan Cikoko dengan menggunakan Box Girder sepanjang
54-90-54 (m).
Kombinasi teknologi long span dan U-Box Girder membuat pembangunan LRT
Jabodebek sebagai teknologi transportasi masa depan. Bahkan, penerapan teknologi
U Shaped Girder merupakan teknologi pertama
kali digunakan di Indonesia pada pembangunan LRT Jabodebek. Adapun, alasan LRT
Jabodebek menggunakan U Shaped Girder
adalah: 1) mengurangi tinggi pier; 2)
mengurangi tinggi struktur stasiun sehingga tidak memerlukan ruang yang terlalu
banyak; dan 3) mengurangi ukuran pondasi yang besar, sehingga struktur kolom
LRT Jabodebek lebih ramping. Anda bisa melihat infografis berikut ini:
Bagaimana progres pembangunan LRT
Jabodebek? Sesuai data dari PT Adhi Karya (Persero), selaku kontraktor, progres
pembangunan baru mencapai 65,77 persen. Rinciannya, progres LRT Jabodebek
lintas Cawang-Cibubur (Cawang -
Taman Mini - Kampung Rambutan - Ciracas - Kampung Rambutan) mencapai 90 persen.
Untuk lintas Cawang-Dukuh Atas (Cawang
- Ciliwung - Cikoko - Kuningan - Rasuna Said - Karet Kuningan - Setiabudi -
Dukuh Atas) mencapai 55,91 persen.
Sedangkan, lintas layanan Cawang -
Bekasi Timur (Cawang - Halim - Jati Bening Baru - Cikunir - Cikunir 2 -
Bekasi Barat – Jatimulya) mencapai 53,84 persen.
Sebagai informasi, satu rangkaian gerbong LRT Jabodebek telah diangkat
dan diparkir di Depo Stasiun Harjamukti. Sebelum dioperasikan secara resmi maka
perlu adanya tes dan uji coba terlebih dahulu. LRT Jabodebek harus melalui
berbagai tes dan uji coba. Trek, kereta, prasarana, komunikasi dan lain-lain
harus melewati tes dan uji coba. Sehingga, saat beroperasi akan minim terhadap kendala.
Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa tes dan uji coba
LRT Jabodebek akan dilakukan bertahap. Pemerintah mempunyai waktu 2 tahun untuk
melakukan uji coba sebelum beroperasi secara komersial pada November 2021
mendatang. Hal ini berdasarkan pada pengalaman operasional MRT Jakarta dan LRT
Palembang. Waktu uji coba yang panjang diperlukan agar operasional LRT
Jabodebek bisa optimal.
"Jadi kalau
sekarang ini kita akan mencoba dari Cibubur sampai ke Cawang," (Budi Karya
Sumadi, Menteri Perhubungan RI, di kantor Kemenko Kemaritiman tanggal 7 Oktober
2019)
Akhirnya,
harapan besar bangsa Indonesia dengan adanya kemajuan teknologi LRT Jabodebek.
Hal ini akan menjadi awal perkembangan teknologi perkeretaapian. Dan, menjadi
modal besar menatap masa depan Indonesia Maju. Di mana, bangsa Indonesia
mengidam-idamkan kemajuan transportasi yang modern, aman dan nyaman. Agar, bisa
bersaing atau lebih maju dibandingkan bangsa-bangsa di dunia.
Beroperasinya
LRT Jabodebek pada November 2021 mendatang, bukan keberhasilan Menteri
Perhubungan atau Presiden Joko Widodo saja. Tetapi, keberhasilan dari seluruh rakyat Indonesia.
Seperti, dalam cuitan Presiden Joko Widodo di media sosial Twitter menjelang
pelantikannya sebagai Presiden RI 2019-2024 tanggal 20 Oktober 2019 lalu,
“Kerja Bersama, untuk Indonesia Maju”.
Sumber
tulisan:
CNN Indonesia
Kompas.com
LRTCity
LRT Jabodebek
Wikipedia