“NEW YORK TIMES” DAN UPAYA “PENJEGALAN” PRABOWO
“NEW
YORK TIMES” DAN UPAYA “PENJEGALAN” PRABOWO
Oleh
Casmudi, S.AP
Berita mengenai Prabowo yang dimuat Harian International New York Times tanggal 27 Maret 2014 dengan judul “Candidate’s Run Raises Rights concerns” yang berisi tentang masa lalu Prabowo dalam
hal pelanggaran HAM. Terhadap isi artikel tersebut dengan gamblang Prabowo
telah membantahnya.
Yang sungguh menarik adalah berita
tersebut terletak di halaman pertama dan menjadi headline di harian tersebut. Tentunya para pembaca pun akan tertuju
secara mayoritas pada berita tersebut. Yang menjadi pertanyaan besar adalah ada
maksud apa sampai sebegitu heboh pencapresan Prabowo sampai menarik perhatian
media international USA sekelas New York Times?
Menurut analisa saya adalah berhubungan dengan visi dan misi yang
diemban Prabowo melalui Partai Gerindra untuk mengikuti Pilpres 2014. Apalagi
dalam setiap kampanye politiknya, Prabowo selalu mengusung tentang kebocoran
pendapatan negara setiap tahunnya 1000 triliun. Prabowo juga bertekad
menjadikan bangsa Indonesia bukan menjadi bangsa “kacung” yang mau diatur-atur oleh negara lain. Prabowo beranggapan
bahwa hubungannya dengan negara lain harus menerapkan pedoman “berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah”.
Bahkan, ingin menjadikan bangsa Indonesia tidak menjadi budak di negeri sendiri.
Yang paling fenomenal adalah penerapan “ekonomi kerakyatan” yang berdasarkan pada kesejahteraan rakyat
Indonesia”. Prabowo pun bukanlah tipe anti asing. Negara asing boleh menanamkan
investasinya di Indonesia, tetapi Indonesialah yang wajib mempunyai kebijakan
besar dan keuntungan besar. Bukannya negara lain. Tanah kita yang punya, air
pun kita yang punya, serta sumber daya alam lain pun kita punya. Mengapa kita
yang dibuat miskin oleh negara lain? Makanya,
semua sumber daya alam akan dikendalikan secara baik.
Perlu diketahui, bahwa slogan, program dan kampanye politik Prabowo
telah menggaung seluruh dunia karena diliput oleh berbagai media baik nasional
maupun international. Rupanya negara asing yang punya kepentingan besar untuk
mengeruk “harta dan kekayaan alam” Indonesia dibuat gerah dengan berbagai statement Prabowo dalam kampanye
politiknya. Negara asing, seperti USA termasuk Australia yang mempunyai
kepentingan besar terhadap Indonesia dibuat “gerah” plus ketar-ketir serta
“ketakutan” jika Prabowo menjadi RI 1 ke-7.
Hal ini dikarenakan investasi
besar-besaran yang telah “melahap” kekayaan Indonesia akan “disingkirkan”.
Sebagai contoh investasi besar yang menjadi pusat perhatian adalah keberadaan
Freeport Indonesia dan Exxon. Tidak ketinggalan pula keberadaan Newmont dan
Coca Cola. Dan masih banyak yang lainnya. Negara asing, khususnya USA khawatir
sekali, jika Prabowo menjadi RI 1, keberadaan investasi tersebut akan “terusik”,
bahkan akan menjadi “nama”. Padahal, kita tahu bahwa investasi raksasa tersebut
merupakan “mesin pencetak uang” USA.
Oleh sebab itu, USA berusaha
mati-matian untuk menjegal atau
menyingkirkan Prabowo dari kursi
kepresidenan. Semua cara pun dilakukan seperti black campaign (kampanye hitam) melalui media baik lokal maupun
internasional. Akhirnya isu pelanggaran HAM pun digulirkan. USA pun akan
berusaha sampai titik darah penghabisan untuk mendukung capres yang
diindikasikan bisa “disetir” dalam
kebijaksanaannya. USA mendukung capres yang bisa dikendalikan dengan tangannya.
Ada yang melalui survei pesanan sampai penggelontoran
dana pengusaha kaya. Sampai ada ungkapan bahwa “kalau ingin menjadi Presiden Indonesia, maka harus sowan ke Amerika”.
Betapa dahsyatnya pengaruh USA terhadap Indonesia. Pantaslah sistem
kapitalisasi sulit diberantas di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan asing sungguh menggurita di Indonesia, sementara
UMKM semakin terpuruk dan hidup segan
mati tak mau. Kembang-kempis.
Munculnya Prabowo menjadi angina
segar dan berusaha untuk mendobrak ketergantungan Indonesia terhadap asing. Merubah
bangsa “budak” menjadi bangsa yang bermartabat. Indonesia harus menjadi bangsa
yang berdikari dan menjadi “Macan Asia” seperti masa kepemimpinan Soekarno.
Namun, segalanya akan berjalan
setelah Pilpres 2014 dan jika Prabowo yang menjadi pemenangnya. Tentu, berbagai
halangan akan terus menghadang. Tetapi, niat suci Prabowo akan terus melaju.
Selamat berjuang, Jendral!
Denpasar, 30 Maret 2014 – menjelang Hari
Raya NYEPI
NB. Semoga analisa saya berkenan.
Post a Comment for "“NEW YORK TIMES” DAN UPAYA “PENJEGALAN” PRABOWO"